PBB pun 'Terganggu' oleh Rencana Pembakaran Al-Quran pada 9/11

PBB menyatakan keprihatinan sangat mendalam atas rencana sebuah gereja Amerika untuk membakar Al-Quran dalam peringatan mengenang peristiwa serangan 9/11.

Meskipun gelombang besar suara mengutuk rencana tersebut, pejabat AS telah gagal sejauh ini untuk mengambil langkah hukum untuk menghentikan tindakan tak bermoral itu, yang dipandang oleh banyak orang sebagai tanda Islamofobia dan rasisme di Amerika Serikat.

"Sekjen PBB sangat terganggu oleh laporan dari sebuah kelompok keagamaan kecil yang berencana untuk membakar salinan Al-Quran," kata Farhan Haq, juru bicara PBB, dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu kemarin (8/9).

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon berpendapat menghina kitab suci agama lain tidak dapat ditoleransi oleh agama apapun, tambah juru bicara PBB.

"Tindakan tersebut tidak dapat dibiarkan oleh agama apapun," dikutip AFP dari perkataan Haq.

Gereja Dove World Outreach Center di Florida bertentangan dengan upaya PBB dan banyak orang di seluruh dunia untuk mempromosikan toleransi, pemahaman antar budaya dan saling menghormati antar budaya dan agama," katanya menambahkan.

Banyak negara-negara muslim, termasuk Pakistan, Afghanistan, India dan Indonesia telah mengadakan demonstrasi besar-besaran terhadap rencana gereja AS tersebut.

Meskipun adanya kemarahan global, pendeta Dove World Outreach Center Terry Jones mengatakan ia akan tetap meneruskan rencana gilanya.

Pembakaran salinan kitab suci umat Islam bertepatan dengan perayaan untuk Idul Fitri, yang menandai akhir bulan suci Ramadhan, yang akan dirayakan oleh hampir 1,5 miliar umat Islam di seluruh dunia.(fq/prtv)