Penelitian Terbaru: Umat Islam London Hadapi Ancaman dari 3 Kelompok

IlustrasiSebuah laporan penelitian terbaru mengungkapkan tren di belakang meningkatnya kekerasan terhadap umat Islam di London. Hal ini memberikan penjelasan terkait konteks adanya rasa takut dan prasangka negatif terhadap umat Islam, yang menjadi dasar untuk melakukan kekerasan terhadap komunitas Muslim.

Ini adalah langkah pertama dalam sebuah proyek penelitian selama sepuluh tahun yang dipimpin oleh European Muslim Research Centre di Universitas Exeter, yang menyelidiki Islamophobia dan kejahatan rasial anti-Muslim di kota-kota dan negara-negara di seluruh Eropa.

Dr Jonathan Githens dan Dr Robert Lambert MBE, dari Universitas Exeter telah menulis sebuah laporan yang berjudul ‘Islamophobia dan Kejahatan rasial Anti-Muslim: studi pertama atas kasus di London’, dari Pusat Penelitian baru Muslim Eropa.

Laporan ini diluncurkan pada Rabu kemarin (28/4) dalam sebuah kemitraan dengan kelompok-kelompok masyarakat Muslim untuk memberikan penelitian tentang umat Islam di Eropa. Penulis juga menyerukan kepada pemerintah, media dan polisi agar lebih serius mengambil tindakan terhadap kejahatan rasial anti-muslim di London.

Laporan mereka tersebut menemukan bahwa umat Islam di London menghadapi ancaman kekerasan dan intimidasi dari tiga kelompok.

Pertama dari lingkungan kecil nasionalis ekstremis yang mendukung kekerasan yang secara analisis politik sama dengan Partai Nasional Inggris (BNP).

Kedua dari geng di kota London yang tidak memiliki kesetiaan atau berafiliasi ke BNP.

Ketiga dari sejumlah kecil warga London dan para wisatawan yang ke London yang tampaknya bertindak atas dasar prasangka negatif dari hasil yang mereka peroleh melalui penggambaran negatif Media terhadap umat Muslim yang sering mencap umat Islam sebagai teroris dan sebagai ancaman keamanan.

Laporan ini menggambarkan bagaimana kebencian-pelaku kejahatan terhadap umat Islam selalu dimotivasi oleh pandangan negatif terhadap umat Islam yang diperoleh dari media-media utama atau laporan dan komentar dari kelompok nasionalis ekstremis.

Menyebarnya stereotip ini dan adanya ketakutan yang tidak berdasar warga London, telah menjauhkan dan mengisolasi umat Islam yang mereka anggap sebagai ancaman terhadap keselamatan, keamanan dan kohesi sosial. Seorang komentator politik dan jurnalis Peter Oborne, mengatakan dalam kata pengantar laporan tersebut bahwa Muslim Inggris sekarang menjalankan peran sebagai orang buangan yang tidak menimbulkan kecemburuan sosial yang sebelumnya dimainkan oleh warga keturunan Jerman, Katolik Roma, orang Yahudi dan India Barat.

Dr Githens-Mazer dari Universitas Exeter, dalam laporannya tersebut berkata, "Kejahatan rasial Anti-Islam di London telah menyebabkan kematian dan cedera serius dan umumnya mengakibatkan adanya penderitaan, ketakutan dan kesusahan bagi kelompok minoritas lainnya di ibukota.

Namun, motivasi melakukan kejahatan kebencian anti-Muslim tidak dipahami dengan baik oleh pemerintah, media atau polisi sebagai kejahatan rasial.

Dia menambahkan, masalah tambahan ikut muncul karena sejumlah besar Muslim di London tidak melaporkan kejahatan yang mereka alami ke polisi, sehingga menyulitkan untuk menilai atau mengukur skala masalah.

Bukti untuk laporan ini berasal dari wawancara mendalam dengan para korban kejahatan rasial anti-Muslim, dan dalam beberapa kasus juga mewancarai pelaku kejahatan rasis.

Laporan ini dimaksudkan untuk memperkenalkan kepada para politisi, pegawai negeri, polisi, media dan masyarakat untuk melihat perspektif masyarakat terhadap umat Islam yang sering tersembunyi.

Laporan tindak lanjut yang lebih rinci terkait Islamophobia dan Kejahatan anti Muslim di Inggris akan keluar pada bulan Juli 2010 mendatang yang akan menganalisis situasi di kota-kota Inggris lainnya.(fq/iina)