Pengakuan Karadzic: "Ada Kekuatan Dunia Yang Telah Merancang Perang Bosnia"

Terdakwa penjahat perang Bosnia Radovan Karadzic mengungkap adanya "kekuatan-kekuatan besar dunia" yang sengaja memicu perang Bosnia. Karadzic kini sedang menjalani pengadilan di International Criminal Tribunal atas tuduhan genosida, kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan dalam perang Bosnia yang terjadi tahun 1992-1995.

"Pecahnya Yugoslavia dan perang Bosnia sudah dirancang oleh kekuatan-kekuatan dunia itu, jauh sebelum saya terjun ke politik. Mereka kemudian merancang semua peristiwa itu dengan kemampuan intelejen dan militer mereka," ujar Karadzic seperti dilansir AFP.

Karadzic tidak menyebutkan siapa "kekuatan-kekuatan dunia" yang ia maksud, namun ia menyebut sejumlah dokumen dari beberapa negara seperti Prancis, Jerman dan AS dalam persidangannya. "Dengan apa yang terjadi di Bosnia, dunia bisa melihat bagaiman sejumlah negara memanfaatkan dan mempermainkan negara kecil untuk kepentingan geopolitik mereka. Misalnya, untuk kepentingan pengerahan aliansi pasukan dan mencapai tujuan membentuk sebuah imperium," papar Karadzic yang baru tertangkap setelah 13 tahun menjadi buronan.

Karadzic mengungkapkan harapannya agar diberi kesempatan untuk mengungkap apa yang sebenarnya terjadi dalam perang Bosnia, yang diikuti dengan tercerai berainya Yugoslavia. "Saya ingin pengadilan ini mengungkap siapa sebenarnya yang bertanggung jawab atas ini semua," harap Karadzic.

Karadzic menyatakan kekecewaannya karena pengadilan menolak hearing yang bisa menjadi kesempatan baginya untuk membeberkan bukti tentang keterlibatan AS yang bisa mempengaruhi jalannya pengadilan. Menurut mantan pemimpin Serbia itu, AS pernah menawarkan kesepakatan jika Karadzic mau mundur dari muka publik. Tawaran itu, kata Karadzic, disampaikan pada tahun 1995 oleh Richard Hoolbroke yang ketika itu menjadi juru runding AS dalam upaya penyelesaian perang Bosnia. Hoolbroke sekarang menjadi utusan khusus pemerintahan Obama untuk Pakistan dan Afghanistan.

Karadzic mengungkapkan, selain Hoolbroke, Menlu AS saat itu, Madeleine Albright juga ikut terlibat dalam kesepakatan. Masih menurut Karadzic, ia awalnya memberikan persyaratan atas tawaran kesepakatan tersebut, tapi ia akhirnya menyadari bahwa AS sebenarnya berniat untuk melenyapkannya.

Hoolbroke membantah keras pengakuan Karadzic. Tapi Karadzic bersumpah akan membuktikannya di pengadilan bulan September mendatang. "Saya akan menghadirkan saksi mata yang bisa memberikan gambaran yang benar tentang siapa sesungguhnya yang bertanggungjawab atas kekacauan di Bosnia," tukas Karadzic.

Apapun pernyataan Karadzic, perang Bosnia menjadi pembantaian manusia terburuk yang pernah terjadi sejak masa Perang Dunia II. Karadzic memimpin pasukan Serbia yang mengusir dan membantai warga Muslim dan penduduk non-Serbia dengan cara yang keji. Lebih dari 8.000 Muslim, terdiri dari kaum lelaki, perempuan dan anak-anak menjadi korban pembantaian pasukan Karadzic dan lebih dari 20.000 kaum perempuan Muslim menjadi korban perkosaan sebagai bagian dari teror yang dilakukan Karadzic. Para korban tewas dalam perang tersebut dipendam dalam sebuah kuburan masal yang terbongkar beberapa tahun kemudian. (ln/iol)