Rusia Dibalik Jatuhnya Pemerintahan Bakiyev

Penguasa baru Kyrgyztan memproklamirkan pemerintahan baru secara sepihak, dan menyampaikan terima kasih kepada Moskow, yang telah membantu mendepak Presiden Kurmanbek Bakiyev dari kekuasaannya, dan penguasa baru itu juga berjanji akan menutup pangkalan militer AS yang ada di Kyrgyztan yang digunakan mensuplai agresi AS ke Afghanistan.

Pernyataan penguasa baru itu, tak lama sesudah berhasil mendepak Presiden Bakiyev dai kekuasaannya. Ini bukan hanya perebutan antara kaum oposisi dengan Bakiyev, tetapi ini perebutan dua raksasa, yaitu antara Rusia dengan AS, di kawasan Asia Tengah. Seperti diketahui bahwa Asia Tengah, menyuplai  35 persen dari gas dunia.

Peristiwa jatuhnya Bakiyev, tak lama sesudah Presiden AS Barack Obama dan Presiden Rusia Dmitry Medvedev menandatangani pengurangan senjata nuklir, di ibukota Czeck, Praha, dan langsung delegasi Rusia mengunjungi Kyrgyztan, dan Rusia mengakui pemerintahan baru, yang dibawah kaum oposisi.

Penguasa sebelumnya Bakiyev merupakan boneka AS, dan Kyrgyztan menjadi pangkalan utama militer AS, yang digunakan untuk menggempur Taliban dan menyerang ke wilayah Pakistan dari wilayah Asia Tengah. Maka dengan adanya perubahan politik di Kyrgyztan ini, tentu akan membuat kebijakan baru bagi Rusia atas Kyrgyztan yang ingin menjadikan negara itu sebagai sekutu barunya.

Omurbek Tekebayev yang ikut memimpin gerakan oposisi Kyrgyztan, nampaknya akan merumuskan konstitusi baru bagi Kyrgyztan, dan akan menutup Pangkalan Udara AS di Manas.

Rusia telah mengambil bagian penting dalam menjatuhkan Bakiyev. "Anda melihat bagaimana para pejabat Rusia gembira, ketika Bakiyev telah pergi Bishkek", ujar pejabat Kyrgyztan.

Sementa itu, pejabat Rusia yang terkemuka telah bertemu dengan tokoh oposisi utama Kyrgyzan, Roza Otunbayeva, dan Rusia telah mengakui Otunbayeva sebagai penguasa baru di negeri Asia Tengah itu. Sekalipun Perdana Menteri Rusia, Vladimir Putin, menolak dikaitkan keterlibatan Rusia dengan jatuhnya pemerintahan di Kyrgyztan.

Sekarang ada 150 orang pejabat penting militer Rusia, yang sudah berada di Kyrgyztan, dan mereka berada di pusat militer Kyrgyztan di Kant. Dan, oposisi yang dipimpin Otunbayeva terus melakukan konsolidasi dan dengan dukungan Moskow. (m/arbns)