Perusahaan Eksportir Israel Terkena Dampak Gerakan Boikot

Harian bisnis berbahasa Ibrani ‘The Marker’ merilis laporan tentang pengaruh gerakan boikot produk Israel terhadap kinerja perusahaan eksportir di negara Zionis itu. Laporan tersebut berdasarkan polling yang dilakukan lembaga Israel Union Industrialist dengan melibatkan 90 perusahaan Israel dari berbagai sektor, mulai dari perusahaan teknologi tinggi, konstruksi, tekstil dan perusahaan yang memproduksi bahan makanan.

Polling menunjukkan, 21 persen dari para eksportir Israel mengakui secara langsung terkena dampak gerakan boikot produk Israel yang diserukan kembali awal tahun 2009 bersamaan dengan agresi brutal Israel ke Jalur Gaza bulan Januari kemarin.

Gerakan boikot produk Israel pertama kali diserukan pada tahun 2005. Gerakan boikot ini dilakukan oleh seluruh warga Palestina yang tersebar berbagai pelosok dunia, para aktivis kemanusiaan dan organisasi-organisasi perdamaian yang mengecam kekejaman Israel di Palestina. Mereka menggelar kampanye dan aksi massa untuk menyebarluaskan gerakan boikot produk Israel sebagai bentuk protes atas tindakan sewenang-wenang Israel terhadap rakyat Palestina.

Sebagian kelompok menyerukan boikot seluruh produk Israel, kelompok lainnya hanya terbatas pada boikot produk-produk Israel yang berasal dari pemukiman-pemukiman Yahudi dan perusahaan-perusahaan yang mengambil keuntungan dari penjajahan Israel di tanah Palestina.

Para aktivis melakukan gerakan boikot terhadap Israel, terinspirasi dari gerakan menentang apartheid di Afrika Selatan pada era tahun 1980-an. Mereka mengatakan, ada kesamaan antara sistem apartheid di Afrika Selatan dan kebijakan diskriminatif yang diterapkan Israel di tanah Palestina. Israel misalnya membuat aturan-aturan yang mendiskriminasikan warga Arab Palestina, membuat pos-pos pemeriksaan ilegal di wilayah Palestina, mengusir warga Palestina dari rumah dan tanah-tanah mereka.

"Apartheid diberlakukan dan sudah menguratakar pada rezim kolonial Israel. Rezim ini mendirikan negara hanya untuk orang-orang Yahudi baik secara de jure maupun de facto. Tindakan itu termasuk menerapkan berbagai mekanisme yang digunakan sebagai pembenaran atas praktek-praktek apartheid yang ditandai dengan pemindahan paksa populasi masyarakat setempat, penguasaan wilayah, eksploitasi sumber daya manusia, pelecehan dan pembunuhan massal," demikian penjelasan organisasi Stop the Wall, organisasi yang menentang pembangunan tembok pemisaha Israel yang dibangun di sepanjang wilayah Tepi Barat.

Sejumlah perusahaan yang diboikot adalah Motorola yang memproduksi alat pendorong roket-roket jenis M80 buatan Israel, Caterpillar yang memproduksi buldoser D9 yang digunakan Israel untuk menghancurkan rumah-rumah warga Palestina, perusahaan Connex dan Alstom yang memenangkan tender pembangunan jalur kereta cepat yang melintasi kawasan-kawasan Palestina di Yerusalem Timur. Untuk membangun jalur kereta itu, Israel juga menggusur rumah-rumah rakyat Palestina tanpa memberikan kompensasi. Perusahaan lainnya yang diboikot adalah Agrexco, perusahaan Israel yang mengekspor buah-buahan dan sayuran dengan menggunakan merk ‘Carmel’. Buah-buahan dan sayur-sayuran itu ditanam petani Israel di tanah-tanah milik warga Palestina di Tepi Barat yang dirampas pemerintah Israel untuk dijadikan pemukiman.

Hasil polling selengkapnya tentang pengaruh gerakan boikot produk Israel di seluruh dunia terhadap perusahaan-perusahaan Israel akan dirilis oleh Alternative Information Center dalam beberapa hari mendatang. (ln/IMEMC)