Meningkat, Warga Israel yang Membenci Obama

Makin banyak waarga Israel yang meyakini bahwa Presiden AS Barack Obama lebih pro-Palestina. Dalam sebuah polling yang dirilis Jerusalem Post disebutkan keyakinan itu makin meluas di kalangan warga Israel yang menilai Obama telah menekan Israel agar menghentikan pembangunan pemukiman Yahudi di wilayah Palestina.

Hasil polling menunjukkan, 50 persen responden meyakini Obama lebih pro-Palestina, 36 persen reponden bersikap netral dan hanya 6 persen responden yang menganggap Obama masih pro-Israel. Jika dibandingkan dengan hasil polling bulan Mei kemarin, sebelum pertemuan antara Obama dan PM Israel Benjamin Netanyahu, jumlah responden yang meyakini bahwa Obama pro-Israel masih lebih tinggi, yaitu 31 persen dan hanya 14 persen warga Israel yang menilai Obama pro-Palestina.

Sikap warga Israel berubah drastis setelah Obama memberikan pidatonya untuk dunia Islam di Kairo. Dalam pidato tersebut, Obama mendesak rezim Zionis Israel untuk menghentikan pembangunan pemukiman Yahudi di Tepi Barat dan menerima prinsip-prinsip solusi dua negara.

Desakan-desakan Obama terhadap Israel membuat kekhawatiran di kalangan warga Israel makin tinggi. Mereka takut Obama akan menjauhkan diri dari kaum Yahudi dan lebih memilih meningkatkan hubungan dengan negara-negara Arab dan Muslim.

Lebih lanjut, polling yang dilakukan oleh Jerusalem Post dan Smith Research terhadap 500 orang Yahudi Israel menyebutkan bahwa lebih dari 50 persen responden mendukung penggusuran pos-pos keamanan yang dibangun secara liar dan ilegal oleh militer Israel. Tapi 69 persen responden menolak penghentian pembangunan pemukiman.

Saat ini, sekitar 430.000 warga Israel tinggal di lebih dari 100 pemukiman Yahudi yang dibangun Israel secara ilegal di wilayah Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem. Masalah pemukiman ini menjadi isu penting dalam proses negosiasi perdamaian Israel-Palestina. Presiden Palestina Mahmud Abbas menyatakan tidak mau melanjutkan pembicaraan damai sebelum pembangunan pemukiman-pemukiman Yahudi di tanah Palestina dihentikan. (ln/Fr24)