Presiden Lebanon Jadi Target Operasi Mata-Mata Israel

Duta Besar Lebanon untuk PBB Nawaf Salam secara resmi menyampakain keluhan negaranya pada Sekretaris Jenderal PBB Bank Ki-moon terkait dengan kegiatan mata-mata yang dilakukan Israel di Lebanon.

Pengaduan itu juga disampaikan Salam pada Duta Besar Turki untuk PBB Ertugul Apakan, yang sedang menjabat rotasi posisi ketua Dewan Keamanan PBB. Dalam pengaduan tersebut, Salam menyatakan bahwa kegiatan mata-mata yang dilakukan agen-agen Israel di Lebanon merupakan agresi terhadap negara dan kedaulatan Lebanon.

"Tindakan itu jelas melanggar resolusi internasional, terutama resolusi 1701," kata Saam.

Resolusi 1701 adalah resolusi PBB untuk mengakhiri agresi Israel ke Lebanon pada tahun 2006 lalu. Agresi itu menewaskan sekira 1.200 warga Lebanon dan mayoritas warga sipil.

Salam juga mengatakan, jaringan mata-mata Israel bertanggung jawab atas sejumlah kasus pembunuhan di Lebanon. Para agen mata-mata Israel, tambah Salam, juga mengintai Presiden Lebanon Michel Suleiman dan pejabat pemerintah Lebanon lainnya.

Dalam pengaduannya pada Sekjen PBB dan Ketua Dewan Keamanan PBB, Salam menyertakan daftar berisi 100 nama orang yang menjadi bagian jaringan mata-mata Israel. Agen mata-mata Israel itu melakukan penyadapan telepon bahkan memalsukan dokumen-dokumen resmi pemerintah Lebanon dalam melakukan operasinya.

Setahun belakangan ini, Lebanon melakukan operasi besar-besaran untuk menumpas kegiatan mata-mata Israel dan sudah menangkap belasan orang yang dicurigai sebagai mata-mata Israel, beberapa diantaranya adalah aparat keamanan dan pegawai kantor telekomunikasi Lebanon.

Selain melakukan kegiatan mata-mata, pesawat-pesawat tempur Israel juga berulang kali memasuki wilayah udara Lebanon tanpa izin, yang merupakan pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan dan kedaulatan negara Lebanon. (ln/prtv)