Ribuan Hindu Ekstrimis India Lakukan Provokasi di Kashmir

Ribuan pendukung kubu oposisi India Hindu-nasionalis berkumpul di sebuah jembatan yang menuju ke wilayah Kashmir Muslim pada hari Selasa kemarin (25/1) pada saat pejabat setempat berusaha menghentikan upacara bendera yang mereka lakukan yang dapat memicu kekerasan.

Polisi berhadapan dengan demonstran mengibarkan bendera Partai Bharatiya Janata (BJP) saat otoritas setempat memblokir rute ke Kashmir untuk menggagalkan rencana mereka menaikkan bendera nasional di negara mayoritas Muslim yang menentang untuk pemerintah India tersebut.

Polisi memaksa sekitar 7.000 pengunjuk rasa masuk ke bis dan mengusir mereka pergi, sumber polisi mengatakan, sedangkan sisanya 2.500 demonstran mencoba untuk menyeberang perbatasan dari wilayah Jammu ke Kashmir namun menghadapi penangkapan atau penahanan.

Para pejabat di Kashmir takut bahwa pemasangan bendera akan menunjukkan kontrol sentral India atas wilayah yang disengketakan itu dapat memicu protes lebih luas di mana lebih dari 100 orang tewas akibat bentrok dengan polisi tahun lalu.

"Tidak ada pembenaran apapun untuk mendorong sebuah agenda politik yang akan mempengaruhi perdamaian dan hukum dan ketertiban di negara bagian Jammu dan Kashmir," kata Menteri Dalam Negeri P. Chidamabaram dalam sebuah pernyataan.

"Akan sangat disayangkan jika para pemimpin BJP menentang pembatasan yang ditempatkan oleh pemerintah negara bagian atau sengaja menyebabkan pelanggaran perdamaian."

Pemerintah negara bagian, yang didukung oleh partai yang berkuasa partai Kongres, menyegel semua ruas jalan ke negara, media melaporkan, sehari setelah para pemimpin BJP Sushma Swaraj dan Arun Jaitley ditahan di bandara di kota utama Srinagar Kashmir dan dikirim kembali keluar.

Pejabat senior BJP mengatakan mereka kan mengibarkan bendera nasional di Srinagar, ibukota musim panas Kashmir, untuk merayakan Hari Republik India pada hari Rabu ini (26/1), adalah "tindakan patriotik", dan bersumpah untuk mendorong melanjutkan perjalanan mereka ke kota itu.

"Kami sudah mulai berbaris menuju Jammu & Kashmir … Kami berbaris dalam kelompok 500 orang memegang bendera India … kehadiran polisi besar di sisi lain jembatan," kata Swaraj, pemimpin BJP di majelis rendah parlemen, memposting di Twitter.

Pada tahun 1948, PBB mengadopsi resolusi yang menyerukan referendum bagi Kashmir untuk menentukan apakah wilayah Himalaya itu harus menjadi bagian dari India dan Pakistan. Tapi India telah menolak untuk mengadakan referendum di wilayah Kashmir. (fq/wb)