PM Italia: "Milan Tidak Boleh Jadi Kota Islami"

Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi menuding kelompok partai oposisi di negeri itu menjadikan Milan sebagai "Kota Islam" yang akan dikuasai oleh orang-orang asing dan Roma.

Pernyataan Berlusconi itu makin mempertajam persaingan antara Partai Kebebasan Rakyat–partainya Berlusconi dan kelompok partai oposisi, untuk memenangkan kandidatnya masing-masing dalam pemilihan walikota Milan yang akan berlangsung pekan depan.

Berlusconi menyebut kandidat dari partai oposisi, Giuliano Pisapia sebagai "orang kiri ekstrim", dan ia menyerukan warga Milan untuk memilih kembali kandidat dari partainya, Letizia Moratti sebagai walikota Milan.

"Milan … tidak bisa menjadi–pada malam perayaan Expo 2015–menjadi sebuah kota islami, kota kaum gipsi, penuh dengan tenda-tenda orang Roma dan dikepung oleh orang-orang asing, yang oleh kelompok kiri ingin diberi hak suara," kata Berlusconi pada Senin (23/5.

Ia yakin kandidat dari partainya akan memenangkan pemilihan walikota Milan. "Pemilu lokal adalah uji coba atas popularitas pemerintahannya, dua tahun sebelum mandatnya berakhir," kata Berlusconi.

Tapi dalam putaran pertama pemilu lokal pekan kemarin di Milan, Pisapia–seorang mantan komunis–secara mengejutkan, berhasil mendapatkan perolehan suara lebih besar (48 persen) dibandingkan Morrati (42 persen).

Morrati adalah tokoh Partai Kebebasan Rakyat yang pernah menjabat sebagai menteri pendidikan Italia dan salah satu tokoh yang menolak pembangunan masjid di Milan. "Keberadaan masjid di kota yang menjadi pusat keuangan Italia, akan menarik perhatian komunitas-komunitas Islam dari seluruh Italia, mereka nantinya akan sulit dikontrol," begitu alasan Morrati.

Pisapia mengkritik pernyataan itu, dan mengatakan bahwa Milan juga harus memberikan pelayanan pada komunitas Muslim yang sampai sekarang masih harus salat di tempat-tempat "informal" seperti sekolah-sekolah dan garasi. (ln/IW)