Mengapa AS Tak Akan Pernah Menang di Afghanistan?

Tahun 2009, Afghanistan sejenak bergeser dari "perang yang terlupakan", menjadi tanda-tanda awal perang kelalahan AS dan Nato. Direktur Intelijen Nasional, Dennis Blair memberikan gambaran besar tentang pencapaian AS dan Nato selama di Afghanistan. Dari laporan tersebut, didapatkan sebuah kesaksian yang dramatis.

Setengah tahun terakhir, Afghanistan telah berubah menjadi sebuah Negara yang benar-benar tak tertata karena kedatangan pasukan tentara asing. Kabul menjadi sangat agresif dan muram. Hanya ada sedikit kontrol dari pemerintahan, bahkan lembaga-lembaga swadaya masyarakat pun tak bisa berbuat banyak. Masyarakat Afghanistan telah patah arang kepada pemerintahan Karzai karena endemic korupsi yang luar biasa.

Keamanan pun menjadi harga yang sangat mahal, terutama jika berhubungan dengan tentara AS. Sejak kedatangan pasukan AS dan NATO untuk periode kedua kalinya pada 2007, lebih dari 3400 polisi Afghan tewas karena berbagai sebab. Namun, pasukan tentara AS dan NATO pun menghadapi Taliban yang liat luar biasa.

Menurut David Petreus, di National Review, Taliban adalah pasukan yang paling kompeten dan taktis yang pernah dihadapi oleh NATO. Dalam kondisi sekarang di mana rakyat Afghanistan berharap banyak pada Taliban, dimana Taliban mendapat dukungan besar dari rakyat Afghanistan, tak heran gerilya Taliban menjadi sesuatu yang semakin menakutkan.

Unit-unit kecil pasukan Taliban, seperti jebakan ranjau darat, pengintaian, dan pertahanan mereka sangat baik. Mereka jauh lebih terlatih dan berpengalaman daripada polisi Afghanistan sendiri.

Sepanjang rakyat Afghan terus bersandar pada Taliban, dan percaya pada kekuatan perjuangan Islam yang diusung, maka adalah sebuah keniscayaan jika pasukan AS tidak akan bisa berbuat banyak di bumi para Mullah itu. Pasukan AS boleh menghancurkan segala sesuatunya, tetapi mereka sama sekali tak akan pernah memenangkan perang di Afghanistan. David McKierna, komandan senior AS di Afghanistan mengatakan, "Dalam banyak hal, kami tak akan pernah menang perang." (sa/nr)