Imperium AS akan Hancur oleh Perang Sipil

Tak ada kekuatan yang abadi di dunia selain kekuatan Allah swt.  Amerika Serikat yang dikenal sebagai negeri adidaya kini sudah diambang kehancuran setelah diterpa krisis ekonomi terburuk. Yang mengerikan, AS diprediksikan akan mengalami perang sipil yang menjadi pendorong jatuhnya imperium AS.

Prediksi itu diungkapkan oleh Igor Panarin, akadeimisi dan mantan analis KGB,badan intelejen Rusia. Panarin yang bergelar doktor di bidang ilmu politik dan sekarang menjadi dekan di departemen hubungan luar negeri, Akademi Diplomasi Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan bahwa masa depan AS sangat suram.

Panarin mengungkapkan, ia memprediksikan suramnya masa depan AS bukan karena ia tidak senang dengan AS tapi berdasarkan data-data yang dibuat secara cermat oleh para analis di Federal Agency of Government Communications and Information (FAGCI), badan intelejen Rusia pengganti KGB dan setara dengan American National Security Agency (NSA).

Menurut Panarin, imigrasi massal, hancurnya perekonomian dan moral bangsa Amerika akan memicu perang sipil di Negeri Paman Sam itu, paling cepat pada muslim gugur tahun 2009. Panarin juga mengatakan, negara AS akan terpecah menjadi enam bagian pada akhir Juni atau awal Juli tahun 2010 antara lain terpecah menjadi Alaska, Republik California, Republik Texas, Atlantik Amerika yang terdiri dari Washington DC dan New York, Republik Amerika Tengah-Utara terdiri dari Kanada dan negara-negara bagian di utara Amerika.

Panarin mengatakan, Alaska akan berada dibawah kontrol Rusia. Sedangkan lima pecahan negara AS akan berada dibawah kekuasan asing.

Panarin sebenarnya sudah mengungkapkan prediksinya itu sejak tahun 1998. Krisis global yang menghancurkan perekonomian AS saat ini, seperti sesuai dengan prediksi Panarin. "Kemungkinan terjadi disintegrasi di AS 45-55 persen," kata Panarin.

AS menolak mentah-mentah prediksi Panarin. Juru Bicara DPR AS Dana Perino dalam kesempatan konferensi pers menganggap teori Panarin rumit dan menolak berkomentar. (ln/prtv)