Senin Berdarah Bagi Pasukan Australia di Afghanistan

Sebanyak sembilan tentara NATO tewas di Afghanistan Senin kemarin (21/6) dalam sebuah serangan Taliban dan ‘kecelakaan’ helikopter, seperti dinyatakan oleh NATO.

Dalam insiden paling mematikan itu, tiga pasukan Australia dan seorang tentara AS tewas ketika helikopter mereka jatuh di provinsi Kandahar selatan, dan tewasnya pasukan Australia menjadi insiden terburuk bagi militer Australia selama perang Afghanistan yang telah hampir sembilan tahun lamanya.

Taliban mengaku mereka telah menembak jatuh helikopter, tapi NATO membantah dengan mengatakan tidak ada indikasi keterlibatan musuh dari jatuhnya helikopter mereka.

Marsekal Australia Angus Houston mengatakan tujuh tentara Australia lainnya mengalami luka-luka, dua di antaranya terluka parah.

"Ini adalah hari yang tragis bagi Australia dan untuk pasukan pertahanan Australia," kata Perdana Menteri Kevin Rudd dalam sebuah pernyataan ke parlemen.

"Kita tahu misi kami di Afghanistan adalah misi yang sulit, namun misi ini sangat penting untuk keamanan kita bersama."

Dua pasukan NATO, termasuk tentara Amerika, tewas dalam ledakan bom terpisah di tempat lain di selatan.

Dan tiga lagi tentara Amerika tewas dalam insiden lainnya, juru bicara Keamanan Internasional NATO menyatakan kepada AFP.

Satu tentara AS tewas setelah serangan bersenjata oleh Taliban di selatan dan dua lainnya tewas setelah serangan bom pinggir jalan di Afghanistan timur.

Jumlah korban tewas naik menggarisbawahi situasi genting bagi sekutu internasional Afghanistan sewaktu kekerasan semakin meningkat pada musim panas ini.

Pejabat PBB mengukuhkan hari Senin kemarin bahwa mereka telah mulai memindahkan beberapa dari 300 staf asing mereka di Afghanistan ke lokasi lain karena kekhawatiran adanya kekerasan yang meningkat. (fq/aby)