Syaikhul Azhar Sambut Baik Fatwa Larangan Hina Istri Nabi dari Ulama Syi'ah

Pimpinan Al-Azhar menyambut baik fatwa yang dikeluarkan oleh Pemimpin Iran yang melarang menghina para sahabat Nabi Muhammad dan istri-istrinya.

Dr. Ahmad al-Tayyib mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada hari Ahad kemarin (3/10) bahwa fatwa yang diterbitkan oleh Pemimpin Revolusi Syi’ah Iran Ayatollah Seyyed Ali Khamenei, adalah bijaksana dan tepat waktu dan akan membantu tertutup pintu fitnah dikalangan umat Islam.

"Saya menerima fatwa yang diberkati itu dengan penghargaan," tambahnya.

Penghinaan terhadap sahabat dan istri nabi Muhammad selalu menjadi sumber kontroversi dan perselisihan antara Syi’ah dan Sunni, lapor koresponden Press TV di Kairo.

Media Barat tidak diberi fatwa dengan cakupan yang luas, tetapi orang-orang Mesir dan negara Afrika Utara serta medianya menyambut langkah berani dari pemimpin Iran ini.

Sebelumnya, setelah merebaknya kontroversi ceramah-ceramah dari seorang da’i Syi’ah yang saat ini bermukim di London, Yasir Habib yang secara terang-terangan menghina para sahabat dan ummul mukminin Aisyah, Ra, ulama tinggi Syi’ah Iran Ayatollah Khamenei bereaksi dengan mengeluarkan fatwa yang melarang penghinaan terhadap sahabat dan istri nabi Muhammad.

Ayatollah Khamenei baru-baru ini juga mengatakan bahwa kekuatan Barat berusaha untuk melebarkan perbedaan antara Sunni dan Syi’ah dalam rangka untuk mengalihkan perhatian dari krisis di Palestina.

Pemimpin Republik ‘Islam’ Iran ini menambahkan, "Musuh-musuh Islam ingin membuat perpecahan di kalangan umat Islam Jadi, persatuan adalah kebutuhan yang paling penting dari dunia Islam pada abad ke 21.."

Namun yang perlu dicatat, sepertinya Ayatollah Khamenei percuma mengeluarkan fatwa pelarangan penghinaan terhadap sahabat dan istri Nabi Saw, jika kitab-kitab rujukan Syi’ah masih tetap tertulis penghinaan-penghinaan tersebut. Apalagi jika fatwa terbaru itu hanya sekedar kamuflase (istilah populernya, Taqiyah) untuk sekedar meredam kemarahan umat Islam seperti yang sering terjadi selama ini.(fq/prtv)