Tandingi NileSat, Kelompok Islam Mesir Akan Dirikan Satelit Islam Sendiri

Setelah otoritas Mesir melakukan penutupan baru-baru ini terhadap beberapa saluran televisi satelit bercorak keagamaan, kelompok-kelompok Islam Mesir mengumumkan rencana mereka untuk meluncurkan satelit Islam untuk menjamin kebebasan penyiaran dan menghindari penutupan serupa.

Keputusan NileSat operator utama satelit Mesir untuk menutup 12 saluran televisi swasta, sebagian besar saluran keagamaan, atas dasar pelanggaran izin penyiaran telah memicu protes luas di pihak kelompok-kelompok Islam dan menjelaskan akan adanya kemungkinan mereka untuk mengalokasikan satelit islam sendiri, lapor surat kabar Asharq Alawsat Sabtu lalu.

Pengacara kelompok Islam Mesir Montasser al-Zayat, yang dikenal karena membela anggota kelompok-kelompok Islam, meluncurkan sebuah inisiatif untuk mengumpulkan dana bagi pembuatan sebuah satelit baru yang akan mengkhususkan diri dalam saluran penyiaran agama.

"Peluncuran satelit Islam tidak dapat dihindari mengingat perubahan yang terjadi terhadap media Mesir."

Ketika ditanya apakah ada pilihan penyiaran lewat saluran pada satelit Arab lainnya yang bukan NileSat Mesir, Zayat menjawab bahwa hal itu hanya bisa menjadi solusi sementara.

"Pada akhirnya nanti, pemerintah Arab tetap berideologi sama dengan Mesir dan buktinya adalah saluran keagamaan al-Rahmah dan al-Hikmah juga dilarang dari satelit NoorSat Yordania. Kami berada dalam kondisi perang saat ini."

Pilihan lain, Zayat menambahkan, adalah sementara waktu bersiaran lewat satelit Eropa sampai satelit Islam diluncurkan.

"Kami merencanakan pertemuan pada hari Senin ini (25/10) untuk membahas persoalan kebebasan berekspresi dan terkait penutupan saluran agama dan di sana kami akan mengumpulkan dukungan untuk ide tentang satelit Islam."

Zayat menunjukkan bahwa satelit baru itu tidak akan Islami dalam pengertian bahwa semua saluran yang hanya akan menyiarkan ceramah dengan seorang syaikh sebagai pembawa acaranya, tetapi akan menjadi tempat bagi kebebasan berekspresi pada umumnya.

Zayat mengatakan bahwa studi kelayakan untuk proyek tersebut telah dilakukan dan disampaikan kepadanya, namun ia meyakini untuk mengimplementasikan hal tersebut bukanlah sesuatu yang mudah.

Inisiatif ini akan dihadapi oleh beberapa kesulitan karena kurangnya dukungan politik terhadap kami."

Merubah kontens

Al-Nas channel, salah satu saluran televisis swasta keagamaan yang baru-baru ini ditutup oleh Mesir, berjanji untuk menghormati etika penyiaran dan mematuhi syarat kontrak dengan imbalan mereka boleh kembali diaran, kata wakil-ketua An-Nas Cahnnel, Ali Saad.

"Kami harus menghormati hukum dan konstitusi di mana kami beroperasi," katanya Asharq Alawsat.

Menurut kesepakatan dimulainya kembali siaran, al-Nas channel akan berfokus pada penyiaran berbagai program yang melayani semua jenis penonton.

"Ini akan berjalan seiring dengan program keagamaan," tambahnya. "Ini tidak berarti bahwa kita tidak lagi menjadi saluran konservatif. Tidak ada yang mewajibkan kami untuk menyiarkan lagu-lagu tidak senonoh atau menyewa presenter yang tidak berpakaian sopan. "

Kebijakan baru dari al-Nas channel, Saad menjelaskan, disambut dengan antusias dari pihak yang berwenang dan saluran ini akan tetap melanjutkan siaran pada NileSat dalam waktu satu minggu kedepan. (fq/aby)