Terbongkarnya Kebohongan Sutradara Film Inggris

Ayman Abu Aita, lelaki Palestina membuktikan ucapannya untuk menuntut sutradara asal Inggris, Sacha Baron Cohen karena telah mengindikannya sebagai "teroris" dalam film berjudul "Bruno". Gugatan itu sudah diajukannya ke pengadilan hari Senin kemarin.

Dalam gugatannya, Abu Aita menuntut agar sosok dirinya yang muncul dalam film itu dihapus karena penggambaran yang dilakukan Cohen menimbulkan kesan bahwa seluruh rakyat Palestina adalah teroris. Ia juga menggugat agar film tersebut disensor dan menuntut kompensasi atas Cohen dianggap telah mencemarkan nama baik rakyat Palestina.

Abu Aita yang tinggal di Beit Shaour, Bethlehem Timur juga mengatakan bahwa ia telah ditipu oleh Cohen. Saat bertemu Abu Aita, Cohen mengaku sebagai seorang wartawan yang sedang membuat film dokumenter.

"Saya bertemu dengan Cohen di Hotel Everest, Beit Jala. Saya bertanya pada kru tentang film yang akan dibuat dan mereka menjawab film itu dibuat untuk menyampaikan persoalan-persoalan Palestina pada anak-anak muda di seluruh dunia. Saya percaya dan Cohen mewawancarai saya selama dua setengah jam," tutur Abu Aita.

Menurutnya, Cohen menanyakan hal-hal yang "normal" dan Abu Aita tidak melihat indikasi bahwa Cohen akan menipunya. Tapi di akhir wawancara, Abu Aita terkejut karena Cohen meminta agar diculik. Abu Aita menegaskan bahwa rakyat Palestina adalah orang-orang yang beradab dan bukan teroris.

Bukan cuma itu, Cohen meminta Abu Aita dan koleganya untuk mencukur janggut mereka dan mengatakan,"raja Anda Usamah (Usamah bin Ladin) mirip raja-raja jahat atau Santa si tuna wisma".

Bukan cuma itu, Cohen ternyata menggunakan wawancara dengan Abu Aita untuk film komersilnya berjudul "Bruno" yang akhirnya menjadi film yang cukup laku di pasaran. Tapi dalam film itu, Cohen menyebut Abu Aita sebagai pimpinan Brigade Martir Al-Aqsa-sayap militer Fatah dan mengaku bahwa ia butuh waktu tiga tahun berkordinasi dengan CIA untuk bertemu dengan Abu Aita yang disebutnya "teroris".

Manipulasi itulah yang mendorong Abu Aita menggugat Cohen secara hukum. Apalagi dalam film tersebut Cohen juga menyebutkan bahwa Abu Aita membawa senjata dan dijaga oleh orang bersenjata saat mereka bertemu di sebuah tempat terpencil.

"Kalau saya bersenjata, akan terlihat jelas dalam wawancara. Saya hanya bersama dua orang laki-laki ketika itu, satu orang Amerika dan seorang wartawan. Kami juga bertemu di hotel terkenal bukan di tempat terpencil," bantah Abu Aita.

Satu hal yang akan membuktikan bahwa Cohen telah melakukan manipulasi, kata Abu Aita, Cohen lupa satu fakta penting bahwa Abu Aita seorang Kristiani. Cohen, tambah Abu Aita, melakukan kesalahan fatal dengan menyebutnya sebagai seorang islamis "teroris" yang mendukung Al-Qaida.

"Dia tidak tahu kalau saya seorang Kristen," kata Aita membongkar kebohongan Cohen.

Abu Aita yang kini aktif di politik pernah meringkuk di penjara Israel selama sembilan tahun karena dituduh sebagai simpatisan Fatah. Seperti kebanyakan warga Palestina lainnya, rumah Abu Aita juga menjadi korban penggusuran Israel pada era tahun 1980-an. (ln/aby)