Uni Eropa Minta Negara Arab Izinkan Pembangunan Gereja

Presiden Parlemen Uni Eropa Hans-Gert Poettering meminta pimpinan negara-negara Arab lebih toleran terhadap agama lain dan memberi keleluasaan pembangunan gereja-gereja di negara mereka seperti halnya pembangunan-pembangunan masjid di Eropa.

"Ini merupakan hal yang sangat penting, dimana kita bisa memahami budaya Islam. Tapi harus dilakukan dua arah. Kami mengharapkan toleransi bagi umat Kristiani di negara-negara Arab," kata Poettering saat berada di Arab Saudi.

Menurut Poettering, dalam rangkaian kunjungannya ke kawasan Teluk, ia menekankan pentingnya kebebasan beragama dalam pertemuannya dengan pimpinan negara Oman, Bahrain dan Uni Emirat Arab termasuk Arab Saudi.

"Ada ratusan ribu umat Katolik di sini. Kami akan merayakan Natal besok dan mereka tidak bisa berkumpul di gereja," kata Poettering usai pertemuan dengan sejumlah pejabat kerajaan Saudi dan pejabat Organisasi Konferensi Islam.

Poettering mengungkapkan, ketika berkunjung ke Muscat, ibukota Oman, ia bisa menghadiri misa jamaah gereja Katolik Roma di negeri itu. Tapi ia tidak bisa melakukan hal yang sama di Arab Saudi. Padahal di Saudi banyak tenaga kerja asing yang non-Muslim. Contohnya tenaga kerja asal Filipina yang jumlah lebih dari satu juta orang dan kebanyakan beragama Kristen.

Arab Saudi adalah salah satu negara Arab yang masih melarang pembangunan gereja, karena pusat agama Katolik Roma juga melarang pembangunan masjid di Vatikan. Namun Poettering berargumen, meski dilarang di Vatikan, beberapa negara Eropa mengizinkan pembangunan masjid.

"Saya mengerti jika di Makkah dan Madinah tidak boleh ada gereja. Tapi tidak untuk di seluruh negeri," tukas Poettering. (ln/EBbusiness)