Wafatnya Sang "Imam Mahdi" Ashaari Muhammad

Mantan pemimpin gerakan Al-Arqam, Ashaari Muhammad telah meninggal dunia di Hospital Ipoh Specialist Center Malaysia pada jam 2.10 siang kemarin (13/5) karena penyakit paru-paru yang ia derita.

Menurut Utusan Malaysia Online, jenazah beliau akan dibawa ke Rembau, Negeri Sembilan selepas shalat jenazah di Ipoh.

Ashaari yang juga pimpinan Organisasi Global Ikhwan berada di Ipoh dalam rangkaian lawatannya ke unit perusahaannya di wilayah tersebut.

Sementara itu, kantor berita Bernama mengutip pernyataan juru bicara Global Ikhwan, Marzuki Hussein menyatakan bahw jenazah Ashaari yang sering dipanggil Abuya oleh para pengikutnya telah dibawa ke kampung asalnya di Kampung Pilin, Rembau, untuk dikebumikan.

Ia mengatakan, Ashaari berada di Ipoh selepas mengunjungi Thailand dan Kedah dan segera dibawa kerumah sakit Senin lalu setelah dirinya mengeluhkan dadanya sakit.

"Ini rangkaian lawatan perniagaan Global Ikhwan," kata Marzuki kepada Bernama selepas jenazah Ashaari disembahyangkan di sebuah bangunan milik Global Ikhwan di Ipoh.

Sekitar 200 pengikut Ashaari turut hadir di rumah duka.

Ajaran sesat

Gerakan Al Arqam pada bulan Agustus tahun 1994 telah diharamkan oleh Majlis Fatwa Kebangsaan Malaysia, karena dianggap sebagai ajaran yang ia sampaikan ke para pengikutnya sesat dan menyesatkan.

Setelah gerakan Al-Arqam diharamkan, Ashaari ditahan mengikut Akta Keselamatan Dalam Negeri (ISA) hingga tanggal 24 September 2004.

Gerakan Al-Arqam dipelopori oleh Ashaari yang juga dikenali sebagai Jamaah Aurad Muhammadiah dan aktivitas mereka berada pada puncaknya sekitar tahun 80-an akhir dan awal 90-an dan dilaporkan mempunyai kira-kira 10.000 pengikut.

Gerakan Al-Arqam dilaporkan menyebarkan kegiatan dakwah Islam versi mereka melalui bidang pendidikan, penerangan, penerbitan, perusahaan,perniagaan, perobatan, dan pertanian.

Ashaari Muhammad menimbulkan kontroversi meluas karena ia pernah mengaku pernah berjumpa dengan Nabi Muhammad SAW secara sadar dan pernah meramalkan dirinya akan menjadi perdana menteri Malaysia selepas turunnnya Dr Mahathir Mohamad.

Arqam di Indonesia

Di Indonesia sendiri, gerakan Al-Arqam pada era 90-an awal cukup marak berkembang di kampus-kampus, dengan banyaknya kalangan intelektual muda bergabung dengan gerakan itu. Sebut saja Dr. Gina yang merupakan pakar pesawat terbang lulusan Perancis dan juga dosen ITB. Dan masih banyak lagi pengikut-pengikut Al-Arqam yang bergelar mentereng dan lulusan dari luar negeri.

Ada beberapa isu kontroversi yang melekat terhadap gerakan/jamaah ini, selain pengakuan Ashaari yang pernah berjumpa Rasulullah SAW dalam keadaan sadar. Sebut saja ramalan bohong mereka pada tahun 90-an lalu yang mengutip hadits-hadits nabi bahwa kiamat akan segera datang pada tahun 95 an, dan ramalan itu terbukti tidak benar. Lewat tabloit Kebenaran milik mereka, Arqam juga pernah meramal dan konon ramalan itu berasal dari wangsit yang didapat oleh Ashaari yang menyatakan bahwa pasca lengsernya Suharto tahun 98 lalu, Suharto akan kembali naik karena menurut mereka Suharto lah Satria piningit itu. Dan lagi-lagi klaim mereka tersebut tidak terbukti. Mereka bahkan sempat membuat buku khusus yang ‘memuja-muja’ Suharto.

Dan salah satu puncak kontroversialnya jamaah ini adalah mengklaim Ashaari Muhammad adalah putra bani Tamim dan merupakan imam Mahdi akhir zaman yang akan menuntaskan segala persoalan di dunia ini. Dan klaim ini sepertinya sangat melekat dikalangan para pengikut Arqam.

Bisnis Al-Arqam

Pada era 90-an lalu, ketertarikan orang terhadap jamaah ini karena mereka mampu mandiri dengan unit-unit bisnis yang mereka miliki. Di Malaysia sendiri mereka sempat memiliki banyak perusahaan, dari mulai punya mini market, studio rekaman, taxi, bahkan televisi di bawah bendera OVA (Odio Video Arqam).

Dengan penampilan khas berjubah dan bersorban bagi para prianya dan bercadar bagi wanitanya pada era 90-an lalu, Arqam cukup memikat bagi anak-anak muda yang haus akan ajaran Islam.

Di Indonesia sendiri, hampir di setiap daerah Arqam memiliki unit bisnis, mulai dari bisnis penjualan buku-buku Islam, super market, dan memproduksi kecap, saus dan bahan-bahan kebutuhan rumah tangga lainnya hingga memiliki kafe Islami di kawasan Senayan.

Para aktivis Islam era 90-an awal, bisa dibilang akan tahu lagu-lagu nasyid yang dinyanyikan oleh Nada Murni dan The Zikr. Karena dua grup nasyid milik Arqam tersebut telah memberi nuansa baru bagi nasyid di Indonesia yang pada waktu itu masih di dominasi nasyid-nasyid Arab dan non musik.

Berganti-ganti baju

Setelah di Malaysia di fatwakan sesat dan menyusul di Indonesia juga, jamaah pimpinan Ashaari Muhammad yang awalnya bernama Darul Arqam atau Al-Arqam sempat berganti-ganti nama berkali-kali. Sebut saja Rufaqa dan terakhir Global Ikhwan yang sempat membuat heboh dengan klub poligaminya.

Meski berganti-ganti nama, namun metode dan ajaran serta praktik-praktik yang dahulu sering mereka lakukan masih tetap sama, yang membedakannya hanyalah kaum wanitanya sekarang sudah tidak memakai cadar lagi.

Terlepas dari kontroversi ajaran dan pemahaman mereka, Ashaari Muhammad tetap telah memberikan nuansa baru dalam pergerakan Islam di Indonesia dan Malaysia khususnya. Selamat jalan Ashaari Muhammad, semoga sebelum ajal menjemput, dirimu telah bertobat dari ajaran-ajaran yang menyimpang yang pernah kau ajarkan. (fq/malaysiakini/berbagaisumber)