Walikota Israel : Seluruh Yerusalem Harus Menjadi Yahudi

Walikota Yerusalem, NIr Barkat, Kamis, terus melaksanakan penghancuran rumah-rumah warga Arab-Palestina, dan ingin menjadikan seluruh penduduk kota Yerusalem Timur dan Barat, seluruh adalah orang Yahudi. Penghancuran ini tidak akan dihentikan, sampai seluruh warga Arab-Palestina habis dari Yerusalem. Barkat mempertahankan kebijaksanaannya, yang menginginkan setidaknya penduduknya Yerusalem mayoritas adalah Yahudi. Ia tida peduli opini dunia, dan juga kecaman. Apalagi, tindakannya itu mendapatkan dukungan partai berkuasa, sayap kanan, Partai Likud yang bekuasa di bawah Perdana Menteri Netanyahu.

Saeeb Erekat, juru runding Palestina, menyatakan pembangunan rumah-rumah baru Yahudi, di Tepi Barat, adalah hanya akan mematikan proses perdamaian yang ada sekarang. “Pembangunan perumahan baru bagi kaum Yahudi di Tepi Barat, sama dengan membunuh perundingan perdamaian”, ujar Erekad. Di era Netanyahu ini, usaha penghancuran rumah-rumah penduduk Arab-Palestina, yang ada di Yerusalem Timur dan Tepi Barat, berlangsung secara massif. Rejim Zionis-Israel, menginginkan perubahan demografis secara drastic, di mana jumlah penduduk Arab-Palestina, hanya tinggal 1 persen saja, dari seluruh penduduk yang ada di Yerusalem Timur dan Barat.

Meskipun, para penghuni rumah orang-orang Arab-Palestina, yang ada di Tepi Barat dan Yerusalem Barat, sudah bercucuran air mata, tidak juga mendapatkan perhatian dari Menlu AS, Hallary Clinton,ketika berkunjung ke Israel. Clinton menutup mata terhadap semua kejahatan yang sangat biadab. Sekarang Israel bekerjasama dengan Otoritas Palestina, membunuhi tokoh Palestina, yang menolak pencaplokan wilayah dan tanah-tanah Palestina,yang ada di Yerusalem Timur dan Tepi Barat. “Air mata yang jatuh itu, tidak menolong mereka”, ujar wanita Palestina, yang rumah sudah menjadi puing-puing.

Di Silwan, Yerusalem Timur, 88 rumah milik penduduk Arab-Palestina, sudah runtuh, karena dibolduzer oleh pasukan Israel, dan sekarang sudah ditutup, tidak boleh lagi orang-orang yang menjadi pemiliki rumah dan tanah itu kembali. Peraih hadiah Nobel, Mairead Maguire, mengkritik tindakan rejim Zionis-Israel itu, sebuah tindakan pembersihan etnis. Sudah lebih dari 1500 orang Arab-Palestina, yang terpaksa meninggalkan rumah mereka, karena digusur oleh Zionis-Israel, dan mereka kini terlunta-lunta. Pengusiran ini merupakan yang terbesar sejak terjadinya pencaplokan yang dilakukan oleh Israel, sejak perang tahun 1967.

Tidak ada artinya, sikap Presiden Obama, yang mengkritik pembangunan rumah di Yerusalem Timur dengan menggusur warga Arab, yang kini terpaksa mereka harus meninggalkan kampong halaman mereka. Zionis Israel, hakekatnya lebih kejam dibandingkan dengan Nazi-Hitler. “Tujuan kami menghabisi penduduk Arab”, ujar walikota Yerusalem Barkat. (m/wb)