Warga Columbia Resah oleh Papan Reklame "Islam Rising"

Warga Columbia, South Carolina sedang resah dengan kehadiran papan reklame yang mereka anggap tidak pantas dan akan memicu kebencian di tengah masyarakat. Papan reklame berukuran besar itu terpampang di sisi jalan tol penghubung antara wilayah Orangeburg dan Columbia, tepatnya di Interstate 26.

Di papan reklame itu terpampang tulisan "Islam Rising be Warned" yang sangat mencolok mata dan provokatif. Di atas tulisan itu, tercantum alamat situs "Islamrising.com" yang nampaknya pihak pembuat papan reklame tersebut.

Warga setempat bernama Jennifer Bynum mengungkapkan keresahannya melihat tulisan di papan reklame itu. "Saya pikir tulisan itu mengungkapkan rasa kebencian dan ketakutan. Di luar sana memang banyak teroris, tapi tidak semua teroris itu ada di tengah-tengah kita," ujarnya.

Namun seorang warga muslim, Habib Abdullah yang juga anggota Islamic Center of Columbia, mengatakan, tidak ada yang perlu diresahkan dari papan reklame itu. "Saya tidak akan menilai apa maksud si pembuatnya. Saya akan melihatnya apa adanya. Mereka bilang Islam sedang bangkit–itu benar–tapi tidak perlu ada yang ditakuti dari Islam," tukas Abdullah.

Dari nama situs yang tertulis dalam papan reklame itu diketahui bahwa situs tersebut dibiayai oleh organisasi Christian Action Network. Dimintai keterangan tentang papan reklame tersebut, organisasi itu memperlihatkan sebuah video berisi rekaman aksi unjuk rasa, dimana salah seorang pengunjuk rasa memegang spanduk bertuliskan ""Be prepared for the real holocaust" dan cuplikan serangan 11 September 2010 di New York. Dalam rekaman video tersebut juga terlihat seorang lelaki berteriak "Aku diperintahkan Allah untuk berperang dengan mereka sampai mereka menyatakan tidak tuhan selain Allah."

Tidak disebutkan, siapa yang berunjuk rasa itu dan dalam kesempatan apa aksi tesebut dilakukan. Namun Habib Abdullah mengatakan, rekaman video maupun papan reklame itu tidak ada kaitannya dengan Islam.

"Islam sedang bangkit, saya kira orang Amerika punya pengetahuan yang cukup apa yang benar dan apa yang salah. Jadi, seharusnya ada alasan jika mereka menerima agama Islam," tukas Abdullah. (ln/isc/wis)