Islam di Spanyol: Identitas Baru Kebangkitan Islam

Reconquista

Sejarah Islam di Spanyol memiliki catatan yang panjang. Setelah disintegrasi kekhalifahan, kekuasaan Islam di Spanyol berangsur-angsur terkikis oleh Reconquista Spanyol. Reconquista (penaklukan) adalah proses di mana Kerajaan Katolik Spanyol utara akhirnya berhasil mengalahkan dan menaklukkan negara-negara Muslim di selatan Semenanjung Iberia.

Kota besar pertama jatuh ke tangan Katolik Toledo pada tahun 1085. Setelah pertempuran Las Navas de Tolosa tahun 1212, sebagian besar Al-Andalus jatuh di bawah kendali kerajaan Katolik, satu-satunya pengecualian adalah dinasti Nasrid Emirat Granada.

Titik balik hilangnya jejak Islam di Spanyol adalah Perjanjian Granada. Perjanjian yang ditandatangani oleh Emir Muhammad XII dari Granada itu membuka eskalasi besar toleransi beragama. Pada saat itu, Muslim memang masih dibolehkan untuk menggunakan sekolah, hukum dan kebiasaan mereka sendiri. Tetapi interpretasi dekrit kerajaan sebagian besar diserahkan kepada pihak berwenang Katolik setempat.

Namun mulai 1492, munculah Dekrit Alhambra. Semua kekayaan sejarah dan peraban Islam secara tertulis dalam bahasa Arab diberangus. Pada tahun 1499, para pemimpin Muslim Granada Siktus IV pada 1478.

Pada tahun 1567, Raja Philip II akhirnya benar-benar mendeklarasikan bahwa penggunaan bahasa Arab adalah ilegal, dan melarang agama, pakaian, dan adat Islam Islam. Langkah ini menyebabkan diperintahkan untuk menyerahkan hampir semua buku yang tersisa dalam bahasa Arab, dan kemudian dibakar pula. Awal 1502, di Valencia, kaum Muslim ditawari pilihan untuk dibaptis atau diasingkan.

Sebagian besar memutuskan untuk menjadi seorang ‘Katolik baru’, yang disahkan oleh Paus Pemberontakan Kedua Alpujarras dan Pemberontakan Morisco. Dalam satu insiden, tentara yang dipimpin oleh Don John dari Austria menghancurkan kota Galera timur Granada, setelah membantai seluruh penduduk.

Setelah peristiwa itu, seluruh orang Moriscos Granada ditangkapi di seluruh Spanyol. ‘Piagam-piagam Pengusiran’ untuk pengusiran kaum Morisco akhirnya dikeluarkan oleh Philip III tahun 1609 terhadap kaum Muslim yang tersisa di Spanyol, yang pada saat itu terkonsentrasi di Kerajaan Aragon di utara, dan daerah sekitar Valencia di mana mereka terdiri 33 % dari populasi. Pengusiran resmi resmi selesai pada 1614, meskipun diyakini bahwa lebih dari 10.000 Moriscos tetap di Spanyol.

Muslim Spanyol Era 2000

Di North Hudson Islamic Educational Center, NY, nun terdapatlah sebuah kelas belajar Quran dalam bahasa Spanyol. Selain itu, ada juga Muslim Day yang diselenggarakan setiap tahun.

Sekitar 35 persen dari yang hadir adalah Hispanik, dan di beberapa sudut, ada orang-orang dari Puerto Rico, Dominika, Meksiko, Kuba dan lain-lain yang tengah membaca Syahadat.

Sementara mayoritas Hispanik di Amerika Serikat adalah Katolik, beberapa studi memperkirakan bahwa sebanyak 200.000 Hispanik telah memeluk Islam di negara ini. Diantaranya adalah Musa Franco, seorang Kolombia yang masuk Islam pada usia 13 tahun. Setiap hari ia ke masjid bersama istrinya, Candice Elam. Sedangkan Shari Abdul Malik adalah seorang Kosta Rika.

Kemudian ada Miriam Celeste Colo’n, yang masuk Islam pada tahun 2002. Sejak saat itu, ia menjadikan pakaian gamis dan jilbab sebagai kiblat “mode dan fashion”-nya. Ada juga Muslimah Rodriguez, yang memutuskan masuk Islam pada tahun 2009 langsung mengenakan jilbab.

Islam di Spanyol telah menjadi sesuatu yang mendasar dalam budaya dan sejarah bangsa. Islam hadir di tanah Spanyol modern dari tahun 711 sampai 1492 di bawah kekuasaan orang Arab dan Moor al-Andalus.

Pada tahun 2007, diperkirakan lebih dari 1 juta Muslim tinggal di Spanyol, kebanyakan dari mereka imigran baru dari Afrika Utara, Timur Tengah, dan Asia Selatan, walaupun ada sejumlah besar orang yang masuk Islam yaitu 20.000 orang. (sa/nytimes / wikipedia)