Meretas Jalan Menuju Revolusi Baru (3) Gerakan Blogger Muda Ikhwan

Secara umum, generasi lama Ikhwan mencurahkan perhatian, mencari segala cara untuk kelangsungan hidup jamaah di atas segalanya, sedangkan kaum muda Ikhwan mencari integrasi yang lebih besar dalam kehidupan politik Mesir. Akibatnya, anggota muda Ikhwan sering kali mengkritik tajam syaikh dengan politik dan wacana agama yang lebih tua. Beberapa bahkan mengkritik struktur organisasi Ikhwan.

Sebagai contoh, banyak pemuda ini percaya bahwa Ikhwan harus berubah menjadi partai politik daripada tetap menjadi organisasi keagamaan. Beberapa dari mereka yakin bahwa menjadi partai politik adalah satu-satunya cara untuk mempertahankan Ikhwan dari kepunahan. Selain itu, generasi muda Ikhwan memiliki posisi yang sangat berbeda tetnang ide mengenai sebuah "Negara Islam." Berbeda dengan generasi pertama, kader muda Ikhwan mengklaim bahwa tugas utama dari gerakan ini adalah untuk membangun negara demokratis dan sipil di Mesir, dan bukan hanya agama.

Generasi muda ini menghadapi beberapa permasalahan sebagai anggota dari sebuah organisasi yang masih sangat konservatif. Antara lain, para kader muda Ikhwan tidak memiliki akses ke pusat-pusat pengambilan keputusan dalam jamaah. Tidak ada perwakilan pemuda atau pendukung reformis dalam anggota biro, badan eksekutif tertinggi, dan tidak ada transparansi, untuk memungkinkan kemajuan internal pemuda. Selain itu, beberapa reformis muda menghadapi tekanan dan bahkan pelecehan dari kepemimpinan tingkat menengah karena ide-ide mereka.

Generasi muda juga menderita karena berhenti tumbuh dan dominasi budaya atas nama institusional ketaatan dan kesesuaian. Hal ini telah membuat beberapa kader muda Ikhwan mencari cara-cara baru di luar organisasi untuk mengekspresikan pendapat dan sudut pandang mereka, dan di blog dan di media massa, pemuda ini semakin mengekspresikan pandangan mereka dengan berani dan tegas.

Gerakan Blogger Kader Muda Ikhwan

Dengan sedikitnya kesempatan dalam organisasi untuk bertukar pendapat dan memajukan pandangan mereka, banyak anak muda Ikhwan pada tahun 2006 mulai beralih ke internet untuk mengungkapkan kritik terhadap kepemimpinan gerakan. Dengan menggunakan forum elektronik seperti blog dan Facebook, kader muda Ikhwan telah mampu menghindari dominasi kerangka kerja Ikhwan yang hanya disusun sebagian pihak saja.

Blog telah dengan cepat muncul sebagai alternatif, dari masjid ke masjid sebagai tempat dimana ide-ide dan visi baru untuk perubahan disebarkan. Bagi banyak kaum muda Ikhwan, blogging tidak hanya mewakili suatu pengejaran pribadi atau bentuk hiburan; tujuan utama mereka adalah melakukan diskusi yang transparan dari banyak masalah dalam menekan Ikhwan dan reformasi politik internal. Dengan demikian, blogging mewakili pemuda revolusioner Ikhwan.

Gerakan blogger telah berkembang melalui beberapa tahapan sejak pertama kali muncul pada tahun 2006. Pada awalnya, blogger berfokus pada berita biasa saja, mendokumentasikan semua berita dan komentar tentang Ikhwanul Muslimin yang muncul di berbagai media. Wakil yang paling terkemuka dari kecenderungan ini adalah blog Ana Ikhwan (I’am A Brother), jalankan oleh Abd al-Moneim Mahmoud, seorang pemuda reformis berusia. Melalui blog-nya, Abd al-Moneim berhasil membuat jaringan yang luas dari hubungan dan kontak dengan sebagian besar pihak-pihak di Mesir.

Tahap kedua adalah apa yang mungkin aktivis blogging itu sendiri. Para blogger muda Ikhwan mulai fokus pada bentrokan antara rezim dan gerakan Ikhwan, berita rekaman tahanan dan membeberkan kebijakan represif pemerintah terhadap Ikhwan. Ini dimulai pada 2007 sebagai tanggapan terhadap pengadilan militer yang dilakupan pada 40 pemimpin tingkat pertama dari Ikhwan. Anak dan kerabat yang ditahan Ikhwan mendirikan blog untuk memberitakan apan yang telah dilakukan oleh pemerintah mereka kepada publik. Yang paling populer dari blog ini, Ensaa (Forget It), yang senantiasa membahas pengadilan militer dan memposting informasi pribadi tentang setiap tahanan Ikhwan dalam bahasa Arab dan bahasa Inggris.

Pada fase ketiga, blogger muda Ikhwan mulai terlibat dalam auto-kritik dan mengkritik secara terbuka, mulai gerakan kepemimpinan, struktur organisasinya yang dan kaku dan keluar dari wacana politik dan agama. Fi Amwaj Bahr al-Taghyir (Gelombang di Laut Yang Berubah) adalah yang paling menonjol dari blog ini, dan didirikan oleh seorang dokter gigi dan reformis berusia 29 tahun, Mustafa al-Naggar. Selama pemilu tahun 2005, Naggar berpartisipasi dalam kampanye pemilihan Ikhwan dengan harapan untuk memobilisasi masyarakat dalam mendukung calon Islamis. Namun, ia kemudian menyatakan kekecewaan atas Ikhwan dalam pemilu, dan tulisannya sudah mulai semakin berfokus pada bagaimana mengubah Ikhwan menjadi gerakan yang lebih terbuka dan lebih efektif sebagai partai politik. Terutama Naggar telah kritis terhadap platform politik Ikhwan, yang dirilis pada bulan Agustus 2007, dan dia juga menyerang pendekatan dari generasi tua dalam menghadapi isu-isu regional dan lokal.

Blog Naggar ini berfungsi sebagai clearing house untuk link ke blog lain yang berbasis Ikhwan. Hari ini, blogger muda Ikhwan tidak lagi dianggap sebagai sekelompok yang sepele, tetapi sebagai kekuatan politik yang efektif yang menawarkan kritik berbasis kebijakan dari gerakan dan kepemimpinan. Contoh dari hal ini adalah posisi yang kuat yang diambil oleh blogger muda terhadap keputusan pimpinan untuk tidak berpartisipasi dalam pemogokan 6 April pada tahun 2008.

Blogger ini termasuk Saad Magdi dari Yalla Mesh Mohem (Oh Well, It Doesn’t Matter) dan Abd al-Moneim Mahmoud dari Ana Ikhwan, bersama dengan beberapa blogger lain seperti Mohamed Hamza, Mohammed Adel, Islam Lutfi, dan Abd al-Rahman Rashwan. Tetapi wacana ini dengan cepat berkembang menjadi yang lebih substantif terhadap kritik kepada keputusan politik dan ideologi Ikhwan. Wakil dari golongan ini adalah Mustafa al-Naggar, Abd al-Rahman Ayyash al-Gharib (The Stranger), dan Ibrahim Abu Seif dari Iskhar (Mock Away), serta Abdul Rahman Al-Mansour, Abduh Ibnu Khaldoun, dan Amr Magdi.

Menariknya, beberapa blogger tidak berhenti hanya pada kritik lisan, tetapi secara terbuka mulai menyampaikannya secara langsung. Sebagai contoh, orang-orang seperti Mahmoud Moneim telah menolak untuk menghadiri pertemuan organisasi dan bahkan membekukan keanggotaan mereka. (sa/ikhwanweb)