PAS, Simbol Perjuangan Ulama Malaysia

Berbicara gerakan Islam di Malaysia, tentu tak akan bisa memisahkan PAS (Parti Islam Se-Malaysia) sebagai salah satu bagian yang cukup dominan dan memberikan warna. Partai Islam yang konsisten menjadi oposisi dalam pemerintahan Malaysia ini kini mengalami berbagai fase dan pasang surut dalam sejarah perkembangannya.

Pemilu 2008 tak pelak telah mengubah wajah dan peruntungan PAS. Dari sebuah partai yang dianggap ekstrem, PAS berubah menjadi partai moderat tanpa meninggalkan cita-cita Islamnya dan menjadi salah satu pilihan rakyat Muslim di Malaysia. Di Parlemen, PAS menguasai 10% kursi, atau menjadi 25% partai oposisi. Empat tahun sebelumnya, PAS masih belum dianggap siapa-siapa, dan kini partai ini merebut perhatian publik, dan sekaligus banyak pengamat.

Sejarah PAS

Kemunculan PAS dalam sejarah politik Malaysia bermula dari 23 Agustus 1651. Ketika para ulama Malaysia berkumpul di Kuala Lumpur dan bersepakat mendirikan Persatuan Ulama Se-Malaysia. Namun pada 24 November1951, nama ini diubah menjadi Persatuan Islam Se-Malaysia (PAS) pada pertemuan ulama Malaysia di Bagan Tuan Kecil, Seberang Prai. Sesuai dengan namanya, PAS memang tidak lepas dari kiprah ulama-ulama Islam di negara itu.

Namun, keterlibatan PAS dalam politik Malaysia baru terjadi pada pemilu 1955. Melihat kondisi sosial Malaysia ketika itu, PAS akhirnya mulai beranjak diri menjadi sebuah gerakan politik dakwah. Pergeseran dan perubahan ini juga tak lepas dari pengaruh Ikhwan di Mesir, dan Masyumi di Indonesia. Para ulama dan mahasiswa yang tengah belajar di Indonesia dan Mesir sadar bahwa negaranya membutuhkan sebuah institusi resmi yang mewakili dalam semua aspek kehidupan terutama dalam kondisi Malaysia yang tengah dijajah Inggris saat itu.

Sebenarnya tahun 1947, percik pergerakan sudah dimulai dengan adanya Majlis Tertinggi Agama Malaya (MATA) dan diikuti oleh Hizbul Muslimin setahun kemudian. Keduanya merupakan usaha keras dari Dr Burhanuddin al-Helmy dan Ustaz Abu Bakar al-Baqir. Namun, keduanya tidak cukup bergaung karena tekanan penguasa.

PAS selalu berseberangan dengan Umno, partai paling besar di Malaysia yang berhaluan nasionalis. Tahun 1950 bisa dikatakan peran ulama di Malaysia tidak ada apa-apanya. Tuan Haji Ahmad Fuad Hassan, seorang lulusan Maahad Il Ihya Assyariff, Gunung Semanggol dan seorang tokoh Hizbul Muslimin mengatakan dalam tulisannya yang sampai saat ini menjadi salah satu pedoman PAS bahwa kedudukan ulama tak ubahnya seperti sampah, jika tunduk pada pemerintah dan tidak mempunyai kekuatan apapun. Ketika itu, kondisi masyarakat Malaysia memang menyedihkan karena banyaknya pemurtadan orang Islam, judi, dan berbagai kesenangan duniawi lainnya, yang dalam hal ini disponsori oleh Umno.

Pada 24 November 1951, Haji Ahmad Badawi, seorang ulama di Seberang Perai mengeluarkan satu manifesto yang dinamakan ’Manifesto al-Badawi’ dengan tema ”Ulama Ke Jalan Allah” untuk menyambut persidangan PAS. Mereka memutuskan supaya PAS menjadi sebuah gerakan politik Islam yang memperjuangkan kemerdekaan ke arah membentuk sebuah negara yang diridhai Allah. Secara tegas, para ulama PAS menolak bentuk-bentuk perjuangan yang didasarkan pada ideologi ciptaan manusia yang dibawa masuk oleh penjajah.

Perkembangan PAS

Dari sejak awal, PAS selalu mengusung agar Islam dijadikan dasar negara yang merdeka. Tahun 1959, PAS memenangkan pemilu di Terengganu dan Kelantan, dan kemudian membentuk pemerintahan sendiri di bawah Mohd Daud Abdul Samad di Terengganu dan Ustaz Ishak Lotfi Omar di Kelantan sebagai Menteri Besar. Kekuasaan PAS di Terengganu dan Kelantan tidak lama, karena pada Oktober 1961, PAS berhasil digulingkan oleh hasil permainan politik kotor Perikatan. Hanya Kelantan yang bertahan cukup lama yaitu sampai tahun 1977.

Layaknya gerakan Islam yang memperjuangkan Islam, PAS mengalami restriksi penguasa yang tak suka. Penangkapan, embargo politik, dan pembunuhan rahasia terjadi. Cita-cita PAS untuk menampilkan Islam dianggap sebagai ancaman. Pada tahun 1973, PAS mulai membentuk kerjasama dengan pihak lain, yaitu Perikatan dan BN. Kerjasana ini membuka eskalasi baru karena PAS menyampaikan Islam dengan lebih terbuka. Selama ini, cara PAS dalam membentuk kestabilan politik negara telah disalahgunakan oleh musuh-musuh politiknya dengan menggembor-gemborkan isyu Islamnya.

Tahun 1982, terjadi perpecahan di tubuh PAS dan mereka sekaligus kehilangan kekuasaannya dalam pemerintahan. PAS mengalami krisis kepemimpinan dalam periode ini. Campur tangan pihak lain dalam hal ini sangat kental. Misalnya saja pada tahun 1996, PAS berkonflik dengan Parti Melayu Semangat 46, dan pada tahun 1991, dengan Umno.

Kemunculan Datuk Seri Anwar Ibrahim menyebabkan wujudnya gerakan reformasi dalam tubuh PAS. Pada pemilu 2004, walau tidak dominan, Terengganu berhasil kembali dikuasai. Dan puncaknya adalah pada Pemilu 2008, yang berhasil merebut hati rakyat di Kelantan, Terengganu dan Selangor. Kini, PAS dilihat sebagai ancamana utama Umno dalam menguasai politik orang Melayu Islam.

Rakyat Islam Malaysia tentu sangat berharap bahwa PAS akan terus konsisten dalam membela kepentingan rakyat. Mereka tidak ingin PAS menjadi partai yang bekerja sama dengan pemerintah namun kemudian banyak mengabaikan kepentingan rakyatnya seperti yang selalu terjadi di negara-negara lain. Selama bertahun-tahun, PAS terus dijadikan pilihan utama rakyat Islam Malaysia, dan satu manuver politik yang kurang perhitungan akan membuat rakyat meninggalkan PAS selama-lamanya. (sa/berbagaisumber)