Rumah Pensil, Membentuk Karakter Anak Sholeh Lewat Buku

Penerbit buku Islam kini bisa dibilang menjamur, namun hanya sedikit yang benar-benar fokus kepada penanaman karakter anak muslim sejak dini. Salah satunya adalah Rumah Pensil Publisher.

Kisah Para Sahabat Nabi yang Spektakuler

Dikatakan spektakuler bukan hanya kisah-kisahnya yang fenomenal dan juga cara penulisan bukunya yang atraktif, tapi juga omset penjualan buku Kisah Para Sahabat Nabi terbitan Rumah Pensil yang mencapai 3 ribu paket dalam setahun. Nilainya luar biasa, tak kurang dari Rp9 milyar berhasil diraih oleh penerbit yang baru setahun berdiri tersebut.

Rumah Pensil Publisher digagas oleh Eka Wardhana, penulis dan pendongeng yang telah menghasilkan lebih dari 300 buku anak. Bang Eka, demikian ia akrab dipanggil, mendirikan Rumah Pensil pada September 2009 sebagai wadah ekspresi diri dan ide-ide yang selama ini tidak terpuaskan dari penerbit lain. Maklum, sebagai penulis, Bang Eka tak punya otoritas penuh untuk ‘menggerecoki’ lay out, desain, maupun hal-hal lain selain tulisan. Tak heran, Rumah Pensil muncul sebagai bentuk ideal perusahaan penerbitan yang selama ini diimpikan Bang Eka.

Pendirian Rumah Pensil juga tak lepas dari niatan untuk berdakwah. Sebagaimana ayat Alquran pertama yang diturunkan, Iqro, “bacalah”, Rumah Pensil ingin mengilhami dan memberikan pemahaman mengenai Islam kepada keluarga muslim, tentunya lewat buku-buku yang diterbitkan. Menurut Widodo Saputro, Branch Manager Rumah Pensil Jakarta, seorang anak haruslah dikenalkan kepada tokoh-tokoh muslim sesuai dengan karakter, potensi, dan kecenderungannya.

“Misalnya, anak yg potensi jadi seorang pebisnis, tinggal dikisahkan si Abdurrahman bin Auf. Kalau dia seorang yang pemberani, berarti seperti Umar, Usman yang pemberani. Kalau dia seorang yang ahli, kayak Ali,” ujar Widodo.

Dengan demikian, selain si anak mengenal para sahabat sejak kecil, mereka juga dapat mengembangkan karakter dan potensi mereka sesuai dengan ajaran Islam.

Selain itu, penelitian psikologi membuktikan bahwa anak-anak yang terbiasa membaca dan dibacakan kisah akan tumbuh menjadi anak yang lebih hangat dan lebih berprestasi dibanding anak-anak yang jarang atau tak pernah akrab dengan kisah-kisah. Seperti kata David Mcclelland, psikolog kontemporer meneliti keunggulan Inggris dibanding Spanyol di abad-abad penjelajahan adalah karena rakyatnya senang membaca dongeng dan kisah-kisah! Kesimpulannya, dongeng dan kisah bisa mengubah nasib suatu bangsa.

Andalkan Direct Selling

Rumah Pensil mencetak prestasi tersendiri sebagai penerbit baru yang mampu mencetak buku sebanyak 5 ribu paket dengan hanya 7 bulan waktu penulisan. Sebagai strategi pemasarannya, Rumah Pensil mengandalkan para marketing lewat direct selling. Sebagaimana layaknya buku direct selling, buku terbitan Rumah Pensil dikemas eksklusif dengan deluxe hard cover, full colour, kertas dupleks, serta berukuran 33 x 33 cm yang membuat anak-anak sangat nyaman menikmati buku tersebut.

Hingga setahun berdiri, Rumah Pensil sudah menerbitkan dua buku. Paket buku pertama adalah Kisah Para Sahabat Nabi yang dilengkapi dengan sajian visual berupa gambar berkualitas dan komik yang bernuansa drama-humor-relijius. Gaya bercerita dibuat menyentuh hati sekaligus penuh semangat dan motivasi. Setiap beberapa jilid, desain visual yang ditampilkan berbeda sehingga para pembaca tidak akan merasa bosan. 24 jilid buku Kisah Para Sahabat Nabi juga dilengkapi dengan 5 jilid buku balita yang interaktif yang dikemas dengan konsep multiple intelligence. Keunikan buku ini juga terletak pada cover belakang buku yang berupa potongan puzzle sehingga kalau disusun akan membentuk tapestry perjalanan Islam, mulai dari tahun gajah sampai masuk ke Indonesia. Paket buku kedua adalah Aku Cinta Islam yang terdiri dari 10 jilid. Buku untuk balita ini berisi pengetahuan keislaman lengkap dalam bahasa balita, teknik multisensori yang ditampilkan membuat anak akan menemukan banyak cerita dalam satu halaman. Termasuk dalam paket buku Aku Cinta Islam antara lain: Aku Cinta Allah, Aku Cinta Akhlaq Baik, Aku Cinta Hari-hari Raya Islam, dan Aku Cinta Berdzikir. Rasanya, dengan keistimewaan buku-buku tersebut sehingga dapat mempengaruhi karakter anak menjadi anak yang sholeh dan sholehah, buku seharga Rp 3 jutaan tersebut dinilai tidak mahal. Apalagi, para pembaca bisa mendapatkan buku ini dengan cicilan hingga 1 tahun.

Menurut para marketing yang memasarkan buku-buku tersebut, tidak hanya keuntungan finansial yang didapat melainkan nilai-nilai spiritual karena buku tersebut merupakan sarana pembelajaran memahami Islam dan mencintai Rasul serta para sahabatnya. Tak heran, semangat itu juga yang melandasi banyak orang untuk bergabung menjadi marketing Rumah Pensil dengan target penghasilan jutaan rupiah per bulan. Per Oktober 2010, Rumah Pensil sudah mempunyai 12 kantor yang meliputi wilayah Sumatra, Jakarta, Bogor, Surabaya, Bandung, dan Makassar. Untuk wilayah Kalimantan dan Papua masih belum dapat menikmati buku-buku Rumah Pensil karena terhambat biaya pengiriman yang tinggi, namun tidak menutup kemungkinan dapat menjumpai Rumah Pensil di event-event seperti pameran buku yang sering diadakan di kota-kota besar.

Rumah Pensil Community

Demi memelihara dan memperluas jaringan, Rumah Pensil juga membentuk Rumah Pensil Community yang anggotanya kebanyakan para orang tua atau wali murid. Selain sebagai ajang silaturahim, Rumah Pensil Community juga berfungsi sebagai jembatan antara Rumah Pensil Publisher dan para pembaca dalam menterjemahkan buku terbitan Rumah Pensil. Beragam acara pun dibuat, misalnya talkshow atau acara-acara parenting.

Anda yang tertarik dengan buku-buku terbitan Rumah Pensil atau ingin bergabung dengan Rumah Pensil Community atau bahkan menjadi marketing Rumah Pensil dapat menghubungi Rumah Pensil di Jln. Ori Raya No. 470, Pondok Bambu, Jaktim, telp. 021-7035 0765. (ind)