Tadzkiroh Jamaah Anshorut Tauhid Bagi Rakyat dan Penguasa Indonesia

TADZKIROH JAMA’AH ANSHORUT TAUHID BAGI RAKYAT DAN PENGUASA NEGRI INDAH YANG TERUS DIRUNDUNG MUSIBAH

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
إن الحمد لله نحمده نستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا من يهده الله فلا مضل له ومن يضلله فلا هادي له و أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له و أشهد أن محمدا عبده ورسوله

Wahai kaum muslimin rohimani wa rohimakumulloh, perhatikanlah bahwa pada hari ini kita hidup didalam alam kemunafikan sedangkan Alloh Subhanahu wa Ta’ala sangat membenci kaum munafikin. Bukti yang jelas dari kemunafikan kita adalah bahwa sejak bangsa ini dikaruniai kemerdekaan dari bangsa kafir, kita telah menyatakan perlawanan terang -terangan kepada Alloh Azza wa Jalla atas nama persatuan dan kesatuan bangsa yakni menghapus kalimat … kewajiban menjalankan Syari’at Islam bagi para pemeluknya … dari dasar negara.

Alloh Azza wa Jalla berfirman :

Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu? Mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya.

Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul", niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu.
( QS. An Nisaa’ : 60 – 61 )

Dari kesalahan fatal ini, maka segala kebijakan dan arah pemerintahan negara yang dijalankan oleh siapapun penguasanya akan senantiasa mengundang murka Alloh Azza wa Jalla. Karena UU dan segala peraturan turunannya menjadikan akal dan hawa nafsu kita menjadi sumber hukum untuk mengatur ratusan juta rakyat dan membuang sumber hukum yang suci dari Alloh Robbul ‘Alamiin yakni Al Qur-anul Kariim dan As Sunnah Asy Syariif kecuali hanya sebagai teori yang dipelajari belaka.

Alloh Azza wa Jalla berfirman :

Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.
( QS Al A’raaf : 96 )

Nabi Muhammad sholallohu ‘alaihi was sallam bersabda :

كَيْفَ أَنْتُمْ إِذَا وَقَعَتْ فِيْكُمْ خَمْسٌ ، وَأَعُوذُ بِاللهِ أَنْ تَكُونَ فِيْكُمْ أَوْ تُدْرِكُوهُنَّ : مَا ظَهَرَتِ الْفَاحِشَةُ فِي قَوْمٍ قَطُّ يُعْمَلُ بِهَا فِيْهِمْ عَلاَنِيَةً إِلاَّ ظَهَرَ فِيْهِمْ الطَّاعُونُ وَالأَوْجَاعُ الَّتِي لَمْ تَكُنْ فِي أَسْلاَفِهِمْ ، وَمَا مَنَعَ قَوْمٌ الزَّكَاةَ إِِلاَّ مُنِعُوْا الْقَطْرَ مِنَ السَّمَاءِ وَلَوْلاَ الْبَهَائِمُ لَمْ يُمْطَرُوا ، وَمَا بَخَسَ قَوْمٌ الْمِكْيَالَ وَالْمِيْزَانَ إِلاَّ أُخِذُوا بِالسِّنِيْنَ وَشِدَّةِ الْمُؤْنَةِ وَجَوْرِ السُّلْطَانِ ، وَلاَ حَكَمَ أُمَرَاءُهُمْ بِغَيْرِ مَا أَنْزَلَ اللهُ إِلاَّ سَلَّطَ اللهُ عَلَيْهِمْ عَدُوَّهُمْ فَاسْتَنْفَدَ بَعْضَ مَا فِي أَيْدِيهِمْ ، وَمَا عَطَّلُوا كِتَابَ اللهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِمْ إِلاَّ جَعَلَ اللهُ بَأْسَهُمْ بَيْنَهُمْ .

"Bagaimana kalian apabila terjadi lima perkara, dan aku berlindung kepada Allah mudah-mudahan lima perkara itu tidak terjadi pada kamu atau kamu tidak menjumpainya, yaitu,

  1. Tidaklah perbuatan zina itu tampak pada suatu kaum, dikerjakan secara terang-terangan, melainkan tampak dalam mereka penyakit ta’un dan kelaparan yang tidak pernah dijumpai oleh nenek moyang dahulu.
  2. Dan tidaklah kaum itu menahan zakat, melainkan mereka ditahan oleh Allah turunnya hujan dari langit, andai kata tidak ada binatang ternak tentu mereka tidak akan dihujani.
  3. Dan tidaklah kaum itu mengurangi takaran dan timbangan, melainkan mereka disiksa oleh Allah dengan kesengsaraan bertahun-tahun dan sulitnya kebutuhan hidup dan nyelewengnya penguasa.
  4. Dan tidaklah pemimpin-pemimpin mereka itu menghukumi dengan selain kitab yang diturunkan oleh Allah, melainkan mereka akan dikuasai oleh musuh yang merampas sebagian kekuasaan mereka.
  5. Dan tidaklah mereka itu menyia-nyiakan kitab Allah dan sunnah Nabi-Nya, melainkan Allah menjadikan bahaya di antara mereka sendiri." (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

Kenyataan yang dibentuk dari pengingkaran kepada nikmat Alloh berupa Diinul Islam ini menunjukkan betapa bangsa ini telah mengalami apa – apa yang dikhawatirkan oleh Rasululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam diatas. Ditambah lagi, bangsa ini seperti tidak merasa bersalah dengan secara terus menerus memerangi para Wali-wali Alloh dalam bentuk memusuhi, menangkapi, menyiksa dan membunuhi mereka yang secara konsisten berjuang untuk meninggikan kalimatillah dalam wujud penegakkan Syari’at Islam di negri ini.

Padahal Nabi Muhammad sholallohu ‘alaihi was sallam telah bersabda :
Sesungguhnya Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman: “Barangsiapa yang memusuhi waliKu, maka Aku telah mengumumkan perang kepadanya. ( Diriwayatkan Imam Bukhari dari Abu Hurairoh rodhiyallohu ‘anhu )

Wahai kaum muslimin rohimani wa rohimakumulloh, pelaku kezhaliman dan yang mendiamkan kezhaliman pada dasarnya berada pada posisi yang sama sedangkan Alloh Subhanahu wa Ta’ala telah mengharamkan kezhaliman atas Dzat-Nya Yang Maha Suci dan IA juga mengharamkan kezhaliman atas hamba-hambaNya.

Jika Alloh Subhanahu wa Ta’ala kemudian menimpakan berbagai musibah dalam berbagai bentuknya maka itu semua adalah masih dalam konteks RahmatNya agar manusia kembali kejalan yang benar, yakni jalan yang ditunjukiNya melalui para NabiNya. Jalan itu adalah kembali kepada Diinul Islam secara menyeluruh meliputi aqidah, syari’ah dan akhlaq Islam yang lurus dan benar.

Tentu saja kita berduka dengan banyaknya jatuh korban harta dan nyawa serta berbagai penderitaan yang dialami rakyat dengan sebab bencana – bencana yang terus menerus terjadi itu. Maka sebagai orang yang beriman mestinya semua bencana itu kita jadikan sebagai sebuah peringatan Alloh dan sudah seharusnya kita mau mengambil pelajaran penting dari semua musibah yang nilainya sangat mahal terkait jatuhnya korban harta dan nyawa tersebut. Dan bukan malah mengabaikan apalagi berprasangka buruk terhadap taqdir Alloh Azza wa Jalla.

Kita mendengar bahwa ada diantara pemimpin negri ini berkomentar tentang ketidak – terkaitan bencana alam dengan kehendak Penciptanya. Kita juga tahu ada seorang jurnalis yang menuduh Alloh itu kejam, Maha Suci Alloh dari penyifatan mereka yang jahil . Jadi bencana alam itu justru makin mengeraskan hati dan membuat gelap nurani mereka. Kenapa mereka tidak juga sadar dan tidak segera bertaubat ?

Wahai kaum muslimin rohimani wa rohimakumulloh, tidak ada jalan lain sekiranya kita berkeinginan memperbaiki keadaan negri ini selain kembali kepada ajaran Alloh dan RosulNya yakni dengan menerapkan Diinul Islam di seluruh aspek kehidupan.

Kesalahan fatal yang dilakukan founding fathers negri ini harus dikoreksi total dan jangan malah diberhalakan. Negara dan bangsa ini harus diatur dengan Syari’at Islam, jika terus kita melawan Alloh Azza wa Jalla, maka fikirkanlah : apakah kalian akan menang ? Alloh akan tetap menjadi Yang Maha Hidup dengan segenap ke-Maha Kuasa-Nya sedang kita akan mati dan tidak berdaya dihadapan MahkamahNya kelak di yaumil Qiyyamah.

Demikianlah Tadzkiroh ( peringatan ) ini kami sampaikan, alhamdulillahi Robbil ‘alamiin, was sholatu wa sallamu ‘ala Muhammadin wa ‘ala alihi wa shohbihi ajma’in !

Sukoharjo, Dzulhijjah 1431