Dewan Da’wah Resmikan Sumur Merapi Indonesia-Malaysia

"Sebelum acara di sini, dalam sebuah pengajian saya sempat merasa berkunang-kunang dan tiba-tiba pandangan gelap sehingga jamaah di hadapan saya tidak tampak. Ternyata saya mengalami dehidrasi. Pengalaman ini menunjukkan betapa pentingnya air bagi kehidupan manusia," tutur Ketua Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia, H Syuhada Bahri.

Ustadz Syuhada mengemukakan hal itu dalam Dialog Hari Air Sedunia di Sumur Air Dewan Da’wah di Dukuh Ngrancah, Desa Bumiharjo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Selasa (22/3).

Acara tersebut sekaligus merupakan peresmian pengoperasian sumur air hasil kerjasama Lembaga Amil Zakat Infak Sedekah (LAZIS) Dewan Da’wah dan Global Peace Mission (GPM) Malaysia.

Hadir dalam perhelatan itu, H Syuhada Bahri dan H Muzayyin Abdul Wahab dari Dewan Da’wah Pusat. Juga Ketua Dewan Da’wah Perwakilan Jawa Tengah H Solechan, Ketua Dewan Da’wah Surakarta H Sudirman Marsudi, serta Ketua Dewan Da’wah Klaten H Rifa’i Saleh Haryono. Demikian juga Zein Musta"in dari Dewan Da’wah Yogyakarta.

Dari Malaysia hadir H Ahmad Azam Abd Rahman, Pengerusi Lembaga Pemegang Amanah GPM; H Muhammad Nor Anwar Hashim, Presiden GPM; Hj Mohd Asri Abdul, CEO GPM, dan H Edrus Adam, Ahli Lembaga Koperasi Belia Islam. Raja Reza Raja Zaib Shah, Minister Consellor Kedubes Malaysia di Indonesia, juga menyertai.

Hajatan juga dimakmurkan dengan kehadiran para tokoh masyarakat dan kepala desa se-Kecamatan Kemalang, dan perwakilan warga Desa Bumiharjo.

Tak ketinggalan pula para pengurus LAZ seperti dari Al Azhar Peduli Ummat, PKPU, Dompet Dhuafa, PPPA Daarul Qur"an, Solo Peduli, Relawan Lintas Merapi, Tim SAR Merapi, dan lain-lain.

Sedangkan kehadiran Pemda Klaten diwakili unsur-unsur dari Kantor Dinas Kesehatan, Pamkesmas, Dinas PU, Dinas Sosial, dan Kantor Dinas Depag.

Adapun Tim Batan yang mengerjakan proyek ini, hadir dengan rombongan yang dipimpin Siregar.

Direktur Eksekutif LAZIS Dewan Da’wah, H Ade Salamun, mengemukakan, tahun 2011 ini PBB menggelar Hari Air Dunia (WWD 2011) dengan tema "Air dan Urbanisasi". WWD 2011 memprihatinkan dampak pertumbuhan penduduk yang cepat industrialisasi perkotaan, dan ketidakpastian yang disebabkan oleh perubahan iklim, konflik dan bencana alam pada sistem air perkotaan.

Tapi, lanjut Ade, "desa-desa di Tanah Air pun bukan tanpa problem air. Saat ini, total potensi sumber daya air di Jawa masih mampu memasok air 1.500 meter kubik per kapita per tahun. Diperkirakan, pada 2015, hanya mampu memasok air 450 meter kubik per kapita per tahun. Puncaknya, pada 2025, potensi air di Jawa tinggal 320 meter kubik per kapita per tahun. Artinya, pada tahun 2025, hanya separuh penduduk Pulau Jawa yang bisa mendapat pasokan air cukup."

Salah satu desa minus air adalah Desa Bumiharjo, Klaten, di lereng timur Gunung Merapi, yang terletak dalam radius sekitar 10 km dari puncak Merapi.

Seperti diungkapkan Wasis, tokoh warga Bumiharjo, setiap musim kemarau penduduk Bumiharjo kesulitan air bersih. Sedang di musim penghujan, mereka mengonsumsi air hujan.

Untuk keperluan sehari-hari anggota rumah tangga dan ternak sapi mereka, warga setempat harus membeli air bersih dari tangki air sebesar Rp 80 ribu sampai Rp 150 ribu per tangki (5000 liter). Jumlah ini cukup untuk hidup hemat air selama 2 pekan.

"Kehadiran Sumur Air ini merupakan solusi tepat bagi kami," tandas Wasis. Terlebih, Pemda Klaten akan mendukung pendistribusian air bersih dari sumur ini ke rumah-rumah warga dengan sistem pipanisasi PDAM.

Rifa’i Saleh mengungkapkan, proyek pengeboran dan pembangunan instalasi dilaksanakan Pusat Pengembangan Geologi Nuklir BATAN. "Sempat tiga kali gagal menembus kedalaman bumi, akhirnya air ditemukan pada pengeboran keempat di kedalaman 210 meter. Debitnya mencapai 5,5, liter/detik," kata Ketua Dewan Da’wah Klaten.

Ia melanjutkan, sumur air Dewan Da’wah ini merupakan sumur air swasta pertama dan tertinggi posisinya di Kemalang. "Kami sudah mengoperasikan sumur air sejak setahun terakhir, dan menjadi posko pengungsi serta pemasok air bersih bagi warga di 4 desa yang menjadi korban letusan Gunung Merapi pada Oktober-November 2010," tutur Rifa’i.

Dalam sambutannya Raja Reza menegaskan bahwa kerjasama yang kesekian kalinya antara Dewan Da’wah dan GPM ini menunjukkan kuatnya ukhuwah Indonesia-Malaysia. "Kita ini sebenarnya saudara seiman serumpun yang kemudian terkotak-kotakkan oleh konsep state-nation yang dibuat kaum penjajah," kata Raja. Dan insya Allah, ini bukan kerjasama yang terakhir, mengingat masih banyak warga desa di Nusantara yang kesulitan air bersih. (bowo)