dr. Umar: Kami Berharap Tim Medis Indonesia Lebih lama Di Pakistan

Ada yang dikeluhkan dr Umar terhadap tim medis atau selain tim medis dari lembaga internasional, yakni program yang tak berkesinambungan. Misalnya saja tim medis yang datang ke kamp pengungsi, mereka biasanya hanya dua sampai tiga hari saja melakukan pemeriksaan kemudian pergi. "Para pengungsi harus dikontrol terus kesehatan mereka lebih lama, bagaimana bisa mereka melakukan tugas hanya dua hari kemudian pergi?" tanya dr Umar.

"Disini NGO internasional tidak terlalu disukai, ya karena program mereka singkat-singkat saja. Kami inginkan program yang terus menerus, dan berharap tim medis Indonesia tidak sebentar bekerja di sini menangani pengungsi," harapnya.

ACT bekerja sama dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dalam tugas kemanusiaan di Pakistan dengan membawa serta dua dokter spesialis anak, yakni dr. Adji Suranto dan dr. Jaya Ariheryanto Effendi, yang didampingi oleh Bayu Gawtama, Direktur Program ACT. Menurut rencana, tim pertama dari ACT ini akan bekerja selama dua pekan di Pakistan dan direncanakan akan mengirim tim berikutnya.

Selain tim medis dari ACT, direncanakan tim medis dari MERC juga akan tiba Jum’at malam, 27 Agustus 2010 di Islamabad dan akan bergabung dengan tim yang sudah tiba terlebih dahulu. Menurut Dubes RI untuk Pakistan, Ishak Latuconsina, awal September nanti pemerintah juga akan mengirimkan tim medis sebanyak 23 orang, dan tim medis berikutnya 22 orang. Jadi total tim medis dari Indonesia bisa mencapai 50 orang lebih.

"Jepang mengirimkan 60 tim medisnya, jadi kalau Indonesia mengirimkan lima puluh orang, ya beda sedikitlah dengan Jepang. Ini satu kebanggaan bagi bangsa Indonesia bisa mengirimkan bantuan secara signifikan," ujar Dubes, dalam acara buka puasa bersama di Hall KBRI Islamabad, Jum’at 27 Agustus 2010.

Menurut rencana, Hall KBRI di Islamabad akan dijadikan posko bersama tim Indonesia yang bertugas di Pakistan. KBRI pun sangat ingin memastikan seluruh tim kemanusiaan Indonesia terlayani dengan baik dan berupaya menjamin keselamatan seluruh anggota tim. "Jadi siapa dan dimana mereka akan bertugas, kami harus tahu agar mudah bagi kami memantaunya dan berkoordinasi dengan penanggungjawab setempat," kata Atase Sosial Budaya KBRI Islamabad, Kusdiana.

Kusdiana juga berharap, tim ACT, MERC dan juga tim medis dari pemerintah bisa mengirimkan tim berikutnya bila tim pertama kembali ke tanah air. "Penganganan korban tidak mungkin sebentar, ada baiknya memang kedatangan tim yang banyak harus diatur sehingga keberadaan tim kesehatan Indonesia lebih lama di sini. Dan kalau memungkinkan ada tim kedua dan selanjutnya yang dikirim ACT ke sini," harapnya.

Bayu Gawtama
Programme Director – ACT
http://actforhumanity.or.id
0852 190 68581