Hampir Dua Pekan Menunggu di Perbatasan, Relawan ACT Akhirnya Masuk Gaza

Dua Relawan Aksi Cepat Tanggap (ACT), Imam Akbari dan Bayu Gawtama, berhasil memasuki Gaza melalui perbatasan Rafah, Selasa (20/7/2010) pukul 13.00 waktu setempat. Keduanya akan menjalankan misi menyelamatkan anak-anak Palestina dari kejahatan kemanusiaan, berupa perintisan berdirinya Sekolah Indonesia untuk anak-anak Palestina di Gaza.

Bayu Gawtama dari Gaza melaporkan, tim ACT harus menunggu 13 hari di Mesir sebelum mendapat izin tersebut. Kamis pekan lalu, tim sempat memasuki perbatasan namun terhambat perizinan di imigrasi setempat.

Akhirnya izin untuk memasuki Gaza dari perbatasan Rafah itu diterima tim ACT, Senin siang. Selasa dini hari, tim ACT langsung meluncur ke Rafah dan kini bisa memasuki Gaza, Palestina. Di Gaza, tim disambut jajaran Kementerian Pendidikan Palestina dipimpin Direktur Hubungan Internaional, Ahmad Al Najjar.

Tidak jauh berbeda dari misi tahun lalu, program utama ACT dalam misi kemanusiaannya di Gaza kali ini terfokus pada penyelamatan anak-anak Palestina melalui pendidikan.

Misi pertama Tim ACT adalah menyampaikan salam dari anak Indonesia untuk anak Palestina melalui kartu pos. Kartu pos yang dibawa dari Indonesia itu adalah sebagian kiriman peserta lomba menulis pesan untuk anak Palestina. Lombanya sendiri saat ini masih berlangsung. Diharapkan, anak-anak Palestina juga akan menuliskan pesan balasan untuk anak Indonesia.

"Kita akan berbagi ceria bersama anak-anak Gaza dengan aktivitas melukis, menulis dan bercerita. Hasil karya mereka akan dibawa ke Indonesia dan akan digunakan untuk penggalangan dana program kemanusiaan bagi mereka," ujar Bayu.

Misi selanjutnya, sambung Bayu, Tim ACT akan memberikan bantuan peralatan sekolah dan mainan edukasi kepada anak-anak Palestina. "Yang tak kalah penting dan diharapkan menjadi program unggulan ACT di Palestina adalah menyiapkan pembangunan gedung Sekolah Indonesia di Gaza. Tim relawan ACT juga akan memfasilitasi program beasiswa bagi anak-anak Palestina," ungkapnya.

Bayu mengungkapkan, selama ini ACT telah berkoordinasi dengan pemerintah Palestina terkait misi ACT membangun sekolah Indonesia di gaza itu. Pada keberangkatannya kali ini, Tim ACT akan melakukan peletakan batu pertama di lokasi pembangunan yang sudah disediakan pemerintah Palestina.

"Kementerian Pendidikan Palestina sudah menyiapkan tempatnya. Bila memungkinkan kita akan langsung meletakan batu pertama di sana," ucap Bayu.

Dalam mengemban misi kemanusiaan ini Tim ACT tidak sendiri. Tim yang berangkat ke Palestina melalui Abu Dhabi dan Kairo ini akan bertemu dengan para relawan kemanusiaan lainnya dari seluruh dunia. Khusus dari Indonesia, Tim ACT juga akan bekerjasama dengan sejumlah relawan yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Indonesia untuk Palestina. Aliansi ini digagas ACT bersama 25 elemen kemanusiaan lainnya dan dideklarasikan 4 Juni lalu di Masjid Istiqlal, Jakarta. mnh/act