PII Wati Mesir : Sepakat Tolak Miss World (Seruan Terlambat Lebih Baik Dibanding Tidak sama Sekali)

miss worldMahasiswi Indonesia di Mesir Kumpulkan Tanda Tangan, “Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali untuk menolak kemungkaran, terlambat memang sebuah kekurangan, tapi tidak sama sekali itu kesalahan yang lebih fatal” tutur Ketua PII Wati Perwakilan (Pwk) Mesir, Sdri. Masdariyah saat membawakan sambutan di acara seminar umum gagasan PII Wati Mesir yang bertemakan “Propaganda Miss World Mengikis Karakter Anak Bangsa” yang berlangsung Rabu sore (11/9) di aula Pasanggrahan KPMJB, Kairo-Mesir.

Dalam hal ini PII Wati juga bekerjasama dengan beberapa organisasi keputrian mahasiswi Indonesia yang ada di Mesir, yaitu WIHDAH-PPMI, Keputrian KPMJB Jawa Barat dan keputrian KMM Sumatera Barat. Walaupun sebagian kalangan menilai, seminar ini sudah terlambat mengingat acara Miss World sudah berlangsung sejak beberapa hari yang lalu, namun acara tersebut tetap mendapatkan apresiasi besar, terbukti dari antusiasme para peserta yang datang dan memenuhi Aula Pasangrahan KPMJB tempat berlangsungnya acara.

Dalam Seminar tersebut panitia pelaksana berhasil menghadirkan dua narasumber sekaligus. Diawali oleh Ibu Dahlia Kusuma Dewi, S. Sos. MIA (Sekretaris II Fungsi Penerangan dan Sosial Budaya KBRI Kairo) yang mengupas habis tentang plus-minus ajang Miss World untuk Negara dan pengaruhnya terhadap karakter Indonesia yang ketimuran. Kemudian dilanjutkan oleh narasumber kedua, Ustadzah Hayati Fashihah Lubis, Lc. Dipl. (Mahasiswi Program Pasca Sarjana Fak. Syariah Islamiyah Jurusan Ushul Fiqh) yang pada kesempatan kali ini, beliau mengajak hadirin mengkaji sedalam-dalamnya tentang Miss World itu sendiri jika dipandang menurut  kaca mata syari’ah.  “Sudah jelas hukumnya mengumbar aurat itu tidak dibenarkan dalam Islam, dan sepanjang sejarah ajang ini tidak pernah lepas dari yang namanya buka-bukaan. Adapun jika dilihat dari keuntungan untuk Negara, kita juga sama-sama mengetahui, keuntungan yang didapatkan dari cara yang tidak benar itu adalah Haram” papar Ustadzah Fasihah Lubis.  “Terlepas dari keuntungankeuntungannya, tetap saja ajang ini mencederai karakter negara kita yang ketimuran. Juga yang mayoritas penduduknya penganut agama Islam. Saya yakin setelah melihat banyaknya protes keras dari berbagai elemen masyarakat, pemerintah akan berpikir ulang untuk mengadakan ajang yang serupa”,

Acara ditutup dengan pembacaan surat pernyataan sikap penolakan keras dari segenap pelajar putri Indonesia di Mesir terhadap ajang obral aurat tersebut oleh ketua WIHDAH-PPMI (organisasi induk keputrian di Mesir) masa bakti 2013-2014; Ketua PII Wati Mesir, Ketua Keputrian KPMJB dan Ketua Keputrian KMM yang diiringi pekikan takbir para peserta.  “Saya mengapresiasi sebesar-besarnya acara ini, sejatinya sebagai muslimah kita sudah pasti menolak, tapi seminar ini merupakan wasilah untuk kita menyampaikan kepada ummat, bahwa kami dengan tegas juga menolak ajang tersebut dan sebagai bukti akan tingginya daya kritis kita sebagai mahasiswa yang notabenenya penuntut ilmu agama terhadap hal-hal yang bertentangan dengan syari’at. Serta bentuk kepedulian kita kepada negeri tercinta walau kita sedang tidak di Indonesia”, tutur Yeni Riska, ketua Keputrian KMM Sumatera Barat kepada PII Wati selaku penyelenggara sesaat setelah acara ditutup.

red: Nurul Qolbi

www.pelajarislamindonesia.com