PPMI : Tolak Kontes “Miss World”: Ini Soal Harga Diri Bangsa!

miss worldPimpinan Pusat Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia ’98 (PP PPMI ’98) secara sungguh-sungguh menolak penyelenggaraan kontes kecantikan “Miss World” yang akan digelar di Indonesia, karena sangat meresahkan masyarakat. Berdasarkan laporan dari masyarakat, baik yang muslim maupun non muslim, menganggap bahwa ajang “Miss World” tersebut bukan merupakan budaya Indonesia, sehingga tidak perlu diselenggarakan di Indonesia. Apalagi, ajang tersebut merupakan suatu pelanggaran terhadap hak asasi manusia dan bagian dari proyek imperialisme dan liberalisme yang disuguhkan oleh negara barat terbungkus kontestasi dan eksploitasi terhadap kaum perempuan.
Tradisi dan budaya bangsa itu berdasarkan pada asas Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Aturannya sudah ada. Bila dilanggar, maka penyelenggara harus siap menerima segala bentuk konsekuensinya. Kami juga mengajak kepada masyarakat yang lainnya untuk peduli terhadap kehormatan bangsa.
Anggapan bahwa dengan terlaksananya “Miss World” sangat menguntungkan dari sisi sektor perekonomian seperti menarik investor bagi Indonesia adalah bohong besar. Bangsa Indonesia memiliki harga diri, dan sampai kapan pun harga diri itu tidak bisa dibeli dengan uang, karena martabat, harga diri, dan kehormatan bangsa diatas segala-galanya, sehingga tidak boleh ada satu negara lain pun yang melecehkan kebesaran bangsa ini. Kalau kita telusuri dengan berbagai pertimbangan, sisi mudharatnya lebih tinggi daripada sisi manfaat yang bisa diambil oleh bangsa dan negara. Di katakan mudharat, karena dosa sosialnya jauh lebih besar.
Oleh karenanya, Pimpinan Pusat Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia 98 (PP PPMI ’98) mendesak kepada SBY selaku Presiden RI dengan segala tekad baik dalam menjaga kehormatan, harga diri dan budaya bangsa, secara tegas harus menolak kontes “Miss World”. Lebih baik dan lebih bermanfaat bila pemerintah mengurus masalah ekonomi rakyat termasuk kaum buruh,mengatasi pengangguran, menindak tegas para koruptor, sampai memberikan kesejahteraan pada rakyat.
Jakarta, 6 September 2013
 
Hormat kami,
 
dto
 
AHMAD NUR HIDAYAT
Juru Bicara PP PPMI ‘98