Semarak Al-Qur’an Warnai Kota Makassar

Daurah dan Seminar Internasional

Menyambut Ramadhan 1431 H beberapa kegiatan bernuansa al-Qur’an digelar di beberapa tempat di Makassar. Di antara kegiatan tersebut adalah Daurah al-Qur’an Internasional yang dilaksanakan oleh Departemen Dakwah DPP Wahdah Islamiyah selama 4 hari berturut-turut, hari Jumat-Senin, 23-26 Juli 2010. Kegiatan yang bertema “Hajrul Qur’an, Jangan Abaikan al-Qur’an” ini dibawakan oleh Prof. Dr. Mahmud bin Ahmad bin Shalih ad Dausary, MA., Guru Besar pada Kementerian Urusan Agama, Kingdom of Saudi Arabia.

Dihadapan lebih dari 300 peserta Prof. Mahmud memaparkan beberapa materi, di antaranya; ayat-ayat yang menunjukkan celaan terhadap orang yang mengabaikan al-Qur’an, kemudian bentuk-bentuk pengabaian terhadap al-Qur’an seperti tidak mengimani, tidak mengagungkan, tidak mendengarkan, tidak mempelajari, tidak membaca, tidak menghafal, tidak mentadabburi, tidak mengamalkan serta tidak berhukum dengan al-Qur’an. Karakter tersebut dibahas secara terperinci serta kiat-kiat serta jalan agar tidak terjatuh dalam karakter buruk tersebut. Kegiatan yang dilaksanakan di masjid Darul Hikmah DPP Wahdah Islamiyah ini dikhususkan untuk laki-laki.

Pada hari Sabtu (24/7) pukul 08.00-12.00 WITA, sebelum melanjutkan Daurah al-Qur’an pada siang harinya, Prof. Mahmud mengisi Seminar Internasional yang dilaksanakan oleh Lingkar Dakwah Mahasiswa Indonesia (LIDMI). Kegiatan dengan tema “The Power of al-Qur’an” ini dilaksanakan di aula Makarti gedung Lembaga Administrasi Negara (LAN) Antang, Makassar. Prof. Mahmud dalam pemaparannya, yang diterjemahkan oleh Alumni Mahasiswa International University of Sudan Ustadz Harman Tajang, Lc, mengutarakan seputar keagungan al-Qur’anul Karim. Isi dalam al-Qur’an bukan cuma dari sisi aqidah, tapi dalam berbagai hal aspek kehidupan. Diantaranya adalah kisah-kisah, dimana dalam al-Qur’an sepertiga bagian al-Qur’an mengandung kisah, yang tidak hanya sebagai sejarah akan tetapi yang penting adalah mengambil pelajaran dari kisah tersebut.

Pemateri lainnya dalam seminar, adalah Alumni Islamic University of Madinah, Ustadz Muhammad Ikhwan Abdul Jalil, Lc. Wakil Ketua DPP Wahdah Islamiyah ini mengatakan bahwa al-Quran itu yang berasal dari yang Maha Kuat dan Maha Mulia merupakan perkataan yang berat, dalam satu tafsir diartikan berat dalam mengamalkan. Dalam menjalankan al-Quran, butuh kekuatan. Aspek kekuatan adalah kesiapan dalam mengambil kesempatan. Orang yang beruntung adalah mempunyai dua hal, yakni punya kesempatan dan punya kesiapan untuk melakukan kebaikan.

Seminar ini dibuka secara resmi oleh Pembantu Rektor III Unhas, Ir. H. Nasaruddin Salam, MT dan sambutan dari MUI Sulsel oleh Ketua Bidang Dakwah, Prof. Dr. Basir Syam. Bertindak sebagai moderator Ustadz Rahmat Abdurrahman, Lc. MA, mahasiswa program Doktoral UIN Alauddin.

Kegiatan ini dihadiri sekitar 1200 peserta, jumlah ini diluar dugaan panitia sehingga ada beberapa peserta yang tidak mendapat tempat duduk.

Semarak al-Qur’an, “Al-Qur’an untuk Semua”

Di tempat lain, Lembaga Muslimah DPP Wahdah Islamiyah juga menggelar beberapa daurah khusus untuk wanita selama 3 hari. Pada hari Jum’at (23/7), daurah dengan nama Gema al-Qur’an 01 dilaksanakan di Gedung LAN Antang. Pada kegiatan ini Ustadzah Hannan Saad ad-Dausary, Staf pengajar Universitas di Saudi Arabia yang tiada lain adalah istri dari Prof. Mahmud membawakan materi “Mukjizat Al-Quran” setelah sebelumnya materi “Cinta Al-Quran” oleh Ummu Qarinah.

Keesokan harinya, Sabtu (24/7) Gema al-Qur’an 02 dilaksanakan di Masjid Kampus Unhas, dengan tema “Al-Quran Sepanjang Zaman”. Materi “Indahnya Al-Qur’an” dibawakan oleh ustadzah Ummu Balqis dan Sejarah al-Qur’an (al-Quran Sepanjang Zaman).

Pada hari Ahad (25/7) Lembaga Muslimah kemudian menggelar Semarak al-Qur’an yang merupakan acara puncak dari kegiatan sebelumnya. Sekitar 6500 peserta yang terdiri dari berbagai kalangan muslimah ini mulai dari pelajar, mahasiswa, dan Ibu-ibu Majelis Taklim memadati ruang gedung hingga balkon bagian atas Hall Celebes Convention Center (CCC) Metro Tanjung Bunga, Makassar. Acara yang dibuka oleh Wakil Sekretaris Tim Penggerak PKK Kota Makassar Ibu Nurlina diisi dengan materi “Minhajul Hayah (Way of Live)” oleh ustadzah Ummu Khalid dan kemudian dilanjutkan dengan materi “Telaah Al Qur’an tentang Peristiwa Hari Akhir” oleh ustadzah Hannan.

Acara puncak ini diisi juga dengan pembacaan al-Quran dengan tujuh ejaan cara baca atau biasa dikenal dengan nama Qira’ah Sab’ah oleh Alumni Universitas Al Azhar Kairo yang juga Dosen Ma’had ‘Aly al Wahdah Putri.

Berbagai selingan mengiringi acara ini dalam yakni nasyid, acara ilustrasi dengan berbagai tema: Al-Quran Resep Hidupku, Ummi Ajari Aku al-Qur’an dan Al-Qur’an Around The World.

Dalam acara ini juga ada pembacaaan puisi dengan tema “Makassar Bersimpuh”. Di akhir puisi ini, para peserta diajak semua untuk menjadi bagian dari komunitas 6666 yakni muslimah yang ingin kembali kepada al-Qur’an, muslimah yang ingin selamatkan dunia akhirat dengan mengkaji al-Qur’an.

Sebuah komunitas khusus para Pencinta Al-Qur’an bernama “Komunitas 6666” dibentuk dalam acara ini, dengan ikrar komitmen 1 ayat 1 hari, 1 jam kaji al-Qur’an tiap 1 pekan,1 menit bermuhasabah/menginstrospeksi diri tiap 1 malam, Hidup dengan al-Qur’an walau hanya 1 kali (karena hidup memang 1 kali).

Di lokasi acara juga disemarakkan dengan puluhan stand pameran produk muslim.

Secara umum kegiatan-kegiatan di atas dilaksanakan untuk menyadarkan ummat untuk kembali kepada al-Qur’an, menjadikan al-Qur’an sebagai pedoman hidup sehari-hari. Membaca, meresapi maknanya untuk kemudian mengaplikasikannya dalam amal dan perbuatan, baik dalam ibadah maupun muamalah, selanjutnya mendakwahkannya. Jangan sampai al-Qur’an hanya dijadikan sebagai bacaan-bacaan saja tanpa mempengaruhi pola hidup dan tingkah laku yang oleh ulama kita menyebutnya sebagai salah satu bentuk meninggalkan al-Qur’an. [af/wicm]