Azab Allah SWT Menggelayut di Atas Amerika

Krisis ekonomi yang menimpa Amerika Serikat dewasa ini tampaknya semakin memburuk. Kekhawatiran bahwa ia akan berkembang menjadi krisis global semakin nyata.

Seorang ulama warganegara Amerika keturunan Yaman segera menulis peringatan kepada kaum muslimin di Amerika Serikat dalam situs-nya. Imam Anwar Al-Awlaki bahkan memberi judul menghebohkan atas artikelnya: ”Apakah Franklin sedang mewujud menjadi Washington?”

Di bawah ini kami akan muat text asli posting beliau lalu dilanjutkan dengan terjemahan bebas di bawahnya.

Intinya, Imam Anwar memperingatkan kita semua akan bahaya kemungkinan pemerintah AS di bawah pimpinan George Bush menerapkan kebijakan sanering (pemotongan nilai uang dollar). Imam Anwar mengkhawatirkan bilamana lembar uang seratus dollar AS bakal dipotong menjadi setara dengan lembar uang satu dollar AS…!

Maka, Imam Anwar menganjurkan kaum muslimin di AS untuk melakukan langkah antisipatif dengan cara membeli emas dan perak guna mengamankan dollar mereka sebelum kebijakan sanering berlaku.

Bila ini menjadi kenyataan sudah barang tentu dampaknya akan meluas termasuk sangat mungkin mempengaruhi kondisi rupiah Indonesia yang memang selama ini sangat bergantung kepada kuat-lemahnya mata uang dollar AS. 

Akankah ini menjadi awal kesadaran global pentingnya meninggalkan uang kertas dan kembali kepada dinar dan dirham? Semoga…

_______________________________________________________________________

Sekilas ta’aruf (perkenalan) mengenai Imam Anwar Al-Awlaki:

Imam Anwar al-Awlaki adalah seorang ulama kelahiran New Mexico. Orangtuanya berasal dari Yaman dimana ia tinggal selama sebelas tahun dan memperoleh bagian awal pendidikan Islamnya.

Imam Anwar al-Awlaki sempat menjadi Imam masjid di Colorado, California. Kemudian ia tinggal di kawasan Washington DC dimana ia memimpin Dar Al-Hijrah Islamic Center sambil menjadi Pemuka Agama Islam di George Washington University. Sebelumnya ia sering bolak-balik Amerika-Yaman saat ia belajar Syari’ah kepada beberapa ulama terkemuka dimana akhirnya ia dilarang masuk kembali ke Amerika Serikat kendati ia seorang berwarga-negara AS.

Imam Anwar al-Awlaki memiliki gelar  S1 sebagai Insinyur Sipil dari Colorado State University, S2 di bidang Pendidikan Kepemimpinan dari  San Diego State University serta sedang menekuni S3-nya di bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia di  George Washington University. Ia telah menghasilkan banyak seri audio popular termasuk “Kehidupan Para Nabi”, “Kehidupan Akhirat”, “Kehidupan Muhammad”, “Kehidupan Umar bin Khattab”, “kehidupan Abu Bakar Ash-Shiddiq”, “Kisah Ibnul Awka”, “Konsisten di jalan Jihad” dan banyak lagi. Bagi Anda yang ingin tahu lebih jauh mengenai Imam Anwar silahkan kunjungi www.anwar-alawlaki.com

About the Shaykh

Imam Anwar al-Awlaki is a Muslim scholar who was born in New Mexico. His parents are from Yemen, where he lived for eleven years and received the early part of his Islamic education. Imam Anwar al-Awlaki served as an Imam in Colorado, California, and later in the Washington, D.C. area where he headed the Dar Al-Hijrah Islamic Center and was also the Muslim Chaplain at George Washington University.

He used to go back and forth from America to Yemen, where he was studying Shari’ah with prominent scholars, and he was later banned from re-entering the United States despite being a U.S. citizen. He holds a B.S. in Civil Engineering from Colorado State University, a M.A. in Education Leadership from San Diego State University and was working on a Doctorate degree in Human Resource Development at George Washington University. He authored many popular audio series including the “Lives of the Prophets”, “The Hereafter”, “The Life of Muhammad”, “The life and times of ‘Umar ibn al-Khattab”, “The life and times of Abu Bakr al-Siddiq”, “The Story of Ibn al-Akwa”, “Constants on the Path of Jihad”, and more.

Is the Franklin morphing into the Washington?!

Posted (anwar) in Imam Anwar’s Blog on October-6-2008

For those readers outside of the US who have no clue what the title of this post is talking about: Benjamin Franklin is the US statesman who is featured on the face of the $100 bill and George Washington is on the $1 bill.

Even though I am not an economist there is an issue on this topic that I would like to share with my brothers and sisters. Gold has been recognized as currency for thousands of years. FIAT money (Paper money) is a new invention and is only worth the political and economical strength of its issuers and the trust the world has in this political and economical strength. That is obviously the case with nations that issue paper money without gold backing such as the US.

Because the US economy is the powerhouse of the world and is the greatest economy on the face of the planet its currency enjoys the trust of the world. It has become the most recognized and it is the world’s foremost reserve currency. Today rather than commodities being valued in gold or silver they are valued in dollars. Oil for example is priced in dollars. In fact gold itself is priced in dollars.

The Messenger of Allah says: Allah has destined that whatever goes up must come down. Therefore if the US falls politically or economically the dollar falls with it.

Today America is the home of an interesting assortment of sins that are handpicked from all over the nations that existed before us: the obstinacy of the people of Nuh; the arrogance of the people of Aad; the rejection of Allah’s signs by the people of Thamud; the sodomy of the people of Lut; the financial deviance of the people of Shuayb as America is the biggest dealer and promoter of the interest based economy; the oppression of Abu Jahl et al; the greed, deception, love of the temporal life, and the bogusness of the children of Israel; along with the arrogance of the Pharaoh who had the misled notion that just because he is the leader of the most powerful nation on earth and is at the top the greatest army of his time he can somehow defeat the servants of Allah.

Brothers and Sisters this leads to the belief that the punishment of Allah is hovering over America. When? And how? Allah knows best.

So if you are one of those unfortunate folks who turned out to be living in the wrong place at the wrong time then it is advisable for you to leave. That is obviously if you take heed. Many don’t and are still living the utopia of the American dream. I am not talking about Mo and Mike who are still shaking to the tunes of MTV with their coke and big mac and are only Muslim by name, but I am talking about the practicing Muslims who sadly enough still think that the America of George W is the Abyssinia of the Negus.

Hijra for the sake of Allah will continue until the day of Judgment. If you leave with the intention of forsaking the people of sin and protecting your family from evil you would be rewarded abundantly. But not everyone has the capacity to make hijra just like there were some Muslims who could not make hijra from Makkah at the time of Rasulullah. So for those who cannot they should pray to Allah to make a way out for them and protect them from the people of transgression.

If you are a person whom Allah has bestowed wealth upon then  you should avoid owning property in the US and you should diversify out of the dollar into gold and silver.  Gold and silver have retained there value over history and there is no reason to think that they would not do the same in the future. In addition to this being the prudent thing to do from a financial point of view, it is also the recommended thing to do Islamicly. Muslims should not be supporting the economy of a nation that is fighting them.

Finally, for those who are contemplating purchasing a home in the US based on mortgage which is a clear form of Riba they should fear Allah. In addition to it being one of the most evil sins in Islam it is putting money in the wrong place. Allah says that He will destroy Riba. It is a promise from Allah. There is no blessing in anything based on it. What is happening in the US nowadays is a testimony to that.

Apakah Franklin sedang mewujud menjadi Washington?!

(Di-pos-kan ke dalam blog Imam Anwar pada tanggal 6 Oktober 2008)

Bagi pembaca yang tinggal di luar Amerika Serikat yang tidak mengerti apa yang dimaksud oleh judul tulisan ini: Benjamin Franklin merupakan negarawan yang wajahnya tercantum di lembaran uang $100 AS dan George Washington di lembaran uang $1 AS. 

Walaupun saya bukan seorang ahli ekonomi ada isyu berkenaan dengan topik ini yang ingin saya bagi dengan saudara-saudaraku, para ikhwan dan akhwat. Emas telah diakui sebagai mata uang selama beribu tahun. Uang FIAT (uang kertas) merupakan suatu penemuan baru dan hanya bernilai sesuai kekuatan politis dan ekonomis para penerbitnya beserta kepercayaan (trust) dunia terhadap kekuatan politis dan ekonomis tersebut. Ini jelas berlaku atas bangsa-bangsa yang menerbitkan uang kertas tanpa dukungan emas seperti Amerika Serikat.

Mengingat bahwa ekonomi AS merupakan pembangkit tenaga listrik dunia dan ekonomi terkuat di muka bumi, maka mata uangnya menikmati kepercayaan (trust) dunia. Ia telah menjadi mata uang dunia yang paling diakui dan terkemuka. Dewasa ini berbagai komoditi ditakar bukan oleh emas dan perak melainkan oleh dollar. Minyak, misalnya, dihargai dengan dollar. Bahkan emas sendiri dihargai dengan dollar.

Rasulullah saw bersabda: “Allah telah mentaqdirkan bahwa apa yang naik pasti harus turun.” Dengan demikian bila politik dan ekonomi AS terpuruk, maka dollar akan jatuh bersamanya. Menariknya, hari ini AS menjadi rumah bagi aneka-ragam dosa yang dikumpulkan dari berbagai umat yang pernah hadir sebelum kita: sifat keras kepala umat Nabi Nuh; kesombongan kaum ’Aad; pengingkaran tanda-tanda Allah oleh kaum Tsamud; sodomi kaum Lut; penyimpangan keuangan umat Nabi Syu’aib (sebagaimana kita ketahui) Amerika menjadi pelaksana dan promotor utama ekonomi berbasis bunga; penindasan Abu Jahal dan kawan-kawannya; ketamakan, penipuan, cinta kehidupan fana, kemunafikan Bani Israil; bersama dengan arogansi Fir’aun yang tersesat hanya karena merasa dirinya pemimpin bangsa terkuat di muka bumi dan memiliki armada perang paling digdaya pada masanya, maka ia merasa yakin mampu mengungguli segenap hamba-hamba Allah. 

Ikhwan dan Akhwat sekalian, ini mengantarkan kita pada suatu keyakinan bahwa azab Allah sedang menggelayut di atas Amerika. Kapan? Bagaimana? Wallahu a’lam. Allah Maha Tahu. 

Maka, jika Anda termasuk salah seorang yang tidak beruntung hidup di tempat dan waktu yang salah, maka sebaiknya Anda pergi. Tentunya bila Anda masih peduli. Banyak yang sebaliknya dan masih hidup dalam utopia mimpi Amerika (the American dream). Saya bukan sedang membicarakan tentang si Mo dan si Mike yang masih bergoyang mengikuti ritme MTV dengan minuman Coca Cola-nya dan MacD-nya sambil menjadi Muslim sekedar nama. Tapi saya sedang membicarakan Muslim yang mengamalkan ajarannnya yang sayangnya masih menganggap bahwa Amerika-nya George W merupakan Habasyah-nya Raja Najasyi. Hijrah akan berlangsung hingga Hari Akhir. Jika Anda pergi dengan niat menjauhi para pelaku dosa dan melindungi keluarga Anda dari kejahatan, maka Anda akan diberi ganjaran besar. Tetapi tidak semua orang sanggup melakukan hijrah seperti sebagian Muslim yang tidak hijrah dari Mekkah di masa Rasulullah saw. Maka bagi mereka yang tidak sanggup, hendaknya mereka berdoa kepada Allah agar memperoleh jalan keluar dan melindungi mereka dari penganiayaan.

Jika Anda termasuk orang yang Allah lapangkan rezqi-nya, maka Anda sebaiknya tidak memiliki property di AS dan Anda sebaiknya menukar dollar Anda menjadi emas dan perak. Nilai emas dan perak telah bertahan sepanjang sejarah dan tidak ada alasan untuk mengira bahwa ia tidak akan bertahan di masa yang akan datang. Disamping merupakan tindakan bijaksana dari sudut pandang keuangan, ini juga dianjurkan dari sudut pandang Islam.  Kaum Muslimin tidak sepantasnya mendukung ekonomi sebuah bangsa yang memerangi mereka.

Terakhir, bagi mereka yang sedang berfikir-fikir untuk membeli rumah berbasis penggadaian (mortgage) di AS yang merupakan bentuk nyata praktek Riba, maka hendaknya takutlah ia kepada Allah. Disamping ia merupakan salah satu dosa besar dalam Islam, maka pembelian tersebut sama dengan meletakkan uang di tempat yang salah. Ini janji Allah. Tidak ada keberkahan dalam apapun berdasarkan riba. Apa yang berlangsung di AS dewasa ini merupakan bukti akan hal itu.

(Diterjemahkan secara bebas oleh Ust. Ihsan Arlansyah Tandjung)