Muslim dan Agama Syiah, Yakin Perang Suriah adalah Perang Akhir Zaman

PERANG AKHIR ZAMANKonflik Suriah memasuki tahun keempat , semakin banyak pejuang Sunni dan milisi Syiah terlibat konflik  perang sektarian yang semakin meluas, dengan masing-masing pihak meyakininya sebagai tanda akhir zaman dan dekatnya hari hari menjelang hari kiamat .

” Jika anda berpikir bahwa semua mujahidin ini datang dari seluruh dunia hanya untuk melawan Assad , anda telah keliru , ” seorang mujahidin Muslim yang memakai nama Abu Omar  di Aleppo mengatakan kepada Reuters, Selasa , 1 April.

” Mereka semua di sini hadir untuk memenuhi apa  yang dijanjikan oleh Nabi SAW . Ini adalah perang yang dijanjikan – ini akan menjadi Perang Besar, ” tambahnya .

Perang di negeri Syam ini yang dimulai pada Maret tahun 2011 , telah  dijanjikan dalam abad ke-7 dalam nubuwah Nabi Muhammad Saw .

Salah satu hadis Nabi Muhammad ( saw ) menyebutkan Suriah akan menjadi wilayah pertempuran utama , didalamnya banyak kota-kota di mana pertumpahan darah akan tumpah .

Ratusan ribu orang akan terbunuh . Seluruh wilayah akan terguncang dari Semenanjung Arab ke Irak , Iran dan Palestina. Kerajaan Arab Saudi akan runtuh . Hampir setiap negara di Timur Tengah akan menghadapi kerusuhan massal .

Banyak hadits beredar luas dari Nabi Muhammad mengatakan Sham , atau Suriah , adalah tanah yang diberkahi  Allah . Ditanya oleh para sahabat di manakah bumi  jihad berikutnya  , Rasul menjawab : ” Pergilah ke  Sham , dan jika Anda tidak bisa , pergilah ke  Yaman … ( meskipun) Allah telah menjamin  Sham dan penduduknya. ”

” Kami hadir di sini, kami  mujahidin yang berasal dari Rusia , Amerika , Filipina , China , Jerman , Belgia , Sudan , India dan Yaman dan dari negara negara lainnya , ” kata Sami , seorang pejuang Muslim di Suriah utara .

” Mereka berada di sini karena menyambut  apa yang Nabi SAW katakan , Pertempuran Besar akan  terjadi . ”

” Hadits ini akan memandu para Mujahidin untuk datang ke Suriah , kami berjuang untuk ini . Dengan setiap hari kami semakin yakin dengan  pernyataan Nabi SAW tersebut , ” ujar Mussab , seorang pejuang dari Nusra Front, tambahnya.

Sedangkan paham agama Syiah, perang ini  juga mengundang ribuan penganut agama Syiah dari  Iran , Lebanon dan Irak .

Menurut tradisi Syiah ,  awal kebangkitan Syiah berawal pada saat revolusi 1979 di Iran , saat itu Syiah mendirikan sebuah negara Syiah yang nantinya akan dipimpin oleh Al Mahdi (Versi Syiah)  untuk berperang di Suriah dan menyapu Timur Tengah dengan revolusi Syiahnya .

” Revolusi Syiah ini , didasarkan pada cerita-cerita yang telah kami terima dari nabi dan imam kami , ini adalah awal dari munculnya Mahdi , ” ujar cendekiawan Iran dan anggota parlemen,  Ruhollah Hosseinian mengatakan tahun lalu .

Hosseinian mengutip komentar  imam Syiah abad kedelapan yang mengatakan tanda  kembalinya Al Mahdi adalah dimulainya pertempuran yang melibatkan prajurit yang berjuang di bawah bendera kuning (Hizbullah Lebanon) , warna yang diyakini berhubungan dengan milisi  Hizbullah Lebanon .

” Ramalan Imam As Sadeq telah menyatakan , ketika ( pasukan ) dengan bendera kuning melawan anti – Syiah di Damaskus dan kemudian berbondong bondong pasukan Iran bergabung dengan mereka , ini merupakan awal dari tanda-tanda kedatangan kekudusan-Nya (Al Mahdi) , ” ujar Hosseinian seperti dikutip oleh kantor berita Fars.

Pernyataan ini  telah menarik  banyak kehadiran milisi Syiah di Suriah dari berbagai negara .

Murtada , pemuda Lebanon Syiah berusia 27 tahun sering  pergi ke Suriah untuk berperang melawan mujahidin Muslim  , menegaskan bahwa dia tidak berjuang untuk Assad , tetapi untuk Al Mahdi , yang juga dikenal sebagai Imam ke 12 bagi Syiah.

” Bahkan jika saya tewas  sekarang , ketika ia (Al Mahdi)  muncul , maka saya akan terlahir kembali untuk bertempur  di antara pasukannya , Aku akan menjadi prajurit nya , ” katanya kepada Reuters di Lebanon .

” Tidak ada yang lebih berharga dari Imam , bahkan keluarga saya . Ini adalah tugas kita . ”

Abbas , seorang milisi Syiah Irak berusia 24 tahun , mengatakan ia hidup di era kembalinya Mahdi , setelah  Amerika Serikat dan Inggris menginvasi Irak pada tahun 2003 .

” Itu adalah tanda pertama dan kemudian kejadian penting yang lain segera menyusul berturut turut  , ” katanya kepada Reuters dari Baghdad.

” Hal-hal penting akan  bergerak cepat . Saya tidak pernah berpikir bahwa saya akan hidup menjelang kehadiran  Imam. Tapi sekarang , dari hari ke hari saya semakin yakin bahwa itu hanya masalah sedikit tahun lagi ia akan muncul . “(Oi.net/KH)