Aseng Ini Bilang Orang Pribumi Indonesia Otaknya Gak Berkembang

cina-2-640x432Eramuslim.com – Berawal dari status Facebook yang ditulis oleh Arif Kusnandar yang dinilai oleh beberapa orang Cina telah melecehkan mereka, berujung munculnya petisi online di situs Change.org untuk memprosesnya secara hukum.

Status Facebook Arif ini mulai menjadi heboh ketika situs IslamToleran sengaja memberitakannya dan mengipasinya supaya menjadi isu nasional.

Situs IslamToleran disinyalir beberapa pihak dikelola oleh orang-orang Cina, demikian pribuminews,  dengan mengatasnamakan Islam agar pemberitaannya mudah diterima oleh netizen yang beragama Islam. Maka tidaklah heran kalau kemudian IslamToleran secara membabi-buta membela orang-orang beretnis Cina, walaupun sekiranya apa yang dilakukan orang Cina tersebut adalah suatu kedzaliman.

Seperti membela penggusuran-penggusuran yang dilakukan Ahok kepada orang-orang Pribumi di Kampung Pulo untuk dijadikan apartemen mewah, tanpa ganti rugi. Dan membela Ahok atas kritikannya kepada Walikota Tangerang yang dianggap tidak manusiawi karena menggusur warga Cina Benteng. Membela suatu standar ganda kebijakan yang disebabkan oleh kesamaan etnis.

Munculnya tulisan di Facebook Arif Kusnandar yang kemudian menjadi heboh tentunya tidak serta merta begitu saja. Perlu dipelajari kenapa seorang Arif dan masih amat sangat banyak Arif-Arif lainnya berpikir seperti itu, teramat benci kepada warga Cina. Bedanya, Arif secara jantan berani mengungkapkannya dalam tulisan, sedangkan lainnya belum berani.

Kalau teliti membongkar arsip di internet, akan mudah ditemukan begitu banyaknya hinaan orang-orang Cina kepada Pribumi. Dengan mengatakan Pribumi itu bodoh, goblok, malas, miskin, bangsa rendah, dlsb. Namun, apakah selama ini ada pelaporan terhadap penghinaan itu, memprosesnya secara hukum? Dan pihak berwajib pun seolah menutup mata, karena mungkin saja juga takut kalau dituduh sebagai kriminalisasi Cina.

nirwan
Ini Sandy Then alias Nirwan

Sebagai contoh, Seorang Cina dengan akun Facebook Sandy Then dan saat ini telah berganti nama dengan Nirwan Svarna V Ou di kolom komentar Pribuminews menghina warga Pribumi dengan mengatakan: “Kalau orang Tiongkok masuk, Indonesia baru bisa maju, kalau andalin orang pribumi otaknya gak berkembang, bukan makmur malahan ancur negeri ini”.

Mendapati hinaan itu, seorang Cina lainnya, Amel Wang tampak senang sekali, dengan tambahan komentar: “Sandy Then ga boleh gitu Ko wkwkwk”.

Merasa terhina atas perkataan warga Cina tersebut, seorang Facebooker dengan akun Muhammad Irfan menyatakan kegeramannya dengan menulis: “Akan ada saatnya orang tersadar dan muak dengan golongan kalian yang merasa lebih hebat dibanding golongan lain. Dulu Yahudi mengalami holocaust karena mempunyai pikiran yang sama dengan kalian, memandang golongannya hebat sehingga golongan lain muak”.

Di situ terlihat bagaimana orang-orang Cina ketika berinteraksi dengan Pribumi, menghina Pribumi hingga berakibat dendam yang tercekam. Yang bisa saja suatu saat muncul menjadi suatu hal yang terucap atau tertulis secara vulgar seperti apa yang dituliskan oleh Arif Kusnandar.

Bukan sekedar itu, adakalanya ketika seseorang dihina sedemikian rupa akan memunculkan dendam yang tiada tara. Kemudian mewujudkan dendamnya dalam suatu tindakan yang tak disangka-sangka dengan tiada perduli nyawa. Karena kehormatan bagi banyak orang nusantara adalah lebih berharga daripada nyawa itu sendiri.

Jadi tidak heran kalau kemudian muncul orang-orang seperti Arif Kusnandar. Dan pasti akan muncul Arif-Arif lainnya ketika orang-orang Cina terus-terusan menghina dan merendahkan orang-orang Pribumi. Bersikap eksklusif, tidak mau membaur. Merasa paling superior. Anti sosial, tidak mau menjadi Pribumi. Tidak mau melebur menjadi orang Sunda, Melayu, Bugis, Jawa, Papua, Dayak, Batak, Betawi, Madura, dlsb.

Kegeraman-kegeraman seperti yang ditunjukkan Arif adalah suatu hal yang wajar dan masuk akal. Jika ditelisik lebih dalam, pemuda-pemuda berani seperti Arif ini biasanya muncul disamping karena merasa terhina oleh pernyataan atau ungkapan-ungkapan pihak lain, tapi juga karena suatu hal lainnya.

Seperti melihat kenyataan yang tidak adil di masyarakat, sebagai contoh kejadian di Kampung Pulo vis a vis Cina Benteng. Ketimpangan ekonomi yang menimpa Pribumi dikarenakan sektor-sektor ekonomi dinilai sengaja secara eksklusif digenggam oleh orang-orang Cina, mempersulit Pribumi untuk ikut berkompetisi, mempersulit Pribumi ketika akan masuk dalam lingkaran tersebut. Seperti banyak ditemukan dan menjadi rahasia umum tentang kisah-kisah pegawai yang bekerja kepada orang Cina dan sulit mendapatkan gaji atau posisi strategis dikarenakan dia adalah seorang Pribumi. Bukan karena profesionalisme.

Belum lagi, akhir-akhir ini secara kasat mata, berbondong-bondong warga negara Cina masuk ke Indonesia yang berakibat banyak warga Pribumi terkena PHK. Tentu saja, ketidakadilan itu memicu emosi bagi siapa saja yang masih mampu berpikir secara adil. Apakah pribumi akan terus berdiam diri dan tidak terlecut untuk menjadi tuan rumah di negeri sendiri? (rd)