Buku Pelajaran Sejarah di Sekolah Tidak Fair Menjelaskan Sejarah

Pengarang buku ‘Jaringan Yahudi Internasional di Nusantara’, Artawijaya mempertanyakan kredebilitas pemerintah perihal buku pelajaran sejarah yang ada di sekolah-sekolah. Hal ini terkait mengenai fakta dan data keberadaan Yahudi dan Freemasonry di Indonesia yang luput dari buku-buku pelajaran tersebut.

“Harus dipertanyakan ke pemerintah mengapa jaringan Freemasonry yang sudah mengakar ratusan tahun di negeri ini tidak masuk dalam buku buku sejarah.” Kata Artawijaya kepada Eramuslim.com, Senin, 16/05/2011.

Padahal berdasarkan penelitian dan penulusurannya, banyak para petinggi negeri ini yang masuk ke lingkaran Yahudi. Katakanlah Boedi Utomo, Ki Hajar Dewantara, Kapolri pertama Soekanto, pelukis terkenal Raden Saleh, termasuk elit Keraton seperti Sultan Hamengkubuwono ke VIII.

“Tidak sedikit dari elit nasional pada masa lalu, termasuk elit keraton, yang masuk sebagai anggota Freemason. Kenapa tidak pernah diungkap?” sambung penulis yang pernah mengenyam pendidikan di Pesantren Persis Bangil ini.

Menurut Th. Stevens dalam bukunya “Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat di Hindia Belanda dan Indonesia 1764-1962”, keberadaan freemasonry di Nusantara memang sudah sangat lama.

Loge yang pertama kali dibangun di Batavia oleh Albertus van der Parra (1761-1775),  bernama “La Choisie" (Terpilih) atas prakarsa Joan Cornelis Radermacher. Setelah itu di bangun pula pada bulan November 1767 di Batavia sebuah loge baru bernama “La Fidele Sincerite”.

Kini pada perkembangannya, Boedi Oetomo yang menjadi basis kekuatan Yahudi di Jawa menjadi akar dari Hari Kebangkitan Nasional yang diselenggarakan tiap tanggal 20 Mei.

Begitu pun dengan Hari Pendidikan Nasional yang didasari akan tanggal lahir Ki Hajar Dewantara yang jatuh pada tanggal 2 Mei. Padahal menurut Artawijaya, Boedi Oetomo dan Ki Hajar Dewantara adalah bagian dari Jaringan Yahudi Internasional di Nusantara.

Kita ketahui bersama, akhir-akhir ini gerakan Yahudi di Indonesia menjadi perbincangan hangat di media massa. Jika di Amerika ada AIPAC yang menjadi jembatan kepentingan Zionis Israel dengan negara Amerika serikat, di Indonesia telah berdiri IIPAC pada tahun 2002. IIPAC bersama Komunitas Yahudi Indonesia menjadi dua lembaga yang gencar menyuarkan perayaaan Hari jadi Negara Zionis Israel ke 63 di Jakarta.

Zionisme sendiri adalah sebuah gerakan politik kaum Yahudi yang tersebar di seluruh dunia untuk kembali lagi ke Zion, bukit di mana kota Yerusalem berdiri. Dengan mengusung ideologi rasis-diksrimintaif, Zionisme Israel melakukan perampasan paksa Tanah Palestina.

Akhirnya, pada tanggal 14 Mei 1948 David Ben Gurion memproklamasikan berdirinya sebuah negara Yahudi di tanah Palestina yang disebutnya dengan nama Israel. (pz)