Muslim Rohingya, Mereka Membutuhkan Bantuan

Negara-negara ASEAN diharapkan tidak mengusir orang Rohingya yang berasal dari Myanmar dan mengembalikannya ke negara asal mereka, sebab apabila mereka kembali ke Myanmar, orang-orang ini akan kembali mendapat perlakuan yang kejam dari rezim pemerintah militer Myanmar.

"Kami berharap negara-negara ASEAN memperlakukan etnik Muslim Rohingya dengan baik. Negara-negara ASEAN termasuk Indonesia didesak untuk memperlakukan Muslim Rohingya dengan baik atas dasar rasa kemanusiaan dan ukhuwah Islamiyah," kata Wakil Sekjen World Islamic People Leadership (WIPL) Din Syamsuddin, dalam konferensi pers, di Jakarta, Selasa (17/2).

WIPL akan menampung orang-orang Rohingya itu bila tak ada negara ASEAN yang mau menampung mereka. Meski demikian, menurutnya, pemerintah negara ASEAN termasuk Indonesia tak lepas tangan atas tanggung jawab kemanusiaan mereka.

Saat ini, sekitar 300 orang Rohingya yang terdampar di Indonesia dan mereka ditampung di Aceh memerlukan sejumlah bantuan seperti obat-obatan, makanan, dan pakaian. Mereka membutuhkan uluran bantuan, karena itu, Din berharap Indonesia akan memberikan bantuan dan perlindungan kepada warga Rohingya itu.

"Pemerintah Indonesia diharapkan tak membiarkan mereka terkatung-katung nasibnya apalagi Indonesia pernah berhasil dalam menangani pengungsi Vietnam," ujarnya.

Ia mendesak komunitas dan organisasi internasional yang selama ini membela HAM memberikan perhatian pada nasib orang-orang Rohingya. Karena selama ini, organisasi internasional yang kerap membela dengan gigih korban pelanggaran HAM dan berbuat hal yang sama terhadap muslim Rohingya.

"Kami memprotes keras langkah pemerintah Myanmar yang membuat orang-orang Rohingya itu keluar dari negara mereka. Mereka pergi karena tak diperlakukan secara adil. Pemerintah Myanmar telah melakukan pelanggaran HAM berat," tegasnya.

Untuk itu, WIPL juga akan berupaya menggalang tokoh agama ASEAN untuk menyampaikan pesan kepada pemerintah Myanmar agar memperlakukan Rohingya dengan baik. Termasuk juga Thailand yang diyakini pernah melakukan penyiksaan terhadap mereka. "Kalau memungkinkan kami juga akan menyampaikan hal ini dalam ASEAN Summit di Thailand bulan ini," pungkasnya.

Sementara itu, Diretur Eksekutif Centre for Dialogue and Cooperation among Civilizaton (CDCC) Abdul Mu’ti menyatakan, dalam kasus Rohingya ini Indonesia harus dapat memperlihatkan kepeduliannya, termasuk tokoh-tokoh Islam harus bisa memberikan perhatian penuh terhadap muslim Rohingya.

"Kalau di Palestina yang jauh umat musli Indonesia memberikan perhatian tapi kenapa untuk kasus Rohingya, hampir tidak ada respon dari tokoh sesama muslim," tandasnya.(novel)