Keanehan Bom Bunuh Diri Cirebon

Pasca pengumuman pihak Polri terkait pelaku bom bunuh diri di masjid komplek Mapolresta Cirebon Jumat lalu, ada keanehan dengan sosok Muhammad Syarif yang diduga sebagai pelaku. Hal tersebut karena pelaku juga diduga terlibat pembunuhan anggota TNI Kopral Kepala (Kopka) Sutedjo pada tanggal 3 April lalu yang juga terjadi di Cirebon.

Keanehan ini diungkapkan Center For Indonesian Reform atau CIR. “Jika Muhammad Syarif benar membunuh Kopka Sutedjo dua pekan sebelumnya, mengapa wajahnya tak dikenal saat mampir di warung depan Mapolresta dan bisa masuk ke masjid?” ucap Ketua CIR, Sapto Waluyo, melalui rilis yang diterima Eramuslim.

Selain itu, menurut Sapto, identitas Muhammad Syarif berupa SIM dikabarkan telah ditemukan polisi di tempat kejadian perkara pembunuhan anggota TNI tersebut, atau sekitar dua pekan sebelum peledakan bom terjadi. “Dan beberapa hari sebelumnya, rumah keluarga Muhammad Syarif telah didatangi polisi. Ini aneh, bagaimana mungkin orang yang sedang DPO karena membunuh anggota TNI bisa membawa bom, dan di Mapolresta lagi,” ujar Sapto.

Sapto juga mengkritik para pengamat yang melakukan spekulasi. “Lebih tepatnya provokasi, seperti Dynno Chressbon yang menyebut buku karya Syaikh Abu Qatadah Al-Fillisthiniy yang dialihbahasakan Abu Sulaiman dan Oman Abdurrahman tentang bolehnya membakar dan meledakkan masjid karena alasan madharat,” jelas Sapto.

“Syaikh asal Palestina itu tak dikenal dan konteksnya berbeda,” lanjut Sapto. mnh

foto: detikcom