Lagi, Novel Berbau Pluralisme Agama Milik Zuhairi Misrawi Akan Difilmkan

Setelah umat muslim dihebohkan lewat film ? garapan Hanung, dikabarkan bahwa satu lagi film berbau pluralisme agama akan segera dibuat. Lewat akun facebooknya, Zuhairi Misrawi merasa senang bahwa novelnya yang berjudul ‘Pelangi Melbourne: Dua Dunia Satu Cinta’ akan diangkat ke layar lebar.

“Baru ditelpon seorang sineas, novel PELANGI MELBOURNE akan diangkat ke layar lebar/difilmkan. Senang bercampur cemas,” tulisnya di status facebook.

Ketika disinggung bahwa dirinya akan didaulat menjadi pemeran utama, Zuhairi menanggapi secara guyon.

“Kalau saya pemeran utamanya nanti tidak ada yang menonton.”

Zuhairi Misrawi terkenal sebagai cendekiawan yang kerap mengusung ide pluralisme agama. Ia pernah mengecam fatwa haram Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang Sekularisme, Pluralisme dan Liberalisme pada tahun 2005.

Novel ‘Pelangi Melbourne’ dibuat ketika Zuhairi Misrawi menjalani short course di Melbourne pada tahun 2006. Berkisah tentang eksotika multikulturalisme kota Melbourne yang berasal dari berbagai latar bangsa, bahasa dan agama. Novel tersebut memiliki pesan tentang sebuah keniscayaan akan toleransi beragama.

Ketika ditanya salah seorang di akun Facebooknya tentang apa hukum seseorang yang menikah beda agama, Zuhairi menjawab singkat,

“Penjelasannya ada di novel itu.”

Ini adalah novel perdana Zuhairi. Sebelumnya, ia sudah banyak melahirkan buku diantaranya; Al Qur’an Kitab Toleransi, Dari Syariah ke Maqashid Syariah, Pandangan Muslim Moderat, dan lain sebagainya yang rata-rata dinaikkan oleh penerbit Kompas.

Banyak dari tulisannya sangat kontroversial. Sebagai contoh, dalam artikelnya di harian Republika edisi Jum’at, 8 Desember 2006, dengan judul “Pluralisme Berbasis Alquran”, Zuhairi menulis,

“Hasil riset saya, Surat Al-Ma’idah merupakan surat yang amat pluralis, karena menyebutkan Injil sebagai petunjuk dan cahaya (Q.S. Al-Ma’idah [5] : 46) dan Taurat sebagai petunjuk dan cahaya (Q.S. Al-Ma’idah [5] : 44). Kendatipun sebagian Muslim menolak Injil dan Taurat, tetapi Allah SWT justru menjunjung keduanya”

Kini, dalam kesehariannya Zuhairi mengurusi pos Direktur Eksekutif Moderate Muslim Society (MMS), sebuah lembaga swadaya masyarakat yang bergerak dalam bidang toleransi beragama. (pz)