Obama dan Umat Islam Indonesia

Jika anda memcermati media dalam negeri, maka kita akan mendapati betapa antusiasnya tanggapan masyarakat Indonesia terhadap pesta Demokrasi Amerika, walaupun tahapannya baru kampanye calon presiden. Hal ini terbukti dari pemberitaan media cetak dan elektronik di Indonesia.

Bahkan jika anda ditanya apakah anda mendukung Obama atau McCain? Saya berani bertaruh, pasti jawabanya Barack Obama? Lalu apakah gerangan yang menyebabkan opini publik begitu antusias terhadap Obama? Apakah posisi Obama akan menguntungkan Muslimin Indonesia?

Ada empat tesis di balik semua itu. Pertama dia adalah warga AS kulit hitam pertama yang akan menjadi president AS jika terpilih tahun 2009. Kedua Obama sangat menginginkan peran politik luar negeri AS lebih dikurangi. Ketiga Obama pernah tinggal di Indonesia pada usia 6-10 tahun. Dan keempat Obama lebih terkesan genius dan popular dari pada John McCain.

Pertama, Obama adalah kulit hitam pertama yang akan menjadi president AS jika terpilih sejak AS merdeka dari Inggris 4 July 1776.Padahal dalam sejarah Amerika, orang kulit hitam sering digambarkan dengan stigma negatif seperti kotor, tidak berpendidikan, hingga miskin. Bahkan hingga hari ini kesan itu tetap melekat dalam segala hal sekalipun warga AS selain kulit hitam tidak secara terbuka mengungkapkan hal itu.. Kejahatan, keterbelakangan, dan kesejahteraan. Penjara Amerika dipenuhi oleh sebagian besar kulit hitam. Sebagain besar kulit hitam terbelakang dalam pendidikan. Sebagain besar kulit hitam adalah warga miskin Amerika.

Pengalaman pribadi saya menunjukan hanya tiga dari sepuluh teman kulit putih AS yang menjawab positif atas pertanyaan saya tentang kulit hitam.

Tetapi seiring dengan perkebangan zaman, stigma negatif dalam hal pendidikan dan politik, berangsur angsur berkurang. Bahkan secara individual dalam sekala yang sangat kecil, keturunan afro(sebutan kulit hitam) berhasil menduduki jabatan tinggi seperti; Condoleezza Rice. Sekalipun sangat sedikit dibandingkan jumlah kulit hitam AS yaitu lebih dari 34 juta jiwa. Adalah juga dengan naiknya Obama, diyakini akan membawa angin segar bagi perbaikan warga kulit hitam AS.

Di samping itu perjuangan persamaan hak hak sipil telah mengusik publik Amerika, hingga mereka secara hukum harus mengakui bahwa kulit hitampun memiliki kedudukan yang sama seiring dengan slogan Amerika itu sendiri: Kebebasan, Persamaan, Keadilan. Tetapi perjuangan hingga mencapai persamaan hak hak sipil harus dibayar dengan darah para pengusungnya. Tak urung Martin Luther King pun dibunuh pada 4 April 1968 karena memperjuangkan hak hak sipil termasuk kulit hitam, padahal 4 tahun sebelumnya dia mendapatkan hadiah nobel perdamaian, karena perjuanganya dengan cara anti kekerasan berhasil memulihkan hak hak sipil kalangan manapun, sekaligus menjadikannya pahlawan Gerakan Hak Hak Sipil Amerika.

Kedua, Obama sangat menginginkan agar peran politik luar negeri AS lebih dikurangi dalam penggunaan perang termasuk di Irak. Dalam berbagai kesempatan kampanye Obama selalu dengan dengan jelas menyatakan bahwa Politik Luar Negeri AS di bawah kekuasaannya akan sangat berbeda dengan pendahulunya GW Bush yang sudah sangat ditentang oleh orang Amerika Sendiri. Bangsa Amerika sebagian besar sudah bosan dengan peperangan yang hanya menghambur hamburkan uang pajak yang deterima Negara.

Uang pajak AS yang digunaan untuk anggaran Militer Tahun 2008 sebesar 36% atau setara dengan 965 Milyar Dollars, termasuk didalamnya untuk perang melawan terorisme sebesar 200 milyar dollar. Padahal Anggaran untuk SDM non militer tahun 2008 hanya sebesar 30% atau setara dengan 789 milyar dolar yang mencakup; kesehatan, pendidikan, pangan, perumahan, buruh dan lain lain.

Dalam persoalan anggaran tersebut Obama akan lebih memperhatikan ke dalam negeri AS dari pada menghamburkan uang dengan mengobarkan peperangan. Bahkan dalam soal Irak Obama dengan tegas akan menghentikan perang di tahun 2009. Dan inilah yang menjadi poin terbesar mengapa Obama begitu populer di kalangan pemilih AS baik kulit putih dan kulit hitam. Hal ini pula yang menjadikan McCain tidak lebih digandrungi dalam hal pencalonan orang nomor satu gedung putih itu.

Ketiga, Obama pernah tinggal di Indonesia pada usia 6-10 tahun. Tesis ketiga ini menjadi tumpuan harapan sebagian besar orang Indonesia dalam kebijakan luar negeri AS terhadap Indonesia. Sekalipun hal ini justru menjadi gunjingan politik di AS karena Obama diindikasikan Muslim dan memang ibunya mantan muslim. Dalam beberapa hal, Obama selalu dengan agresif membantah kalau dirinya dianggap muslim. Di samping itu latar belakang parpol di mana Obama berlabuh sungguh telah menghipnotis sebagian masyarakat Indonesia untuk cenderung memilihnya.

Keempat, Obama lebih terkesan jenius dan populer dari pada John McCain. Pria kelahiran Honolulu 4 Agustus 1961 ini, dalam pertarungan di depan publik AS, terlihat lebih dari segalanya dari pada John McCain; mulai dari soal ganteng dan terlihat muda, hingga intelektulitas, dan visi misi tentang Amerika ke depan. Obama terpilih menjadi senat di tahun 1997 dari Negara bagian Illinois. Obama telah berhasil mengalahkan rival kandidat sesama demokrat dari kulit putih, Hillary Clinton dalam konvensi di partai demokrat belakangan ini. Hal ini semakin memuluskan jalan dia menuju Gedung putih yang juga didukung sepenuhnya oleh mantan rival utamanya Hillary Clinton.

Di samping itu Obama berlatang belakang sipil sementara Mc Cain adalah mantan pilot dan officer di kamp tahanan perang Vietnam sebelum menjadi senator dari Partai Republik tahun tahun 1982. John McCain lahir di Panama Canal Zone 29 Agustus 1936 dan terlihat sudah gaek.

Apakah Obama Menguntungkan Ummat Islam?

Jawabannya tegantung. Semuanya tergantung kondisi di bawah ini. Jika anda warga negara Irak, maka anda boleh tersenyum karena tentara AS, yang sudah terlalu banyak yang menderita depresi dan sangat buruk kesannya, akan ditarik tahun 2009. Tetapi jika anda warga Negara Afghanistan, maka anda harus siap mengerahkan segenap tenaga untuk berhadapan dengan tentara AS, karena tentara dari Irak akan dipindahkan ke Afghanistan walaupun tidak semuanya. Hal ini didukung oleh Obama sebagai bukti dukungan atas perang melawan terorisme. Di Irak sendiri sekarang jumlah tentara AS akan ditingkatkan menjadi 150 ribu tentara menjelang pemilu semakin dekat.

Lalu apa keuntungan Obama untuk ummat Islam Indonesia?
Jawabanya sudah sangat jelas” Keluar dari Mulut Srigala, Masuk ke Mulut Buaya “. Dan secara ilmiah ada ada beberapa alasan yang mendukung tesis ini.

Pertama, siapapun yang menjadi presiden AS, tidak pernah akan bisa lepas dari “The Hidden Ruler” atau Lobby Yahudi yang sangat berpengaruh. Obama tidak akan populer jika Yahudi tidak bermain di belakangnya.Semua Media milik Yahudi ikut andil dalam mempopulerkan Obama. Sudah sangat jelas bagi Muslimin siapakah yang sesungguhnya menjadi trouble maker? Dalam hal Israel, Obama sudah sangat jelas keberpihakanya.

Kedua, Obama dibesarkan di Partai Demokrat. Demokrat sama dengan liberal yang beraliran menghalalkan apa saja yang selama ini ditentang oleh Muslimin. Misalnya; perkawinan gay, lesbi, dan antar agama.

Ketiga, Obama berakar pada keyakinan agama Kristen yang fanatik, walaupun belakangan ini dia selalu membantah atas afiliasi kefanatikannya karena publikasi media yang selalu menyudutkannya.

Kempat AS memiliki “invisible” agenda menjelang memudarnya kesan positif AS dimata dunia ketiga, yaitu bahwa AS sangat menghargai persamaan hak semua warganya apapun latar belakangnya atas dasar hak hak azasi manusia (HAM). Dalam hal ini AS ingin agar publik dunia menjadikannya pahlawan persamaan hak bagi warga dunia.

Persoalan ini selayaknyalah menjadikan kita selalu ingat dan belajar dari apa yang menimpa Nelson Mandela di Afrika Selatan. Apakah warga kulit hitam mendapat keuntungan, termasuk Muslimin? Jawabannya tidak. Karena yang diangkat hanyalah simbolnya saja yaitu dengan memenangkan Nelson menjadi pemimpin Afsel setelah mendapat hadiah nobel tahun 1993 dan menjadi presiden Afsel tahun 1994 -1999, dan sistim apartheidnya. Tetapi sistem lainnya masih lebih memihak pada “the ruling class”, yang menguasai segala lini, sedangkan kulit hitam tetap miskin di negerinya sendiri.

Sejalan dengan ini, juga telah terbukti bahwa dengan naiknya Condoleezza, kulit hitam tetap tidak terangkat, Apalagi Muslim Amerika.

Begitu pula dengan prediksi kemenangan Obama dan Keuntungannya bagi Muslimin Indonesia. Jika Obama menang, apa yang akan terjadi?Jika kalah apa kerugiannya? Jika Anda tidak mendukung Obama, apakah ini berarti bahwa anda harus mendukung atau cenderung pada John Mc Cain? Jawabannya akan tetap sama dan sudah sangat jelas“ keluar dari mulut serigala, masuk mulut buaya”. Bukankah segalanya masih serba mungkin?

Percayakah anda? Jika tidak maka saya akan rekomendasikan kepada Muslimin untuk mebaca kembali ayat ayat dalam kitab suci, termasuk surah al-baqoroh (2) ayat 120. (Dedi Turmudi, Penulis adalah Pemerhati pada Islamic Development Issues Vermont, USA).