Prof. Yusril Ihza Mahendra: “Keahlian Ketua Umum PDIP Apa, Ya?”

yusrilEramuslim.com – Pada Senin lalu (24/8), Guru Besar Hukum Tata Negara cum mantan menteri cum Ketua Umum Partai Bulan Bintang, Yusril Ihza Mahendra, lewat akun Twitter-nya menginformasikan nilai rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang diperdagangkan di sebuah swasta, yang telah melewati Rp 14.000 per US$ 1. Salah seorang pengikutnya kemudian bertanya, “Apa nyaman dengan kondisi mata uang kitagini?”

Yusril menjawab, dirinya sangat khawatir. “Utang luar negeri pemerintah dan swasta semakin membesar, apalagi yang jatuh tempo September-Oktober ini. Di atas 13.850 per 1 USD sudah ada bank swasta yang merah, apalagi di atas 14 rb, bisa collaps tanggungcost operasional. Konglomerat yang utangnya dalam USD jatuh tempo September ini mulai kewalahan karena utang tiba-tiba membesar karena kurs,” tutur Yusril dalam beberapa kali twit-nya.

Pengikut akun Yusril itu kemudian bertanya lagi, “Prof, boleh saya bertanya, apabila kita tidak utang sama negara lain bisa buat kita hancur, negara dan rakyat?”

Yusril menjawab, “Utang itu menjerat. Kalau sudah berutang, susah untuk melepaskan diri. Ini dilema negara kita.”

twityusrilPada twit-twit selanjutnya, Yusril mengatakan ini saatnya pemerintah Joko belajar dari kegagalan pemerintah Presiden Soeharto atasi krisis moneter agar kejadian itu tidak terulang. “Jangan over-confident bahwa kita masih punya banyak amunisi untuk mengantisipadi ancaman krisis moneter dan ekonomi. Cadangan devisa kita tidak terlalu besar untuk mampu intervensi makin melemahnya nilai tukar rupiah. Utang LN pemerintah dan swasta dalam USD yang jatuh tempo akhir tahun ini pasti membengkak. Ini menyedot devisa. Penerimaan APBN, terutama dari pajak dan pertambangan, jauh dari memenuhi target. Kita dalam kesulitan yang besar. Ekspor andalan kita juga anjlok karena situasi ekonomi di Cina dan melemahnya permintaan dari negara-negara tujuan ekspor. Dengan cara apa atasi kesulitan ini? Tambah utang baru ke Bank Dunia, ADB, dll? Ini justru akan memperparah keadaan. Saya mendoakan pemerintah Presiden Jokowi punya jurus-jurus sakti atasi ancaman krisis ini,” tutur Yusril.

Yusril juga mengakui, dirinya memang tidak ahli dalam ekonomi, tapi ikut terlibat menangani dampak krisis, mulai tahun 1999.

Namun, tampaknya ada yang kurang senang dengan twit-twit Yusril. Pemilik akun @liponglee yang mengatasnamakan DPC PDIP Natuna mengatakan, “Cukup bicara masalah hukum aja, Prof, karena Saudara bukan ahli ekonomi.”

Yusril menjawab, “Ketua Umum PDIP boleh bicara apa? Keahlian beliau apa, ya?”

Pemilik akun @liponglee kemudian menyuruh Yusril diam. “Saudara tidak punya kapasitas bicara tentang ekonomi, lebih baik diam aja,” katanya.

Yusril pun menanggapi: “Puan Maharani tidak Anda suruh berhenti  bicara kebudayaan. Apa dia punya kapasitas?”

Tampaknya, pemilik akun @liponglee memang tidak mengetahui bahwa Yusril bersama sejumlah tokoh pernah terlibat dalam upaya memulihkan perekonomian Indonesia yang sedang terpuruk setelah Presiden Soeharto lengser, demikian pribuminews. Selain sebagai guru besar hukum tata negara, Yusril juga dikenal memiliki pengetahuan yang luas dalam bidang agama Islam, menguasai beberapa bahasa asing, dan juga seorang aktor film yang pernah mendapat penghargaan internasional. Lantas, Ketua Umum PDIP dan Puan Maharani keahliannya apa ya? (rd)