Ramadhan Rakyat Indonesia Mendapat Suguhan "Kue" Nazaruddin

Rakyat Indonesia di bulan Ramadhan ini mendapatkan suguhan istimewa yaitu "kue" Nazaruddin, yang tertangkap di Kolombia. Tentu "kue" Nazaruddin ini akan meramaikan santap di bulan Ramadhan.

Mengapa Nazaruddin harus di tangkap di bulan Ramadhan? Mungkin supaya tidak banyak komentar dari rakyat. Karena puasa Ramadhan ini, kita di suruh jaga mulut.

Nazaruddin telah membikin porak-poranda Partai Demokrat dengan "nyanyian" nya yang sangat merdu, tentang uang hasil "korupsi", yang mengalir deras ke para elite Demokrat. Apakah nanti Nazaruddin akan "nyanyi" lagi? Atau kepulangan di bulan Ramadhan ini, saling maaf-maafan saja?

Kecuali Presiden yang sekaligus Ketua Dewan Pembina Susilo Bambang Yudhoyono langsungmembuka Rapat Koordinasi Nasional Partai Demokrat di Sentul, Bogor, Jawa Barat, membahas kepulangan Nazaruddin, yang pernah menjadi Bendahara Umum, Partai Demokrat.

Buron kasus korupsi wisma atlet Muhammad Nazaruddin tertangkap di Cartagena, Kolumbia Ahad malam. Ia tertangkap imigrasi setempat dan langsung dibawa ke Bogota, ibu kota Kolumbia. Mantan bendahara umum Partai Demokrat itu kabur sejak 23 Mei lalu.

Presiden SBY pun langsung merespons penangkapan kader Partai Demokrat itu. Saat buka puasa bersama di Mabes TNI, Cilangkap, Senin, 8 Agustus 2011, Presiden SBY mempersilakan KPK memproses kasus dugaan suap Nazaruddin sesuai dengan hukum yang berlaku. "Harapan saya proses penegakan hukum transparan, akuntabel serta objektif," kata Presiden SBY di Cilangkap.

Presiden berharap, Nazaruddin juga membuka selengkap-lengkapnya siapapun dan dari partai manapun yang terlibat dalam dugaan suap wisma atlet Palembang itu. "Demi tegaknya kebenaran dan keadilan mesti dibuka."

Selain itu, Presiden juga meminta agar Nazaruddin membuka dan menjelaskan kepada Dewan Kehormatan partai tentang keterlitan kader Demokrat dalam kasus suap menyuap itu. "Ini penting agar semuanya menjadi terang," ujarnya.

Sehingga, kata SBY, jika ada kader Demokrat yang berbuat tidak benar, maka sanksi harus diberikan dengan benar. Sebab, pemberian sanksi harus berpegang pada kebenaran. "Apa yang banyak sekali diangkat di media massa, percakapan warung kopi, kadang-kadang menurut pendapat saya sering ke sana kemari, sering dilebih-lebihkan dan belum berdasar pada fakta."

Inilah komedi Ramadhan yang disuguhkan kepada rakyat Indonesia, sambil menikmati santap buka dan sahur. Monggo. (mhn/tmp)