Seperti Bosnya, Menaker Hanif Pakai Jurus Ngeles Soal Serbuan Pekerja Kasar Cina

Pekerja-asal-ChinaEramuslim.com – Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans), Hanif Dhakiri membantah isu adanya serbuan (eksodus) tenaga kerja asing (TKA) asal China ke Indonesia.

“Terkait adanya isu soal serbuah TKA China itu tidaklah benar. Kita harus pastikan setiap TKA yang bekerja di Indonesia mengikuti prosedur pengurusan ijin kerja dan tidak melanggar aturan ketenagakerjaan,” ujar Menteri Hanif seperti dikutip dari laman setkab.go.id, Selasa (30/6).

Ia menegaskan, pihaknya sangat selektif dalam mengeluarkan Izin Memekerjakan Tenaga Asing (IMTA) untuk memastikan tidak adanya pelanggaran aturan ketenagakerjaan, terutama izin kerja selama di Indonesia.

Mengenai berbagai kasus-kasus TKA yang selama ini ramai diperbincangkan, salah satunya diantaranya adalah soal keberadaan TKA China yang bekerja di PT Cemindo Gemilang  dan  PT Cimona, di Lebak, Banten, yang diduga melakukan pelanggaran dengan jumlah TKA ilegal yang diperkiraan besar, Menteri Hanif membantahnya.

“Tidak benar ada eksodus karena kami cukup selektif mengeluarkan izin. Semua IMTA yang kami keluarkan  untuk kedua pabrik itu sifatnya sementara (masa kerja hanya 6 bulan). Setelah itu mereka harus angkat kaki. Lagipula, para TKA itu kan hanya kerja di tahap konstruksi, bukan produksi. Jika konstruksi kelar, mereka segera pulang,” tegas Hanif.

Apa yang dikatakan Hanif tentu tidak sesuai fakta lapangan. Karena Eramuslim memiliki seorang saksi mata yang sering ke lokasi perusahaan di Bayah, Pandeglang, di mana ribuan pekerja kasar Cina sudah bekerja di sana. Para pekerja Cina ini mengisi jabatan tertinggi sampai terendah. Ribuan pekerja Cina yang berada di level terendah sangat jorok, buang air besar dan kecil sembarangan, tidak bisa baca dan tulis, hanya bisa berbicara pakai bahasa Cina, dan selalu ketakutan jika melihat polisi. Yang terakhir ini didapat informasi jika sebagian pekerja kasar Cina tersebut sengaja diambil dari penjara-penjara di RRC untuk dipekerjakan di Indonesia. Inilah faktanya. (rz)