Syekh Imran Hossein: Dajjal Akan Muncul Dalam Kurun Waktu 25 Tahun Lagi


Sabtu malam, 11 Juni 2011, Forum Umat Islam Bogor menggelar acara Mabit dengan tema “The Future of Islam” di Masjid Raya Bogor. Tampil sebagai salah satu pembicara adalah Syekh Imran Hossein, pakar akhir zaman kelahiran Trinidad dan Tobago yang tengah melakukan kunjungan ke Indonesia.

Siapa tidak kenal beliau? Para pengkaji Akhir zaman maupun konspirasi sudah tidak asing kepada tokoh yang terkenal di seantero dunia lewat serangkaian analisanya mengenai fitnah akhir zaman.

Malam itu, Syekh Imran tampil dengan memakai penutup kepala memanjang khas syekh-syekh dari India. Pada acara yang dihadiri ratusan warga Bogor tersebut, Ulama kelahiran 68 tahun yang lalu ini menyatakan sistem dunia saat ini sudah dikuasai Israel.

“Israel sebetulnya sudah menguasai dunia sekarang, karena Israel menguasai Amerika Serikat. Tapi saat ini Israel menguasai dunia melalui belakang layar, besok tidak akan ada lagi layar.” Katanya dalam bahasa Inggris.

Jika situasi ini dibiarkan, Syekh Imran memprediksi bahwa kemunculan Dajjal sudah tidak akan lama lagi. Dajjal akan tampil seutuhnya dan umat Islam harus mempersiapkan diri.

“Ketika Israel menguasi dunia besok, seorang laki-laki akan tampil di Jerusalem dan mendeklarasikan dirinya adalah Al-Massih Sang Penyelamat. Saya memperhitungkan ini akan terjadi dalam kurun waktu kurang dari 25 tahun.”

Paparan Syekh Imran tentu mengagetkan para jama’ah yang hadir. Namun Ulama yang pernah menimba ilmu di Al Azhar Kairo ini meyakini bahwa kehadiran Dajjal sudah dinubuwahkan oleh Rasulullah SAW.

“Nabi saw telah menerangkan dia kepada kita. Dia adalah seorang Yahudi, muda, kuat dan rambutnya keriting. Dia adalah Al-Massih Ad-Dajjal.”

Kehadiran Dajjal, lanjut Syekh Imran, akan paralel dan simetris dengan diwujudkannya Tatanan dunia baru atau New World Order lewat jalan penguasaan sistem Politik Zionis Israel yang tengah dilancarkan Israel ke seluruh umat manusia sampai detik ini.

“Dalam rangka menguasai dunia, Israel harus membangun kediktatoran politik universal kepada seluruh manusia.” Sambung pria yang memutuskan keluar dari Pemerintahan Trinidad dan Tobago pada tahun 1985 dan memilih hidup di jalan dakwah ini. (pz)