NWO, Untold (5)

Eramuslim.com – Dari sejumlah dokumen yang dirahasiakan, banyak peneliti yakin jika Ordo Biarawan Sion ini masih eksis hingga sekarang, sebagai Persaudaraan Rahasia tentunya. Henry Linclon, penulis The Holy Blood Holy Grail berhasil bertemu dengan Gino Sandri, sekretaris pribadi Pierre Plantard yang diduga kuat merupakan Sekretaris Jenderal Biara Sion.

 

KESAKSIAN GINO SANDRI

Keterangan dari Gino Sandri, yang mengaku sebagai Sekretaris Jenderal Priory of Sion dan sekaligus sekretaris pribadi dari Pierre Plantard, agaknya harus dipaparkan juga di sini. Terlepas apakah Gino yang eksentrik dan ‘nakal’ ini—sesuatu yang oleh banyak peneliti dianggap gaya khas dari Biarawan Sion—bisa dipercaya atau tidak. Tidak ada yang mengetahui apakah Gino Sandri yang menghuni rumah yang jauh dari keramaian ini berbohong, memanipulasi informasi, atau berterus-terang soal Biarawan Sion. Atau mungkin semua keterangannya ini ada yang bohong dan ada pula yang benar. Beberapa peneliti kelompok esoteris seperti Lynn Picknett nyatanya telah bertemu dan mewawancarainya. Gino, menurut Picknett, memang ‘nakal’ dan ‘misterius’. Tim pembuat film dokumenter “The Sauniere Da Vinci (2006) juga menemui Sandri dan melakukan wawancara ekslusif dengannya. Keterangan Gino Sandri di bawah ini dikutip dari film dokumenter tersebut yang berisi wawancara cukup panjang dengannya:

Interview Gino Sandri (extrait) - L'arrivée de Pierre Plantard à  Rennes-le-château - YouTube

“…ketika menginvestigasi cerita tentang Rennes le Château di tahun 1970-an, suatu waktu saya bertemu dengan Perre Plantard.  Dalam waktu yang tidak terlalu lama akhirnya berkawan akrab, dan suatu hari saya diajak untuk bergabung dengan kelompoknya, Biarawan Sion. Dari tahun 1950 hingga 1955, Biarawan Sion tidak menjadi pembahasan umum, walau hal ini tidak berarti keberadaannya tidak dibahas dalam kelompok-kelompok tertentu. Saya ingin menekankan bahwa organisasi Biarawan Sion sama sekali tidak ada kaitannya dengan masalah politik, finansial, atau juga tidak ada kaitannya dengan keinginan mengembalikan Dinasti Merovingian, tidak juga dengan Eropa Barat.

…dalam masanya, Godfroi de Bouillon memang merupakan bagian dari kami walau dia adalah orang yang bermain di layar (maksudnya, Godfroi adalah anggota Biarawan Sion yang sengaja bermain di permukaan, bukan bagian dari yang tertutup atau anggota rahasia, penulis).

…masyarakat baru membahas keberadaan Biarawan Sion setelah tahun 1956, dan juga dikeluarkannya sebuah dokumen yang berisi nama-nama Grand Master-nya. Daftar Grand Master itu benar adanya tapi menurut saya terlalu di besar-besarkan. Kami sekali lagi menyatakan tidak terkiat dengan politik, kami hanya ingin menciptakan perdamaian di dunia yang terdiri dari beragam kelompok dan orang. Setelah kemunculan dokumen itu (The Dossiers Secrets) kami memang menjadi satu organisasi yang terbuka. Tapi sekali lagi ini sekadar organisasi layar yang diketahui orang banyak.

Sesungguhnya cerita tentang ini berawal dari tahun 1901, dari sebuah asosiasi di Annemase yang dipimpin tiga orang. Presiden Asosiasi adalah Andre Bonhomme dan Plantard menjadi sekretaris umumnya. Satu hari, Bonhomme memerintahkan kepada Plantard untuk membuat satu struktur organisasi layar (struktur organisasi yang sengaja ditampilkan ke khalayak luas, penulis) untuk mengetahui reaksi dari masyarakat. Ini seperti umpan. Plantard memang sengaja diumpankan. Sama seperti Rennes le Château dan Sauniére, yang memang kami buat seperti itu.

Rennes le Château memang istimewa dan memenuhi segala syarat yang dimiliki sebuah tempat yang penuh misteri. Ini semacam perangkap. Kita mempunyai semua bumbu penyedap. Gerard de Sede pun, oleh Plantard sendiri, sebelum menulis dua bukunya yang terkenal itu, telah diberi banyak data dan informasi yang antara lain terdiri dari 900 halaman dokumen bertuliskan tangan.

Buku de Sede yang pertama tentang Ksatria Templar dan yang kedua tentang harta karun di Rennes le Château. Bahkan dalam pembagian royalty buku tersebut, Gerard de Sede dan Plantard pun mendapat bagian. De Sede mendapat 35% sedangkan Plantard mendapat 65%-nya. Buku yang kedua, Le Tressoe Maudit, agaknya disengaja dibuat tipis agar murah harganya dan bisa dijangkau banyak orang. Banyak peneliti dan pencari harta karun yang akhirnya berdatangan ke desa ini.

Saya juga katakan bahwa Renes le Château merupakan bagian luar dari Priory of Sion. Kami sendiri sebenarnya tidak tertarik dengan misteri kuburan Yesus, juga tidak ikut-ikutan pada upaya menaikkan kembali monarki Perancis dengan Dinasti merovingiannya. Priory of Sion, dalam bagian lain, juga mutlak tidak berhubungan sama sekali dengan The Da Vinci Code. Itu hanyalah novel biasa. Kode-kode dan sandi-sandi yang ada di dalamnya juga sangat mudah untuk dibaca.Dan novel itu, The Da Vinci Code, juga telah mengatakan bahwa Opus Dei telah melakukan serangkaian pembunuhan (Gino tertawa). Priory of Sion sama sekali tidak berhubungan dengan semua ini…”