Blokade Zionis Bikin Gaza Gelap Gulita

gazaEramuslim.com – Krisis listrik di Jalur Gaza sangat mempengaruhi kehidupan warga Palestina sehari-hari. Dari mulai membuat makanan, mendapatkan perawatan medis hingga mencari nafkah.

Hal yang tentu berbahaya bagi aspek kehidupan lain. Pekan lalu, tiga bersaudara terbakar hidup-hidup setelah lilin yang mereka gunakan selama pemadaman listrik membakar rumah.

Gaza saat ini berada dalam jadwal delapan jam pemadaman dan delapan jam penerangan. Tapi hal itu tidak dapat diandalkan dan masih bisa berubah setiap waktu.

Permasalahan ada pada distribusi yang tidak merata, dan pemotongan hingga umumnya dua jam selama setiap rentang delapan jam. Pengeboman pembangkit listrik di Gaza pada 2006 membuat situasi penerangan semakin buruk sampai saat ini.

Pembatasan akses listrik yang diberlakukan sebagai bagian dari blokade pemerintah Israel di Gaza. Ditambah dengan sanksi-sanksi yang diberikan semakin menjauhkan harapan penduduk Gaza mencapai kesejahteraan.

Sementara itu, otoritas Palestina di Ramallah dan otoritas Hamas di Gaza telah berada pada jalan buntu untuk mencari jalan keluar mengatasi krisis yang terjadi. Pekan lalu pada saat pemakaman dari tiga bersaudara yang menjadi korban kebakaran, pemimpin senior Hamas Ismail Haniyeh menyalahkan krisis listrik pada kebijakan otoritas Palestina. Seperti memaksakan pajak bahan bakar dan menolak untuk membangun pipa gas guna meningkatkan kapasitas pembangkit listrik.

Al Jazeera (Selasa, 10/5) melaporkan gambaran langsung dari lapangan perihal kelangsungan hidup penduduk Gaza yang terbebani krisis listrik dengan cara berbeda. Salah satunya keluarga Al-Ararir Shujayea yang masih tinggal di karavan darurat yang dibangun di halaman rumah mereka setelah hancur di Distrik Shujayea. (jk/rmol)