Haniyah: Pemerintahan Persatuan Harus Tetap Lakukan Perlawanan Bersenjata

Perdana Menteri Hamas Ismail Haniyah mengatakan bahwa penandatanganan kesepakatan persatuan nasional merupakan langkah pertama menuju "jalan panjang", sembari menekankan perlunya untuk melestarikan perjanjian terkait pengalaman masa lalu.

Perdana menteri itu berbicara Sabtu kemarin (18/6) dalam sebuah peringatan menghormati salah seorang pendiri dan pemimpin Hamas yang baru saja wafat Muhammad Syam’a di Universitas Islam di Gaza.

Haniyah menekankan bahwa selama ada dukungan bangsa Arab, maka hal itu akan menjadi bencana bagi Gedung Putih.

"Kenyataannya bahwa pemerintah Palestina berhasil mendapatkan 25 juta dolar per bulan, hal itu berarti bahwa ada alternatif bantuan dari Arab yang nyata," kata Haniyah.

Perdana menteri Palestina tersebut menekankan perlunya untuk menghormati kehendak rakyat dan pluralitas dalam pemerintah sementara yang akan dibentuk.

Dia menambahkan bahwa salah satu penyebab perpecahan nasional adalah badan keamanan Otoritas Palestina. "Kami ingin layanan keamanan nasional tidak bekerjasama dengan penjajah Zionis, karena ini adalah salah satu alasan yang menyebabkan kekacauan di negara ini. Kami sedang mendiskusikan bagaimana memperkuat rekonsiliasi dan membentuk lembaga yang serius."

Haniyah menekankan perlunya untuk melestarikan jalan perlawanan, menambahkan, "Sebuah strategi nasional untuk mempertahankan perlawanan bersenjata itu harus ditetapkan.

Penamaan dasar untuk membangun pemerintahan masa depan, Haniyah mengatakan bahwa "sikap konsisten adalah dasar bagi identitas politik pemerintah manapun".

"Setiap pemerintah harus berkomitmen untuk konsisten membela rakyat dan harus tetap teguh pada tujuan dalam pelaksanaannya."(fq/pic)