Otoritas Palestina 'Kecam' Para Pemimpin Hamas Lewat Sinetron Komedi

Salah satu adegan dalam serial komedi "Tanah air di atas sehelai tali"Serial TV Palestina bertajuk "Tanah air di atas sehelai Tali " memicu kemarahan di antara para pejabat Hamas karena dianggap merusak dan merugikan dasar persatuan Palestina.

Departemen Penerangan Hamas di Gaza mengeluarkan pernyataan mengutuk serial TV komedi itu, yang disiarkan kanal televisi Palestina, yang berafiliasi dengan Otoritas Palestina (PA), dan menyerukan untuk melarang pemutaran serial komedi tersebut.

Menurut pernyataan departemen penerangan Hamas, serial ini menertawakan beberapa pejuang Hamas termasuk Perdana Menteri Ismail Haniyah.

"Kami menyerukan untuk menghukum semua orang yang bertanggung jawab atas ditayangkan serial ini dan mereka yang ikut ambil bagian di dalamnya karena telah menghina pejuang kemerdekaan yang telah memberikan hidup mereka untuk membela negara terhadap pendudukan Israel," kata pernyataan itu.

Penggambaran negatif dari para pemimpin Hamas, tambah pernyataan tersebut, memperdalam keretakan antara faksi-faksi Palestina.

"Serial tv ini adalah contoh dari propaganda hitam dan memiliki agenda tersembunyi yang bertujuan melukai persatuan Palestina."

Kementerian juga mengecam isi dari serial komedi yang menyajikan nilai-nilai yang bukan bagian dari Palestina atau masyarakat Islam.

"Serial seperti apa ini yang menyajikan disintegrasi moral, bukan nilai-nilai Islam dan nasional yang mulia atau tradisi Palestina yang positif," kata pejabat Hamas.

Pencipta serial komedi yang bernama Imad Farajin membantah tuduhan bahwa ia telah melayani otoritas Palestina atau mempromosikan ideologi pihak otoritas Palestina.

"Kami juga mengkritik pejabat dari PA termasuk Presiden Mahmud Abbas dan Perdana Menteri Salam Fayyad," katanya kepada acara TV Drama Ramadhan Al Arabiya.

Farajin menambahkan bahwa serial tersebutadalah sindiran politik dan itulah sebabnya menimbulkan kontroversi.

"Setiap pekerjaan yang baik untuk menciptakan kontroversi dan ini adalah pertama kalinya dalam lima tahun yang kita lihat rangkaian yang mempengaruhi audiens Palestina seperti ini."

Farajin mencatat bahwa drama TV Palestina biasanya tidak memiliki dana, tidak diberi kesempatan yang tepat untuk memajukannya dan itulah sebabnya ketika serangkaian serial yang baik dibuat, harus dipuji bukan dikecam.

"Jenis pekerjaan ini harus dilindungi karena mereka sangat penting bagi rakyat Palestina."

Penulis skenario Salah al-Deeri menggambarkan perdebatan yang sengit tergugah komedi sebagai "palsu" dan memuji seri atas analisisnya pada beberapa isu yang menyangkut Palestina.

"Serial ini yang paling populer di kalangan penonton Palestina karena menangani keprihatinan mereka dengan cara komik yang sorakan mereka dan memberi mereka harapan," kata Salah al-Deeri dalam artikelnya yang diposting di Palestina Maan News Agency.

Deeri menambahkan bahwa serial tv ini mungkin mengkritik beberapa tokoh masyarakat tetapi tidak pernah mengutuk siapa pun.

"Serial ini bertujuan untuk meniup peluit pada aspek-aspek negatif yang sudah orang Palestina mengasyikkan."(fq/aby)