Ribuan Warga Zionis Serukan Netanyahu Mundur dan Akhiri Perang

epa04643700 Activists with the organization Code Pink block the doors of the Washington D.C. Convention Center during the annual American Israel Public Affairs Committee (AIPAC), in Washington, DC, USA 01 March 2015. CODEPINK claims the protest is in response to Israel’s policies towards Palestinians and what they say is AIPAC’s collusion in implementing those policies. Hosted by the American Israel Public Affairs Committee, AIPAC is said to be the largest gathering of America's pro-Israel community.  EPA/PETE MAROVICH
Ilustrasi

Eramuslim.com – Ribuan orang Zionis Israel melakukan aksi demo pada Sabtu (24/10) malam di Tel Aiv, wilayah Palestina terjajah tahun 1948, memprotes tidak adanya keamanan di dalam entitas Zionis, di tengah-tengah berlanjutnya intifadhah al Quds di hari yang ke-24 secara berturut-turut.

Ribuan orang yang turut dalam aksi demo yang diserukan oleh gerakan “Peace Now” Israel ini meminta kepada Perdana Menteri Benjami Netanyahu untuk mundur. Mereka membentangkan sejumlah slogan yang menegaskan kegagalan Netanyahu dan memintanya pulang saja ke rumahnya.

Para demonstran berkumpul di Robin Square dengan mengusung slogan utama “Tak Ada Keamanan Tanpa Solusi Politik. Mereka mengatakan, “Kami ingin perdamaian dan kesejahteraan. Bukan agresi dan perang.”

Mereka menyebut pemerintah Netanyahu adalah pemerintahan “rasis”. Pemeritah kali ini tidak mendatangkan keamanan dan juga perubahan. Mereka mengatakan, “Kita harus berusaha untuk mewujudkan solusi politik yang bisa menghentikan kontrol Israel atas jutaan orang Palestina dan menghentikan konflik berdarah.

Ketua Partai Miretz Zionis yang menjadi anggota Knesset, Rahava Galon, dalam aksi demo tersebut mengatakan, “Dari sini saya katakan bahwa PM telah gagal memberikan keamanan pribadi kepada warga Israel. Sekarang adalah waktunya untuk menyingkir dan bertanggung jawab, dia telah merugikan semua orang di seluruh penjuru negeri.”

Sejak awal Oktober, sudah 10 orang Zionis tewas dan 239 lainnya luka-luka. Tercatat telah terjadi 1212 peristiwa pelemparan batu, 39 peristiwa penembakan, 54 aksi penikaman dan penabrakan, dan 39 peristiwa serangan molotov, sebagaian bagian dari intifadhah al Quds, yang terjadi setelah terjadinya eskalasi serangan terhadap masjid al Aqsha dan terhadap warga al Quds, yang puncaknya adalah pembakaran keluarga Dawabisyah.(ts/infopalestina)