Setelah Sri Lanka, Giliran Djibouti Jatuh di Perangkap Utang Cina

Tetapi perkembangan yang paling penting di Djibouti – dan yang paling mengkhawatirkan bagi Amerika Serikat – adalah pangkalan militer luar negeri pertama Cina, yang terletak 6 mil dari pangkalan permanen militer AS di Afrika. Dari Camp Lemonnier, di mana sekitar 4.000 pasukan AS ditempatkan, Amerika Serikat mengoordinasikan operasi di “area permusuhan aktif” di Somalia dan Yaman.

Pada tahun lalu, para diplomat dan jenderal AS telah semakin khawatir pangkalan itu akan memberikan pijakan bagi Cina di Selat Bab el-Mandeb, sebuah chokepoint strategis dalam perdagangan maritim internasional. Sekitar 4% dari pasokan minyak global melewati jalur air yang menghubungkan Teluk Aden dengan Laut Merah ini setiap tahunnya.

Jenderal Thomas Waldhauser, yang memimpin Komando Afrika AS, mengatakan agar Amerika Serikat “Hati-hati memantau perambahan Cina dan kehadiran militer yang muncul” di Djibouti. Hubungan lokal antara dua kekuatan besar ini telah menjadi sangat tegang pada tahun 2018, dengan masing-masing keluhan terhadap satu sama lain.

Cina pada bagiannya, menyatakan bahwa fasilitas angkatan laut akan berfungsi sebagai pusat logistik untuk misi-misi anti pembajakan, kemanusiaan, dan evakuasi darurat. Latihan amunisi hidup yang dilakukan di pangkalan harus ditafsirkan sebagai latihan yang “sah dan masuk akal” untuk operasi kontraterorisme, seorang komentator mengatakan kepada Global Times milik negara.

Seorang perwira intelijen Angkatan Darat India yang sudah pensiun mencatat pada September lalu bahwa fasilitas seluas 200 acre itu mencakup setidaknya 10 barak, satu depot amunisi, dan sebuah helipad. Empat lapis pagar pelindung mengelilingi perimeter; dua pagar dalam memiliki tinggi delapan hingga 10 meter dan bertabur dengan pos penjaga.

Basis logistik itu ternyata merupakan sebuah benteng yang dapat menampung ribuan tentara. Lebih dari 2.500 personil penjaga perdamaian Cina telah ditempatkan di negara-negara seperti Sudan Selatan, Liberia, dan Mali.