Thaha Yasin: Syiah Iran Akan Sabotase Pelaksanaan Ibadah Haji 2016

MECCA, SAUDI ARABIA - JANUARY 17: Muslim pilgrims pray at the holy Kaaba at Mecca's Grand Mosque during the annual hajj rituals January 17, 2005 in Mecca, Saudi Arabia. Officials say over 1.6 million worshippers have come from abroad for this year's haj, a once in a lifetime duty for every able-bodied Muslim. (Photo by Abid Katib/Getty Images)
MECCA, SAUDI ARABIA – JANUARY 17: Muslim pilgrims pray at the holy Kaaba at Mecca’s Grand Mosque during the annual hajj rituals January 17, 2005 in Mecca, Saudi Arabia. Officials say over 1.6 million worshippers have come from abroad for this year’s haj, a once in a lifetime duty for every able-bodied Muslim. (Photo by Abid Katib/Getty Images)

Eramuslim – Wakil Presiden Organisasi Eropa untuk Hak Asasi Manusia, Taha Yasin, memperingatkan Kerajaan Arab Saudi untuk mewaspadai antek-antek intelejen Syiah Iran di negara-negara kawasan, setelah adanya informasi mengenai rencana sabotase kemanan yang akan dilakukan selama musim ‘Itikaf di bulan suci Ramadhan dan ibadah haji.

“Arab Saudi harus segera mengambil langkah-langkah keamanan yang diperlukan untuk menjamin keamanan dan ketertiban ritual ibadah ‘Itikaf di bulan suci Ramadhan dan ibadah haji di bulan Dzulhijah mendatang,” ujar Taha kepada CNN.

Taha menuding bahwa pihak intelejen Syiah Iran berusaha memanfaatkan musim haji untuk tujuan politik dan mengacaukan keamanan di Arab Saudi. “Hal ini dapat kita lihat bagaimana jamaah haji asal Iran tiba-tiba merubah jalur satu arah dalam insiden di Muna pada tahun 2015 kemarin.”

“Sebagai Muslim yang baik kami mengecam sikap keras kepala pemerintah Syiah Iran yang mencegah warganya untuk menunaikan ibadah haji di tahun 2016 ini. Akan tetapi Kerajaan Arab Saudi juga harus berhati-hati terhadap tujuan tersembunyi  pemerintahan Ali Khamenei dalam ritual ibadah haji,” Taha menekankan.

Menurutnya meskipun Iran tidak mengirimkan jamaahnya di tahun ini, sudah menjadi kewajiban bagi pemerintah Saudi untuk mewaspadai sel-sel tersembunyi pasukan Garda Revolusi yang banya tersebar di negara-negara tetangga. (Cnnarabic/Ram)