Sai Baba, Teologi Yahudi, dan Zionisme

Pupus sudah prediksi pria berambut Kriting yang sering dianggap Dajjal dan Tuhan oleh sebagian kalangan itu. Seperti dikutip dari http://www.sathyasai.org, Sai Baba pernah menyatakan bahwa akan mangkat di tahun 2030 tepat di usianya yang ke 96 pada tahun 2022 Masehi. Namun apa hendak dikata, Allah punya kehendak lain. Sai Baba dipanggil terlebih dahulu tanggal 24 April 2011, kemarin.

Sai Baba yang katanya bisa membangkitkan orang yang sudah mati itu, meninggal pada hari Ahad karena gagal banyak organ tubuh di rumah sakit dekat pusat kegiatan spiritualnya di desa Puttaparti, di negara bagian Andhra Pradesh. Ironisnya, ia dirawat beberapa minggu sebelumnya dalam kondisi kritis dan selama masa itu ia harus menggunakan mesin penunjang hidup. Iya ditengah daulat manusia kepada Sai Baba yang dipercaya bisa menghidupkan orang mati.

Sai Baba selama ini memang menyita perhatian publik. Ia dikatakan memiliki “mukjizat” hingga membuat orang terkagum-kagum. Sai Baba (Sathya Baba) pun mengaku hasil dari reinkarnasi Shirdi Baba, seorang filsuf dan mahayogi, yang meninggal dunia pada 1918. Dari sinilah titik awal Sai Baba mendaulat diri sebagai reinkarnasi manusia suci.

Shirdi Sai Baba pernah berkata kepada para pengikutnya, bahwa setelah supreme-being (tuhan) meninggalkan jasadnya, suprime-being tersebut akan menjelma kembali, delapan tahun setelah kematiannya. Maka ketika Shirdi Sai Baba meninggal pada tahun 1918, delapan tahun setelahnya atau tepatnya pada tahun 1926 lahirlah Sathya Sai Baba yang dianggap sebagai avatar yang kedua.

Oleh karena itu, sebelum kita mengetahui jatidiri Sai Baba, ada baiknya kita mengenal Shirdi Baba, tokoh yang katanya menjelma menjadi Sai Baba, Sang Mesiah Palsu.

Jejak Kesesatan Shirdi: Memadukan Hindu dan Islam.

Shirdi Baba lahir pada tanggal 28 September 1838, di Shirdi, India dan meninggal pada tanggal 15 Oktober 1918. Berbeda dengan Sai Baba yang kental agama Hindu, Shirdi Baba adalah seorang muslim. Semasa hidupnya ia banyak tinggal di Masjid Dwarakamayi di Desa Shirdi, Distrik Ahmednagar, Maharashtra, India.

Pada awal perkembanganya, banyak umat Hindu dan Muslim menjadi pengikutnya. Pengikut Shirdi Baba menganggapnya sebagai seorang Awatara/avatar, yakni sebutan untuk Keilahian yang muncul di dunia untuk menuntun umat manusia pada kebenaran, dalam sejarah agama-agama dunia biasa disebut sebagai santo ataupun seorang Budha. Namun, jika Tuhan sendiri yang muncul kedunia secara fisik, ia disebut sebagai Purna Avatar.

Shirdi Baba juga adalah orang yang sesat. Ia mendorong pengikutnya untuk berdoa atas nama Hindu dan Islam. Shirdi bersama para anggotanya menyanyikan nama-nama Tuhan yang manapun, membaca Al-Fatihah, mempelajari kitab suci Al-quran sekaligus memadukannya dengan teks-teks Hindu seperti Ramayana, Wisnu Sahasranam (Seribu Nama Wishnu), Bhagavad Gita, Yoga Wasista. Oleh karena itu ia menegaskan bahwa ajarannya adalah perpaduan Tauhid dan Advaita Vedanta.

Kehidupan dan tingkah laku Shirdi Baba cukup misterius. Kadang-kadang orang terdekatnya tidak mengerti makna apa yang ia lakukan. Shirdi Baba juga kerap membuat dhuni (tempat pembakaran kayu) di Masjid Dwarakamayi yang menghasilkan udhi (abu suci), yang bermakna bahwa untuk bisa memasuki Rumah Tuhan, seseorang haruslah juga membakar egonya hingga hancur seperti abu.

Tak berbeda dari penerusnya Sathya Sai Baba, ia juga konon bisa melakukan "mukjizat" antara lain menyembuhkan wabah kolera dengan udhi-nya (abu suci), menyelamatkan para pengikutnya dari musibah, mengubah air menjadi minyak, ia mempunyai kemampuan memahami bahasa binatang, juga berbicara dalam berbagai bahasa.

Selain itu keunikan –tepatnya keanehan- lain dari Shirdi Baba, terkadang ia meminta sedekah kepada bhaktanya (orang yang mengikuti jalan bhakti penyembah Tuhan)yang satu tetapi menolak menerima sedekah dari bhaktanya yang lain. Ia mengatakan meminta sedekah untuk mengambil keterikatan bhaktanya.

Lalu, cara Shirdi Baba memberkati bhaktanya juga cukup unik, ia tak segan-segan mengatakan kepada bhaktanya: “Semoga kamu mati”, “kamu anjing”, “kamu keledai”. Saat ditanya tentang maknanya, ia berkata: “semoga kamu mati” adalah arti dari semoga keseluruh keinginan, kemarahan dan keterikatanmu hancur.

Sedangkan, “kamu anjing” berarti semoga kamu memiliki iman, kepercayaan dan kesetiaan seperti anjing. Lalu untuk kata “kamu keledai” hal itu berarti melayani tanpa mengharapkan penghormatan. Sungguh Aneh.

Kisah Klaim Sathya Baba sebagai Reinkarnasi Shirdi

Setidaknya kasus klaim Sathya Baba menyatakan diri sebagai reinkarnasi Shirdi Baba ada dalam tiga versi. Versi pertama terjadi tepatnya pada bulan Mei 1940. Kala itu Sai Baba yang berumur 14 tahun, menyatakan dirinya sebagai reinkarnasi dari seorang mistikus sufi yakni Shirdi Baba. Dari situ ia kemudian memakai nama Sathyanarayana, yang kini lebih popular disebut Sathya Baba atau Sai Baba. Sejak saat itu, banyak orang datang untuk menantang klaimnya sebagai reinkarnasi Shirdi Baba.

Uniknya, para anggota keluarga Sathya Baba dan tetangga juga tidak yakin akan kereinkarnasian Sai Baba. Mereka mendekati Sathya Sai Baba muda dan berkata, "Jika kamu adalah Sai Baba dari Shirdi, beri kami beberapa bukti. “Beri aku bunga melati itu," kata Sathya muda. Setelah menerima bunga melati tersebut, ia melemparkannya ke lantai. Bunga-bunga, menurut mereka yang hadir, secara ajaib mengatur diri mereka sebagai membentuk kata “Sai Baba” dalam huruf Telugu. Sejak saat itulah ia berhenti bersekolah dan memulai menjalankan misinya.

Lalu, suatu hari ada pula seseorang bertanya kepada Sathya Sai Baba; apakah kamu Tuhan? Sathya Sai Baba menjawab; “Ya, Aku Tuhan dan kalian juga Tuhan. Perbedaanya antara Aku dan kalian dimana Aku menyadarinya, sedangkan kalian tidak."

Namun dalam catatan lain disebutkan bahwa klaim Sai Baba sebagai jelmaan Shirdi Baba terjadi dalam ceramah tahun di 1963, ini disebut versi kedua. Kala itu ia menyatakan diri sebagai reinkarnasi dari Shiva dan Shakti. Dalam ceramah yang sama Sathya Baba berkata bahwa Shirdi Baba adalah inkarnasi dari Shakti..

Akan tetapi, menurut artikel Donald Taylor tahun 1987 berjudul ”Charismatic Authorityin the Sathya Sai Baba movement”, deklarasi Sathya Sai Baba tahun 1963 bahwa ia adalah hasil reinkarnasi adalah strategi palsu lagi picik dari Sathya Sai Baba untuk memicu permasalahan mengenai rangkaian usahanya. Dari sini pula benih-benih kepalsuan Sai Baba semakin tercium.

Versi ketiga, yang juga masih kontroversi, adalah bahwa awal-awal keanehan Sathya Baba sebagai pelanjut tongkat estafet Sai Baba dari Shirdi sudah nampak saat ia lahir pada tahun 1926. Sang Ibu, Eswaramma, menyatakan konon Sai Baba lahir tanpa melalui proses pembuahan biologis biasa. Eswaramma menceritakan,

"Saya telah bermimpi tentang Dewa Sathya Narayana dan Dia mengingatkan saya bahwa saya tidak boleh takut jika sesuatu terjadi kepada saya melalui Kehendak Tuhan.

Pagi itu ketika saya masih menimba air di sumur, cahaya biru berbentuk bola besar datang bergulir ke arah saya dan saya terjatuh pingsan. Saya merasa cahaya itu meluncur ke dalam diri saya".

Disebabkan peristiwa tersebut Eswaramma kemudian mulai mengandung bayi yang dikemudian hari dikenal sebagai Sathya Sai Baba. Easwaramma tidak menceritakan kejadian tersebut kepada siapapun kecuali pada Ibu mertuanya, tetapi ia menyuruhnya untuk menyimpan cerita tersebut.

Hal ini masih sukar untuk dibuktikan, karena peristiwa itu hanya Eswaramma yang tahu. Entah apakah hal ini adalah kisah yang dibuat-buat oleh keluarga Baba untuk melegitimasi kesaktian Baba atau ada misi-misi pribadi untuk mengangkat nama Sathya Baba kecil. Namun kontroversi itu terus belangsung dan bergema pada masyarakat India.

Sai Baba dan Teologi Kabbalah

Terlepas akan hal itu, Sai Baba kini telah datang dengan ajaran yang sangat kental akan warna teologi Yahudi. Ia menjadi perpanjangan tangan dari Zionisme Internasional dalam menancapkan pemahaman kabbalah kepada seluruh manusia demi membentuk New World Order.

Biara tempat ia dipuja dipenuhi dengan lambang bintang david dan simbol zionisme lainnya. Baba pun menyampurkan agama-agama yang ada seperti semangat perenialisme Rene Geuneon dan Fritjof Schuon, dua teosof yang katanya masuk Islam namun tidak lain anggota Secret Societies Perancis.

Warna Kabalah juga kuat dalam ajaran Sai Baba. Ia tidak mengakui adanya Tuhan yang satu. Ketika ia menyadari -termasuk para pengikutnya seperti Anand Khrisna- bahwa ajarannya berkiblat ke theosofi, ia memiliki cara untuk menutupi hal itu.

Awalnya Sai Baba berkelit bahwa ajaran yang disebarkannya tidak lain adalah konsep pelatihan yoga. Ia juga banyak terlibat kepada kegiatan sosial- kemasyarakatan untuk membuktikan ajarannya “ramah” terhadap akidah. Mereka mendirikan sekolah gratis, rumah sakit, dan santunan kemiskinan bagi rakyat India dan Negara lainnya.

Sebagai contoh, pada tahun 1977 di India dibuka “The Sri Sathya Sai General Hospital” di Whitefield, Bangalore, yang menyediakan operasi yang kompleks, makanan dan obat-obatan bebas biaya. Rumah sakit itu telah merawat lebih dari 2 juta pasien.

Sri Sathya Sai Central Trust juga mendirikan beberapa rumah sakit umum, dua rumah sakit khusus, rumah sakit mata, apotek dan menyelenggarakan kamp medis di pedesaan dan daerah kumuh di India.

Maka tak heran banyak orang tertipu dengan jargon amaliyah Sai Baba. Tercatat, pada tahun 1999, Sai Baba diperkirakan memiliki pengikut tak kurang dari enam juta orang.

Namun jika kita teliti mendalam, hakikat sesunguhnya dari ajaran Sai Baba adalah paham teologi Yahudi yaitu teosofi. Konsep ketuhanan Sai Baba adalah non tuhan dan ini merupakan konsep abadi ketuhanan Yahudi dimana mereka sendiri yang mendaulat diri menjadi Tuhan layaknya humanisme modern saat ini. Itulah mengapa pada akhir ritual para pengikut Sai Baba sering menyebut kata-kata "Panggillah aku dengan nama Tuhanmu".

Konsekuensi logis akan hal ini adalah bahwa agama tidak lagi menjadi penting. Permurtadan tidak lagi divonis dosa, sekalipun baginya tidak perlu lagi berpindah agama karena bagi Sai Baba; "There is only one religion, the religion of love, there is only one language, the language of the heart, there is only one caste, the caste of humanity, there is only one God, He is omnipresent".

Momentum ajaran Sai Baba semakin menjalar ke seluruh India karena tidak lain semangat akan mistisme Hindu yang serupa dengan Yahudi. Ideologi penyatuan diri antara zat tuhan dengan makhluknya (emanasi), semua agama sama benarnya (perenialisme teosofis), paham reinkarnasi, dan konsep penyatuan diri dengan alam (platonik) adalah ciri khusus dari pria yang konon lahir dengan tidak menangis ini.

Selain itu, ajaran Sai Baba juga menggiring manusia untuk menerima doktrin-doktrin Yahudi yang tertuang dalam protokolnya. Paham iluminasi dan ideologi masoniknya yang meyakini manusia adalah tuhan sebenarnya akan sangat mudah diterima jika seseorang telah tersesat akidahnya dan membenarkan ajaran Sai Baba. Dan ujung dari semua itu adalah dukungan penuh serta penerimaan total terhadap Zionisme. (pz)